selamat membaca manteman, maafkan lama update..
"Gimana kuliah kamu, lancar?"
Masih diruangan yang sama dan perasaan yang sama, pertanyaan Ridwan membuatnya ingin berteriak pada orang tua itu, kenapa baru sekarang papa tanya tentang kuliahku. Saat aku sibuk ikut tes masuk kuliah papa tidak mendukungku sama sekali, papa hanya sibuk menata hidup bersama perempuan ini. Hati Dara tiba-tiba kembali ngilu ketika bayangan masa lalu kembali berputar di dalam otaknya.
"Gak begitu lancar," pada akhirnya Dara hanya bisa berbicara singkat pada papanya.
"Kenapa, bukankah selama ini kamu menikmati jurusanmu."
"Ada sedikit masalah, ini udah semester 6 dan aku lagi sibuk sama laporan."
"Pasti kamu sedang melewati masa-masa berat."
"Begitulah." Jawab Dara cuek sembari mengambil cemilan yang ada didepannya. Entah ini punya siapa, mungkin saja punya papanya atau punya Lucy, Dara tidak peduli. Saat ini yang ingin dia lakukan adalah mengunyah agar tidak ada kata-kata kasar keluar dari mulutnya dan menyakiti sang papa.
"Tindakan papa benar kalau begitu." Ucap Ridwan.
Dara mengernyi, menatap bingung pada papanya. Dan seketika kekehan kecil penuh derita keluar dari mulut Dara, disana papanya menggenggam tangan Lucy begitu lembut. Ridwan menatap Lucy terlebih dulu sebelum kembali menatap Dara. Jantungnya tiba-tiba berdekat kencang, perasaanya tidak enak ketika melihat sikap papanya.
Please jangan melakukan sesuatu yang akan buat Dara semakin membenci papa!
"Papa ingin meminta izin untuk menata masa depan papa. Papa tau kita sama-sama kehilangan tapi papa tidak sanggup jika harus menua sendirian, papa butuh sosok wanita yang bisa menemani papa sampai tua nanti. Papa berencana menikah dengan tante Lucy,"
BRUK
Tubuh Dara mendadak kaku mendengar pernyataan papanya. Matanya sudah terasa perih, ingin rasanya Dara mengangis tidak rela saat ini juga.
"Sejak kapan..." Dara mencoba mengatur napasnya agar suasanya tidak terdengar serak, "Papa punya rencara untuk menikah lagi?"
"Papa sudah lama memikirkannya dan papa mencari timing yang tepat untuk mengatakannya pada kamu."
Dara memalingkan wajah dari papa, saat ini dadanya terasa diremas. Menurutnya pengakuan itu sangat tidak adil bagi Dara, selama ini dirinya masih berusaha untuk menyembuhkan hati seorang diri. Setelah ibunya pergi ia hanya punya papa, seharusnya papa mendampinginya, mengisi kekosongan dihatinya, dan paling tidak menyembuhkan luka bersama-sama. Tapi apa daya, kelihatannya sang papa tidak membutuhkannya.
"Sudah lama ya?" Dara tertawa pelan, menertawakan dirinya sendiri yang tidak tahu menahu dengan rencana papanya itu. selama ini dia menyibukkan diri dengan kuliah dan mencari hiburan dari tantangan yang Cecil berikan padanya. sejak kuliah Dara tidak terlalu intens berbicara dengan Ridwan, dia selalu menghindar agar hatinya tidak terluka lagi, sudah cukup dengan kepergian ibunya saja, Dara tidak mau luka itu ditambah oleh kepergian papanya bersama wanita lain.
"Kenapa enggak dari dulu aja papa menikah. Toh papa dan tante Lucy juga sudah berhubungan lama."
"Sayang, papa memikirkan perasaan kamu yang masih berduka."
"Jadi papa pikir aku udah baik-baik aja?"
"Harusnya kamu sudah bisa menata hati seperti papa, kamu sudah dewasa dan kita tahu larut dalam kesedihan itu tidak baik. Mama kamu juga pasti sedih melihat anaknya yang masih belum ikhlas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Kasih
Romance#2 Wedding Series Gilang&Adara _______________ Adara kira menyanggupi tantangan dari teman-temannya bisa menjadikannya bukti bahwa seorang Adara Zahira mampu menaklukkan semua lelaki termasuk dosennya sendiri. Namun, apa yang menjadi power dirinya s...