Chapter 3

552 62 5
                                    

WELCOME TO THE DARKNESS!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WELCOME TO THE DARKNESS!

Jika terdapat kata atau adegan yang kurang pantas mohon untuk tidak di contoh.

Noted: sebelum mulai membaca mohon untuk memberikan dukungan dengan vote dan comment positive dicerita ini. Terimakasih.

***

Setelah berpergian dengan Rana untuk mencari sepatu, tibalah sekarang Valesha dirumah yang penuh dengan 'kenangan menyakitkan'. Karena dirasa sudah tidak ada lagi yang tertinggal di dalam mobil, ia berjalan ke arah pintu rumah dan memencet bell.

Asing. Itulah yang ia rasakan setiap kali menginjakkan kakinya dikediaman Danial.

Ada begitu banyak trauma yang ia simpan saat ingin membuka pintu rumahnya. Bayang-bayang masa kecilnya terus berputar tanpa henti yang membuatnya merasa pusing dan sesak nafas seketika.

Ketika ia sedang berusaha mengendalikan dirinya, tiba-tiba wanita paruh baya membukakan pintu untuknya dengan penuh semangat dan senyum yang terpancar diwajah lelahnya.

"Non Vale akhirnya pulang juga," ucap bi Asri yang langsung mendekap tubuhnya dengan erat, "bibi kangen banget, rumah rasanya sepi ga ada non." lanjutnya yang hanya dibalas senyuman oleh Valesha.

"Siapa yang menyuruh mu membuka pintu tanpa seizin saya Asri." ucap seseorang bernada dingin.

"Pak Dan-ial? tapi saya buka pintu untuk non Vale." bi Asri yang merasa takutpun nadanya terdengar bergetar tetapi jari-jarinya terus menggenggam tangan Valesha erat.

"Dia yang memilih untuk tidak pulang, jadi seharusnya sebelum dia masuk kamu izin dengan saya." Danial terus menatap Valesha dalam dan tajam.

Valesha yang masih mencoba mengatur detak jatungnya pun merasa tidak terlalu perduli apa yang di katakan papahnya. Dadanya semakin sesak. Dan sesuatu yang hangat memaksa keluar dari hidungnya.

Valesha hanya berdoa dan berharap tidak terjadi apapun pada dirinya untuk sekarang ini. Ia tidak mau dianggap lemah oleh orang yang telah puas menyakiti dirinya dan juga bundanya.

"Sekarang kamu kembali ke kamar. Dan lepaskan genggaman tangan mu karena dia masih mempunyai kaki untuk menopang tubuhnya." perintah Danial yang membuat Valesha terluka kembali.

"Tap-i Pak,"

"Saya tidak merima bantahan. Lakukan atau pergi dari sini selamanya." ya, seperti biasanya Danial hanya bisa mengancam dan memerintah orang sesuka hatinya.

"Lakuin aja bi," bisik Valesha dibelakang bi Asri yang enggan meninggalkan anak majikannya itu.

Sampai akhirnya bi Asri pergi meninggalkan Valesha, tetapi baru beberapa langkah dirinya kembali menatap gadis cantik itu isyarat bahwa ia sangat khawatir dengan apa yang akan terjadi berikutnya.

KILL the PAST [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang