"Mas dimakan dulu itu nasinya."Gilang yang sedang duduk menghadap computer hanya menjawab singkat tanpa melihat kearah Nia yang sekarang mulai terlihat kesal. Sudah tiga hari sejak Nia masuk UGD karena keserempet morot, Gilang hanya mengurusi adiknya itu dan melupakan sejenak pekerjaannya. Alhasil baru sekarang ia bisa memeriksa nilai mahasiswanya.
Setelah memeriksa jawaban kuis, Gilang mulai memasukkan data nilai pada setiap nama mahasiswanya. Satu persatu ia cocokkan nama dari absen dengan jawaban, semua nilai sudah Gilang masukkan. Namun ada satu nama yang mencuri perhatiannya, Adara Zahira, nama itu tidak memiliki nilai.
Takut terlewat, Gilang mengecek ulang setiap nama yang mengumpulkan lembar jawaban kuis. Semua ada, namun nama Adara Zahira tidak ada.
"Apa dia gak mengikuti kelas?"
Gilang bertanya-tananya. Tangannya dengan cekatan mengecek ulang laporan yang empat hari lalu ia tugaskan. laporan dengan nama Adara Zahira juga tidak ada.
"Ah, dia itu mahasiswa yang bolos." Gumam Gilang setelah mengingat sesuatu.
Nia yang sejak tadi memperhatikan kakaknya itu hanya bisa geleng-geleng kepala, sudah biasa baginya melihat cara kerja Gilang. Berbicara pada diri sendiri. Dari posisi Nia saat ini, terlihat Gilang yang sudah membereskan semua buku dan laporan-laporannya. Gilang berjalan menghampiri Nia yang sedang menunggunya di ruang tv.
"Kenapa gak makan duluan?" tanya Gilang setelah duduk di sebelah Nia.
"Gak enak makan sendirian." Jawab Nia sembari menyalakan tv, memang sudah kebiasaan Nia dengan Gilang ketika makan akan memilih ruang tv dari pada ruang makan.
Kan enak makan sambil nonton.
Nia memilih salah satu film secara random untuk menemani makan malam kali ini, dengan tenang mereka mulai memakan makanannya. Tatapan Nia tidak lepas dari film yang sedang diputar itu, sedangkan Gilang, dia masih memikirkan mahasiswi yang Bernama Adara Zahira.
Ingatannya kembali pada saat dia akan kerumah sakit, apa jangan-jangan mahasiswi yang memaksa ikut bersamanya itu adalah Adara? Gilang ingat wajahnya tapi ia tidak mengetahui namanya.
"Mas Gilang."
Gilang spontan menoleh ketika Nia memanggil namanya.
"Ya, kamu butuh sesuatu?" tanya Gilang yang sudah bersiap berdiri untuk mengambil keperluan Nia.
"Ih mas Gilang gak focus deh, Nia gak butuh sesuatu."
"Kenapa manggil?" tanya GIlang sembari melahap makanannya..
"Aku tanya, mas gak suka film nya. Dari tadi cuman makan sambil melamun, mikirin apaan sih?"
"Itu, maaf. Mas mikirin mahasiswa mas yang gak punya nilai. Kasian dia gak lulus mata kuliah."
Nia menyipitkan mata mendengar penjelasan singkat kakaknya. Sejak kapan kakaknya itu memikirkan nasib mahasiswanya?
"Kalau gak lulus tinggal ngulang semester depan kan?"
"Iya."
"Ya udah, ngapain dipikirin."
"Mas cuman kasihan aja, mahasiswa mas yang itu agak bandel dan suka bolos. Kasihan kalau dia jadi mahasiswa abadi."
Nia semakin melongo, lagi-lagi penjelasan Gilang membuatnya merasa aneh.
"Laki-laki atau perempuan, mahasiswanya?"
"Perempuan, namanya Adara Zahira."
"Pentes aja mas mikirin nasibnya, dia perempuan. Jangan-jangan mas suka lagi sama mahasiswi itu." Setelah mengatakan itu, Nia melirik Gilang. Niatnya menggoda Gilang, namun kakaknya itu sama sekali tidak terpengaruh, malah wajahnya semakin datar tanpa ekspresi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Kasih
Romance#2 Wedding Series Gilang&Adara _______________ Adara kira menyanggupi tantangan dari teman-temannya bisa menjadikannya bukti bahwa seorang Adara Zahira mampu menaklukkan semua lelaki termasuk dosennya sendiri. Namun, apa yang menjadi power dirinya s...