Dara menatap kotak makan yang baru saja diberikan oleh Gilang, ia tidak berani membuka isinya. Didalam otaknya terus mempertanyakan maksud dari Gilang yang memberinya makan siang, entah dosannya itu sengaja ingin menunjukan pada Dara bahwa dia telah memiliki pasangan yang sangat perhatian sampai mengiriminya belak makan siang ke kampus.
Suasana kantin hari ini cukup sepi karena mungkin ini juga sudah menjelang sore hari dan sedari tadi siang Dara belum memasukkan makanan apapun kedalam perutnya. Dara sudah tidak ada kelas lagi, dia hanya sedang menunggu Zara yang sedang menyelesaikan kelas terakhirnya. Setelah pulang dari kampus rencanakan mereka akan menginap dirumah Zara untuk mengerjakan laporan pak Gilang, lebih tepatnya dia meminta bantuan Zara untuk mengerjakan laporan. Walau di cap sebagai mahasiswa tukang bolos, Dara tidak pernah sekalipun menyalin tugas teman, dia hanya meminta bantuan. Dengan bantuan orang lain setidaknya Dara bisa ikut berpikir untuk menyelesaikan tugasnya itu.
"Tumben lo bawa bekal." Suara dari arah belakangnya membuat Dara langsung menoleh, disana ada Zara yang sudah melewatinya dan duduk dihadapannya.
"Gue kira lo nyuruh ketemu dikantin karena mau makan, secara lo tadi melewatkan makan siang. Taunya malah bengong sambil liatin itu." Zara menunjuk benda kotak yang ada dihadapan Dara, "Siapa yang ngasih lo bekal? Bokap?"
Dara menggeleng sebagai jawaban. Entah kasus yang satu ini harus diceritakan pada Zara atau tidak. Ada sedikit perasaan malu jika orang lain tau kalau Gilang si dosen kaku itu baru saja memberinya bekal makan siang.
"Terus? Ada adik tingkat yang naksir lo?"
"Adik tingkat apaan, ngaco lo." Jawab Dara sembari membuka bekalnya, sudah cukup berpikir yang aneh-aneh tentang Gilang. Perut Dara sudah tidak bisa lagi menahan lapar.
"Widih isinya makanan sehat." Zara berdecak kagum, "Serius lo gak lagi deket sama seseorang?"
"Enggak ada yang lagi deket sama seseorang, Zara."
"Ya terus itu dari siapa?"
"Penting banget ya tau ini dari siapa?"
"Penting Dara, karena elo itu orangnya paling malas kalau harus bawa bekal-bekal kaya gini. Jelas ini bukan masakan lo, secara lo cuman bisa masak nasi goreng. Bekal dari bokap, gak mungkin juga karena bokap lo super duper sibuk. Satu-satunya yang masuk akal adalah makanan ini dikasih sama seseorang, right?"
Dara mengehela napas, temannya satu ini sangat memperhatikan kehidupannya.
"Ini dikasih."
"Benerkan gue bilang. Sama siapa?"
"Pak Gilang."
"Hah?! Demi apa pak Gilang ngasih lo makan siang?"
Zara cengengesan mendapat pelotottan dari Dara. Dara tidak berniat menjawab, perutnya sudah benar-benar lapar. Mulai memasukan satu sendok makanan kedalam mulutnya dan seketika itu juga dirinya menatap Zara dengan mata berbinar.
"Kenapa?" tanya Zara penasaran.
"Sumpah ini enak banget." Dara menyodorkan kotak makan itu menuruh Zara mencicipinya.
Reaksi sama yang Zara tunjukan, mata mereka berbinar ketika memakan makanan yang katanya dari pak Gilang itu. walau sudah dingin tapi rasanya tetap enak cocok dengan perut Dara yang sedang keroncongan. Dengan cepat ia menghabisakan makanan itu menyisakan Zara yang melongo melihat kelakuan sahabatnya.
■■■
Dara dan Zara berjalan menuju parkiran mobil, hari sudah mulai gelap namun tampaknya semua orang tidak berniat untuk pulang terlihat dari mobil yang tidak meninggalkan parkiran kampus. Niatnya masih sama untuk menginap dirumah Zara, sebelum suara dering ponselnya membuat langkah keduanya berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Kasih
Romance#2 Wedding Series Gilang&Adara _______________ Adara kira menyanggupi tantangan dari teman-temannya bisa menjadikannya bukti bahwa seorang Adara Zahira mampu menaklukkan semua lelaki termasuk dosennya sendiri. Namun, apa yang menjadi power dirinya s...