Chapter 18 B

151 23 0
                                    

WELCOME TO THE DARKNESS!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WELCOME TO THE DARKNESS!

Part ini akan sepenuhnya flashback dari Arsenio Alankar dan Arina Sierra di masa lalunya, dan beberapa percakapan menggunakan bahasa inggris.

Noted: sebelum mulai membaca mohon untuk memberikan dukungan dengan vote dan comment positive dicerita ini. Terimakasih.

***

Milan, Italia 1999.

Hujan turun begitu lebat sampai-sampai membuat para pengguna jalan merasa begitu dingin. Orang-orang yang berlalu lalang semakin malam semakin sedikit. Pencahayaan jalan juga semakin sedikit. Satu demi satu toko yang berjejer mulai mematikan lampu membuat suasana begitu sepi dan gelap.

Disaat semua orang memakai payung untuk melindungi dirinya atau berteduh sejenak agar tidak terkena hujan, berbeda dengan seorang anak laki-laki yang membiarkan seluruh tubuhnya di guyur oleh hujan. Hanya bermodal baju putih tipis dan juga celana pendek berwarna cokelat semakin membuat hawa sejuk menusuk kulit anak laki-laki itu. Tubuhnya terlalu berat untuk menopah segalanya sampai ia tidak menyadari bahwa ada seseorang di hadapannya yang sedang berteduh di bawah payung hitam.

Bruk!

Tubuh kecilnya menabrak seseorang yang bertubuh lebih tinggi darinya. Matanya mulai menatap heels hitam mengkilap milik wanita tersebut, naik hingga ke dress hitam milik wanita itu, kemudian mantel hitam yang terlihat mewah namum nampak anggun, dan barulah ia menatap surai cokelat keemasan yang terlihat begitu indah.

"Sorry ma'am i didn't mean." ucap anak itu mendangakan wajahnya agar bisa menatap wanita di hadapannya walaupun air hujan menghantam kuat seluruh permukaan wajahnya.

"Its okay. Then why are u playing in the rain baby?"  jawab wanita itu begitu hangat sambil menempatkan payung yang sedang ia kenakan untuk berteduh bersama.

"Where is yours parents? why are u alone?" 

"They just died killed by my grandfather. And now i don't know what to do."

"Whats your name?" tanya wanita muda tersebut sambil mengelus pipi kemerahan dengan lesung pipi kecil yang terlihat menggemaskan.

"Arsenio Alankar."

Untuk sesaat wanita itu mematung mendengar nama tersebut dan juga wajah yang semakin familiar dipenglihatannya. Mulai dari mata hingga bibir. Dengan cepat ia mengumpulkan kesadarannya dan melangkah lebih dekat lagi kepada anak laki-laki tersebut.

KILL the PAST [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang