HK 13 - Niat baik Dara. Tidak berjalan mulus

50 10 2
                                    

Holla, happy weekend manteman
Selamat membaca ya..


...............
"Saya turun di sini saja pak." ucap Dara ketika mobil Gilang akan berbelok mendekati kampus.

"Ini masih lumayan jauh kalau jalan, di depan gerbang kampus 1 saja ya."

"Justru karena masih jauh pak, saya takut banyak orang. Emangnya bapa mau kena gosip sama saya?"

Gilang menghela napas, lalu mengangguk patuh. Dia tidak masalah jika menjadi bahan perbincangan namun lebih khawatir pada Dara yang akan di buly lagi. Entah sejak kapan Gilang merasa kasihan pada perempuan ini, mungkin sejak Dara yang keluar dari toilet dengan basah kuyup atau mungkin sejak kejadian kemarin. Entahlah.

"Kamu yakin sudah tidak apa-apa?" tanya Gilang yang jelas sekali menunjukan raut khawatir. Dara yang sudah siap turun hanya tersenyum lalu menggeleng.

"Saya justru sangat berterima kasih pada pak Gilang, atas kebaikan hati bapa dan keluarga. Saya janji akan memperbaiki kuliah saya agar cepat lulus, mungkin ini juga yang terakhir kalinya saya merepotkan bapa, semoga saja. Titip salam untuk tante Tyra ya pak, semoga beliau sehat selalu. Mari pak, saya permisi, sekali lagi terima kasih."

Setelah mengatakan itu semua Dara turun dan menuju kampus dengan berjalan kaki. Kemarin malam sudah Dara putuskan untuk tidak melanjutkan tantangan dari Cecil, pak Gilang terlalu baik untuk di permainkan, nama baik dosen itu akan tercoreng jika Dara berulah lagi.

Hari ini tidak ada kelas namun Dara sudah menghubungi Zara agar menemaninya menemui dan meminta maaf pada semua lelaki yang pernah ia permainkan.

Pola pikirnya sudah mulai berubah semenjak mengobrol dengan Tyra kemarin, ia juga sudah menceritakan semuanya pada Zara yang sejak kemarin sibuk menghubunginya.

Sementara itu dari kejauhan, selain Gilang ada juga seseorang yang memperhatikan Dara sejak keluar dari mobil. Dia tersenyum melihat hasil foto yang menunjukan Dara dan Gilang di dalam mobil hingga keluar dan berjalan menyusuri trotoar.

......

"Serius gue seneng banget dengan keputusan lo."

Zara terus berkata seperti itu setiap kali Dara selesai meminta maaf, sejak tadi pagi hingga langit sudah mulai menguning mereka sibuk mencari mantan-mantan Dara sampai lupa pada perut masing-masing. Akhirnya kini mereka memasuki kantin dan duduk di salah satu meja dekat jalan keluar agar bisa mencegat Dalvin jikalau lelaki itu berada di sekitar sini.

"Lo ngomong lagi, gak jadi gue traktir ya." ucap Dara setelah mereka duduk dan memesan makanan.

"Haha dasar lo. Jadi tinggal satu cowo lagi ya. Kenapa lo gak hubungin aja si Dalvin sih?"

"Gue gak ada kontaknya, nomor gue di blok sama dia."

"Sakit hati banget kali."

"Perkiraan gitu sih, semoga aja kita ketemu dia disini kalau enggak kita cari lagi besok."

Obrolan mereka berhenti karena makanan sudah datang, tidak mau banyak bicara mereka berdua makan dengan lahap. Dara melihat jam yang ada di tangannya, sudah menunjukan pukul 18.10 yang mana artinya sudah tidak mungkin jika harus melanjutkan mencari Dalvin. Mereka memutuskan pulang namun bertepatan dengan itu, Cecil datang dan duduk di sebelah Zara.

"Kalian gak ada kelas, ngapain ke kampus?" tanya Cecil tiba-tiba.

"Ngagetin lo, salam dulu kek kalau datang." protes Zara.

Hijrah Kasih Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang