HK 9 - Perasaan Dara II

67 15 1
                                    

Selamat membaca, jangan lupa vote dan comment ygy

karena semangatku menulis ada pada vote dan feedback kalian.


Ramainya pengunjung tidak bisa mengenyahkan sosok Gilang yang masih duduk berdua dengan seorang wanita disana, karena rasa penasarannya yang terlampau besar Dara sampai menjadikan mereka berdua objek tontonannya ketika makan. Saat ini Dara tengah makan siang sembari mengamati dosennya dengan lekat, mencari tahu jawaban dari kejauhan.

Dara mengernyit kala melihat pergerakan dari Gilang, lelaki itu sedang menyodorkan tisu namun kepalanya menunduk seperti enggan untuk menatap wanita yang duduk bersamanya.

"Kalau gak mau dosa kenapa bisa duduk berduaan begitu." Gumam Dara sembari menyuapkan satu sendok makan kedalam mulutnya.

Kembali Dara mengamati Gilang, sejujurnya melihat reaksi Gilang yang terlihat tidak nyaman di sana membuat Dara bertanya-tanya. Sepertinya wanita itu bukan orang yang sama yang dulu ia lihat di rumah sakit. Dan seperti dunia yang berpihak padanya, tiba-tiba saja wanita itu berbalik menunjukan wajahnya yang terlihat malas. Benar saja wanita itu bukan orang yang Dara lihat tempo hari. Namun, kenapa ekspresinya aneh?

Tidak lama dari itu seorang wanita paruh baya menghampiri meja Gilang, ekspresi yang tadi terlihat malas itu berubah menjadi senyum yang teramat manis. Selagi Dara yang sedang menerka-nerka. Disis lain Gilang menghela napas lega.

"Bunda lama banget." Protes Gilang pada Tyra (ibu Gilang) yang kini tengah mengambil posisi duduk di sampingnya.

"Maaf tadi kejebak macet." Jawab Tyra lembut, Tyra mengalihkan pandangannya pada Sulis (wanita yang duduk satu meja dengan Gilang), "Apa kabar Sulis?"

"Alhamdulillah baik tante, tante Tyra gimana kabarnya?"

"Alhamdulillah selalu baik dan bahagia." Kedua wanita itu terkekeh.

Gilang yang memang hanya berniat menemani Sulis sampai ibunya tiba pun tidak berniat bergabung dengan obrolan kedua wanita itu, sebenarnya sudah dari tadi Gilang ingin pamit namun ibunya meminta untuk menemani Sulis yakni anak dari temannya. Gilang paling tidak bisa menolak permintaan sang ibu.

Selagi melihat-lihat sekitar, pandangannya tak sengaja mendapati sosok Dara yang terlihat panik dan langsung memalingkan wajah saat mata mereka bertemu. Melihat reaksi Dara yang terburu-buru menyantap makannya menimbulkan kebingungan dibenak Gilang.

Sepertinya dia dari tadi di situ.

"Bund, Gilang permisi sebentar ya." Ucap Gilang tiba-tiba.

"Lho kamu mau kemana?"

"Ada urusan bentar."

Tyra menatap Gilang curiga, "Kamu gak akan ninggalin bunda kan?"

"Enggak bun, bentar kok nanti Gilang balik lagi."

Setelah mendapat anggukan dari Tyra, Gilang segera beranjak menuju meja Dara. Entah kenapa Gilang berjalan mendekat pada Dara, yang pasti saat ini di pikirannya adalah Dara sepertinya bisa membantunya lepas dari ibunya.

"Dara,"

Seakan melihat hantu, tubuh Dara menegang kala suara Gilang terdengar dekat dengannya. Dengan gerakan pelan tangannya menyimpan sedok dan meneguk segelas air sebelum akhirnya menoleh pada suara itu.

"Pak Gilang, siang pak." Dara tersenyum canggung.

"Siang, kamu sejak kapan disini?"

Dara menelan ludahnya, gawat, sepertinya Gilang marah karena tadi sempat memergokinya yang sedang mengamati meja lelaki itu.

Hijrah Kasih Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang