HK 19 - Menyebalkan

60 12 0
                                    

Selamat membaca
Tandai typo ya
..............................................................................

Hari ini Dara sudah masuk kampus atas paksaan Gilang, sejak semalam lelaki itu selalu memberikan petuah dan mengabaikan semua omongan orang-orang. Mereka pergi bersama namun Dara meminta pergi di pagi buta karena takut berita ia yang keluar dari mobil Gilang untuk kedua kalinya akan viral lagi.

Saat ini Dara berada di ruangan Gilang, mereka sama-sama diam. Jam masih menunjukan pukul 05.30 dimana belum terlalu banyak orang yang datang, hanya ada petugas keamanan dan beberapa dosen yang mengetahui status mereka.

"Lama banget jam delapan, Ya Allah." keluh Dara sembari menyandarkan tubuh di kursi depan Gilang.

"Kamu itu ada-ada aja, kenapa minta berangkat jam segini. Gak sekalian aja berangkat abis subuh." jawabnya sebal, pasalnya dia juga ada kelas nanti jam 10. Tapi karena Dara yang tidak mau diantar jika tidak datang pagi maka dari itu Gilang mengalah dan berangkat di pagi buta begini.

"Saya gak paksa bapa untuk datang bareng saya, bapa aja yang ngotot pergi bareng saya."

"Kamu itu di kasih hati minta jantung ya." Gilang mengikuti Dara, menyandarkan punggungnya di kursi. Dipandangnya Dara dengan teliti, wajahnya sudah cukup segar sejak hari dimana mereka memperebutkan ponsel. Syukurlah.

"Ngapain bapa liatin saya? Hati-hati nanti jatuh cinta." ucapnya asal.

"Sudah."

"Ya?" Dara mengalihkan pandangannya dari ponsel, ia menatap Gilang bingung.

"Ngapain kamu liatin saya begitu, hati-hati jatuh cinta." balas Gilang yang berpura-pura sibuk dengan laptopnya.

"Idih, cara kata sendiri dong. Fotocopy mulu."

"Terserah saya."

"Cih." Dara melanjutkan bermain ponsel yang sudah sedikit retak karena sempat terlempar oleh Gilang waktu itu. Seketika terbesit pikiran licik, senyumnya mengembang ketika melihat Gilang sibuk dengan laptop dan ponsel lelaki itu yang tidak terlalu jauh darinya.

"Pak." panggil Dara.

"Hemm?"

So keren!

"Tanggung jawab."

"Saya belum apa-apain kamu, ngapain tanggung jawab."

Dara melotot tak percaya, seorang Gilang, dosen kutub yang disegani banyak orang berkata mesum? Pikiran Dara jadi kemana-mana kan.

"Dasar mesum." gumam Dara yang masih bisa terdengar oleh Gilang.

"Kamu bicara apa?"

Seketika Dara mengerjap, menggelengkan kepala cepat. "Enggk ada."

"Kamu kalau lagi gak ada kerjaan mending baca buku biar makin pinter."

Buset dah. Dari kemarin di suruh belajar mulu. Emang sebodoh apa gue?!

"Nilai kamu di mata kuliah saya juga masih kosong, segera perbaiki supaya bisa lulus matkul saya semester ini." Omel Gilang.

Dara memutar mata malas, dia hanya bergumam. Niatnya menjahili Gilang sudah pupus, moodnya sudah jelek. Dara hanya sibuk memutar ponsel sembari menunggu notif dari Zara, memang lebih baik kalau dia bersama Zara dibandingkan Gilang.

"Nanti saya ganti."

"Ya?" Dara lagi-lagi kaget dengan ucapan Gilang, pandangan lelaki itu mengarah pada ponsel yang ia pegang.

"Ahh ini, iya nih agak retak jadi gak estetik." sahut Dara menunjukan ponsel didepan Gilang.

"Tapi masih layak pakai kan?"

Hijrah Kasih Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang