HK 10 - Gara-gara Tupperware

73 14 1
                                    

Holla, pakabar manteman?

Sebelumnya, izinkan aku curcor terlebih dahulu hehe. akhir-akhir ini aku agak galau perihal per-publish-an cerita ini. Aku inginnya publish setiap hari tapi takut modus lagi karena alasan satu dan lain hal. tapi aku pengen usahain buat publish dua hari sekali. semoga bisa ya, tolong bantu kalau aku gak update sesuai plan ku haha! Bismillah ya manteman.

Okey balik ke cerita, di chapter ini sudah mulai muncul percikan drama dari Tyra dan Adam AKA orang tua Gilang. Kalau yang sudah baca cerita Wedding Story mungkin sudah mengenal sosok suami istri ini ya. Kalau yang belum baca, boleh banget baca juga WS ya hehe.

Okey sekian curcornya, selamat membaca chapter 10 ya, jangan lupa berikan vote dan comment.


................

Gilang berjalan menuju dapur dimana saat ini terdengar suara Tyra yang tengah mengomel. Gilang mengambil posisi duduk disebelah Raka, sahabatnya yang sudah lama tidak berkunjung kerumah.

"Kapan sampai?" Gilang bertanya.

"Sekitar satu jam yang lalu."

"Lho? Tumben gak langsung ke ke atas." Ujar Gilang, 'atas' yang ia maksud adalah kamarnya. Biasanya tempat pertama yang akan Raka datangi saat berkunjung kerumahnya adalah kamar Gilang.

"Gue lebih kangen bunda dari pada lo."

Gilang berdecak, memang Raka ini begitu dekat dengan keluarganya bahkan saat kecil sempat tinggal di sini. Raka ini adalah anak dari sahabat ibunya dan Tyra juga pernah berkata kalau ia sudah menganggap Raka sebagai anaknya sendiri. Berbicara mengenai Tyra, hari ini adalah hari ulang tahunnya. Sekedar syukuran kecil-kecilan untuk makan bersama keluarga.

"Bunda harusnya tanya mas Gilang."

Merasa namanya disebut, Gilang menoleh pada Nia yang baru saja masuk dengan kedua tangan yang membawa dua kresek besar.

"Ada apa?"

"Bunda marah, kenapa Tupperware kurang satu."

"Tupperware?"

"Iya, makan siang yang Nia kasih waktu itu Tupperware-nya kurang satu. Itu punya bunda."

Melihat reaksi Gilang yang tampak berfikir itu, Nia berjalan menghampiri Tyra dan mengambil salah satu Tupperware lalu memberikanya pada Gilang.

"Mirip kaya gini Tupperware-nya."

"Ah ini.." sahut Gilang, untuk beberapa alasan Gilang meringis saat mengingat dimana Tupperware itu berada. berniat membujuk sang ibu, Gilang beranjak dari duduknya untuk menghampiri Tyra. Digenggamnya kedua tanya Tyra lalu membawanya untuk ia cium.

"Ngapain kamu?! Malah salim!" Tyra menarik tangannya dan menatap anak sulungnya curiga.

"Bun, sebelumnya Gilang minta maaf. Tupperware bunda aman kok, gak hilang."

"Kalau gak hilang kenapa kurang satu? Tadi Nia udah cari ditempat kamu tapi tetep gak ada. Kamu bawa kemana Tupperware bunda, Gilangg?!"

"Bun, tenang dulu. Tarik napas pelan-pelan-"

"Kamu itu ngapain sih? Tinggal jawab aja apa susahnya." potong Tyra.

"Astagfirullah, istigfar bun istigfar."

"Gilangg!" teriak Tyra. Gilang hanya bisa mengelus dada karena terkejut. Tak lama dari itu Adam (ayah Gilang) memasuki dapur dan langsung kebingungan melihat wajah semua orang yang tegang itu.

Hijrah Kasih Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang