Chapter 9

405 42 2
                                    

WELCOME TO THE DARKNESS!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WELCOME TO THE DARKNESS!

Jika terdapat kata atau adegan yang kurang pantas mohon untuk tidak di contoh.

Noted: sebelum mulai membaca mohon untuk memberikan dukungan dengan vote dan comment positive dicerita ini. Terimakasih.

***

Kejadian siang tadi terus-menerus mengganggu kinerja otak cewe itu. Ia masih memikirkan bagaimana nasibnya jika saja Tuhan tidak mengirimkan cowo tanpa nama itu untuk membantu dirinya, mungkin saja ia yang sudah berakhir tragis di aspal hitam yang panas itu tanpa keluarganya tahu. Belum lagi ia juga harus memikirkan permasalahan Kyra yang akhir-akhir ini seringkali tertangkap mempunyai luka baru di tubuhnya. Hal itu cewe ketahui dari asisten rumah tangga di rumahnya yang dulu.

Cewe itu memijat keningnya yang sangat pening dan menyesap segelas wine di atas meja kerjanya. Sampai pandangannya terkunci pada satu dokumen yang terlihat berbeda dengan dokumen yang lainnya. Belum sempat dirinya menyentuh dokumen tersebut Dawson sudah lebih dulu membuka pintu dengan raut wajah super cemas.

"Maaf Nona saya lancang masuk. Tapi sejak tadi saya sudah mengetuk dan tidak ada jawaban." jelas Dawson sebelum Valesha menyemprotnya dengan perkataan yang tajam.

"Ada apa?"

"Tuan Nicholas sudah menunggu di ruang keluarga."

Mendengar hal itu spontan cewe itu membereskan beberapa dokumen yang harus dia sembunyikan dan beberapa alkohol di ruangannya. Kenapa pria tua bangka itu harus datang secara dadakan layaknya seseorang yang sedang menyidak bandar narkoba.

"Tolong bereskan semuanya dan jangan sampai Opah tau." perintah Valesha dan berjalan keluar ruangan dengan detak jantung yang berdebar tidak karuan. Ini hanya pertemuan seorang kakek dengan cucunya. Tapi rasanya seperti bertemu dengan maut.

Di ruang keluarga terlihat Nicholas yang sedang menyesap segelas kopi hitam dengan majalah di tangannya. Bagaimana bisa pria tua itu masih terlihat menawan walaupun sudah mempunyai cucu yang sudah beranjak dewasa. Apakah semua itu karena pengaruh uang? jawabannya sudah pasti iya, dan jika jawaban dari Opahnya adalah kuncinya tetap bersama dengan Omahnya.

Valesha mengambil posisi di hadapan Nicholas. Saat ini mereka hanya di pisahkan oleh meja panjang berwarna putih. Tapi cewe itu berharap mereka dipisahkan oleh dinding tebal untuk saat ini.

"Bagaimana kabar mu?" pria itu melepaskan majalahnya dan memfokuskan pandangannya hanya kepada cucu semata wayangnya. Nicholas sangat menyayangi Valesha melebihi dirinya sendiri atau bahkan nyawanya sendiri.

"Baik. Kayanya aku gaperlu tanya kabar Opah karena sudah terlihat baik-baik saja bukan?" balas Valesha membuat Nicholas terkekeh. Cucunya sangatlah tidak suka berbasa-basi persis seperti anaknya, Arina.

KILL the PAST [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang