Suara riuh dan bisikan-bisikan memenuhi isi kantin di fakultas Dara, setiap meja dengan terang-terangan menatap sinis tepat kearahnya. Tanpa peduli dengan mereka semua Dara memilih untuk meninggalkan kantin, namun langkahnya dengan terpaksa harus terhenti. Dara kembali menoleh dan melihat pada tangannya yang sedang ditahan.
Helaan napas terdengar keluar dari mulutnya, dia sudah merasa cape dan ingin segera keluar dari tempat ini. Namun, sepertinya orang yang menahan dirinya tidak mengerti kalau hanya diberi tahu dengan satu kalimat, yakni 'kita putus'.
"Lepas!"
"Enggak!"
Setiap kata penekanan yang mereka ucapkan tidak lepas dari pendengaran orang-orang yang ada disini, terlebih sepertinya mereka sangat menikmati perdebatan yang sejak tadi terjadi dikantin ini. Seorang Dalvin yang sering kali di juluki the king kampus dan memiliki begitu banyak fans wanita yang memujanya, harus diputuskan dengan cara yang sangat memalukan. Ditampar didepan semua orang.
Untuk sebagian fans Dalvin yang melihat kejadian itu mungkin akan merasa sangat bahagia dan mulai berbondong-bondong untuk kembali menggoda lelaki itu, namun dapat Dara lihat tepat didepan pintu kantin beberapa wanita sedang menatap puas padanya. Entah apa artinya itu, Dara tidak peduli.
"Aku gak mau putus."
Suara Dalvin kembali menarik perhatian Dara dari beberapa orang yang kini tampak memfokuskan kembali telinganya untuk mengetahui lebih lanjut drama yang mereka saksikan.
"Lo udah gak punya harga diri?!"
"What?!"
"Lo baru aja diputusin dan ditampar di depan orang banyak kaya gini. Dan lo masih bilang gak mau putus? Sorry, gue gak mau punya pacar yang gak ada harga dirinya."
Bisa Dara lihat dari tempatnya bahwa Dalvin tiba-tiba melotot dan reaksi tubuhnya menegang seketika. Dan seakan itu bukan hal penting Dara tampak tidak peduli sama sekali. Baginya, melihat reaksi Dalvin bukan hal yang baru untuknya karena setiap lelaki yang pernah menjadi pacarnya akan menimbulkan reaksi yang sama seperti Dalvin disaat wanita itu meminta putus.
Bukan karena kejam tapi Dara hanya mencoba untuk tegas dan menyadarkan lelaki-lelaki itu agar tidak terlalu berharap pada wanita sekalian bercermin bahwa mereka semua harus memantaskan diri terlebih dahulu sebelum memutuskan dekat dengannya.
Dara tersenyum sinis melihat Dalvin yang menatap tajam padanya. Bukankah seharusnya Dara takut jika dia bermain-main dengan Dalvin maka tidak sampai 24 jam sudah di pastikan hidupnya tidak akan tenang. Fans lelaki itu pasti akan menghantuinya dengan berbagai bullyan dan pasti lelaki itu sendiri juga akan balas dendam padanya. Sudah banyak contoh yang hidupnya berubah sengsara karena berani main-main dengan Dalvin.
Tapi alih-alih takut, Dara malah menganggap itu semua sebagai tantangan untuk membuktikan bahwa dirinya bukanlah wanita lemah dan bisa menaklukkan setiap lelaki. Sebuah julukan yang sejak dulu melekat dalam dirinya. Dara tidak pernah takut pada siapapun dan semakin banyak yang membully nya, semakin dia bisa menguji diri, seberapa kuat Dara yang tumbuh tanpa sosok figur seorang ibu.
Melihat cekalan Dalvin ditangannya mulai melemah, Dara memutuskan untuk melangkah mendekat, berbisik di telinga Dalvin yang mampu memancing emosi lelaki itu.
"Gue gak suka cowok cemen kaya lo."
Setelah kalimat itu keluar, tanpa menunggu respon Dalvin, Dara segera pergi mengabaikan tatapan sinis yang tertuju padanya. Rasanya sangat menyenangkan bisa mempermainkan orang bodoh seperti mereka.
Tepat melewati beberapa wanita yang sejak tadi memperhatikannya di depan pintu kantin, salah seorang dari mereka mengikuti Dara dan mensejajarkan langkahnya. Zara mencoba mengimbangi langkah cepat Dara sampai dirinya harus sedikit berlari karna langkahnya memang tak selebar Dara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Kasih
Romance#2 Wedding Series Gilang&Adara _______________ Adara kira menyanggupi tantangan dari teman-temannya bisa menjadikannya bukti bahwa seorang Adara Zahira mampu menaklukkan semua lelaki termasuk dosennya sendiri. Namun, apa yang menjadi power dirinya s...