Chapter 28

87 16 0
                                    

WELCOME TO THE DARKNESS!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WELCOME TO THE DARKNESS!

Jika terdapat kata atau adegan yang kurang pantas mohon untuk tidak di contoh.

Noted: sebelum mulai membaca mohon untuk memberikan dukungan dengan vote dan comment positive dicerita ini. Terimakasih.

***

Semak-semak yang bergoyang mengikuti arah angin membuat suasana semakin terasa sejuk walaupun hati mereka masih dilanda rasa amarah. Sudah 5 menit berlalu tapi belum juga ada yang membuka suara, ketiganya masih nyaman dengan lamunan masing-masing sampai terdengar ketukan dari pintu besi itu. Spontan Rana dan Valesha saling berpandangan, apakah ada orang lain yang tau tempat ini? ataukah kepsek yang sudah tau masalah Valesha?

"Lo bukain gih." ucap Valesha menunjuk dengan dagunya.

"Kenapa harus gue? kan ada Kyra." balas Rana yang sekarang malah menyilangkan kakinya. Sontak hal tersebut membuat cewe itu menatapnya dengan tajam.

"Coba ngomong sekali lagi?" saut Valesha menantang seraya menggulung lengan seragamnya. Bukannya menimpali dengan kesal Rana malah tertawa lepas sampai memegang perutnya karena sedikit keram.

"Lucu lo sekarang posesif banget sama adenya." dan ucapan Rana layaknya mantra bagi Valesha yang membuat dirinya langsung mengantupkan bibirnya rapat-rapat. Ia baru tersadar bahwa semua sikap dan perkataannya sangatlah berlebihan belakangan ini. Sedangkan Kyra yang sekarang sudah senyum-senyum salah tingkah membuat Valesha mengambil ponselnya untuk mengalihkan rasa malu pada dirinya sendiri.

"Santai aja kali Va, tegang amat. Lagiankan emang itu ade lo." Saat pintu besi dengan suara decitan tersebut terbuka terpampang jelas disana Arsenio dan Arzan dengan Javas dibelakang tampak menampilkan mimik wajah yang sama. Datar. Tapi yang jadi pertanyaan, buat apa mereka kesini?

"Ngapain?" tanya Rana masih menghalangi mereka untuk masuk dengan berdiri di pintu. Tatapan cewe itu tidak lepas dari Javas yang menenteng paper bag cokelat.

"Kalau Javas masuk gue cabut dari sini." seru Valesha dari belakang tubuh Rana membuat ketiga cowo itu menatapnya dalam. Sebelum cewe itu beranjak dari duduknya Arsen buru-buru menerobos Rana dan menggenggam pergelangan tangan Valesha yang membuat cewe itu berhenti melangkah.

"Gue minta tolong sama lo untuk disini dulu. Javas dateng buat jelasin semua kesalah pahaman yang terjadi." jelas Arsen yang malah dibalas kekehan sinis cewe itu.

"Gue kira lo pinter Sen. Tapi liat sekarang? bodoh banget, bisa-bisanya lo percaya sama pengkhianat Geng lo sendiri. Terus sekarang dengan sok taunya lo bilang gue sama dia salah paham. Emangnya gue sama Javas ada hubungan apa sampe ada salah paham? bukannya hubungan gue dan dia sebatas orang asing?" cecar Valesha walaupun terlihat matanya sedikit berkaca-kaca. Demi Tuhan Valesha mencoba untuk tetap pada pendiriannya agar terlihat kuat dan baik-baik saja. Dengan kuat dirinya menghentakkan genggaman Arsen sampai terlepas dan ia mulai melangkah untuk pergi.

KILL the PAST [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang