Chapter 11

452 46 1
                                    

WELCOME TO THE DARKNESS!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WELCOME TO THE DARKNESS!

Jika terdapat kata atau adegan yang kurang pantas mohon untuk tidak di contoh.

Noted: sebelum mulai membaca mohon untuk memberikan dukungan dengan vote dan comment positive dicerita ini. Terimakasih.

***

Setelah kejadian malam itu seluruh anak buah di bawah naungan Valesha Helios berkumpul di salah satu ruangan bawah tanah di mansion miliknya. Ya, cewe itu sudah memiliki sebuah mansion yang hanya dirinya sendiri yang mengetahui, keluarga maupun sahabat tidak ada yang mengetahuinya. Pindah ke penthouse hanya sebuah formalitas semata karena jika sejak dulu dirinya menempati mansion tersebut akan banyak sekali pertanyaan yang muncul dari Omah dan Opahnya.

Bahkan kekayaan Valesha bisa menandingi Nicholas, keluarga yang kekayaannya tercatat secara data di urutan nomor 4 di dunia. Aset dan harta yang cewe itu miliki benar-benar tidak terhitung. Jika di tanya dari mana itu semua berasal jawabannya adalah kekayaan Arina yang tidak banyak orang ketahui ditambah dengan kepintaran Valesha yang mengelolanya dengan sangat baik.

Di dalam ruangan yang berdominan berwarna hitam dengan sedikit pencahayaan yang ada terdapat satu meja panjang yang dikeilingi oleh banyak bangku di isi oleh inti-inti kepala anak buah Valesha. Mereka semua adalah orang-orang yang sudah bekerja dengan Arina di masa lalu, dan sekarang akan di teruskan oleh cewe itu.

"Kalian saya kumpulkan di sini bukan tanpa alasan." buka Valesha yang duduk di tengah meja panjang dengan sorot mata tajam.

"Mulai hari ini akan ada banyak pekerjaan untuk kalian dan untuk tim akan di bagi nantinya oleh Dawson. Ingat, saya benci ketidak sempurnaan. Jangan ceroboh atau kalian yang akan mati." ujar Valesha.

"Lebih berhati-hati dan main secara bersih tanpa meninggalkan jejak. Paham?"

"PAHAM!" jawab mereka serempak.

"Tidak perlu terlalu terburu-buru. Nikmati saja ketika kalian mulai melakukan semuanya karena saya ingin kalian menganggap pekerjaan ini sebuah game. Yang mati di awal permainan adalah seorang pecundang."

"Jangan lupakan prinsip kita: death slowly enjoys the pain and pain that exceeds the injustice in the world." ucap Valesha berdiri dari duduknya.

"Jika salah satu dari kalian membutuhkan beberapa fasilitas bisa langsung memberi tahu Dawson. Jangan mengecewakan saya atas pekerjaan kalian semua."

"Dan satu lagi. Pengkhianat akan mati di tangan saya." dan secara tiba-tiba Valesha mengeluarkan satu buah pistol dari balik tubuhnya. Tatapannya tertuju pada satu pria muda di ujung meja yang sejak tadi terus menunduk menghindari kontak mata dengannya.

Cewe itu mengarahkan pistol ke arah pria tersebut, membidiknya dan menekan pelatuk hingga pistol menembak sempurna.

DOR!

KILL the PAST [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang