Holla, happy satnight para jomblo fisabilillah wkwk.
Jangan lupa baca bismillah dulu ya,
Selamat membaca manteman.
...
Disinilah Dara berada, rumah yang baru ia ketahui adalah tempat tinggal dari dosennya yang bernama Gilang. Sedikit banyak info yang Dara ketahui, ternyata ia sudah pernah bertemu dengan ibu dan adik dari pak Gilang. Perempuan yang selama ini Dara kira sebagai pacar atau istri pak Gilang ternyata itu adalah adiknya yang bernama Nia.Sejauh ini keluarga pak Gilang sangat baik dan asik, walau mereka keluarga kalem namun ternyata selera humornya lumayan juga. Dara cukup nyaman berada di tengah-tengah keluarga ini, sebelum akhirnya lelaki paruh baya yang mereka panggil dengan sebutan 'ayah' muncul dan memberikan tatapan intimidasi pada Dara.
"Wah ada tamu ya, ini siapa, teman Nia ya?" tanya Adam, ayah Gilang.
Adam menatap Dara cukup lama, sedikit terkejut karena setahu dia teman anak-anaknya itu semua berhijab.
"Bukan, ini mahasiswa Gilang. Dara kenalkan ini ayah saya." kata Gilang.
"Dara om." Dara memperkenalkan diri dengan canggung.
Tyra yang menyadari itu langsung menarik suaminya agar ikut bergabung dengan mereka, sementara Nia kembali kedapur untuk mengambilkan minum.
"Ayah jangan gitu dong, lihat tuh Dara nya jadi gak nyaman." ucap ibu Gilang dengan candaan. Menyadari kesalahannya, Adam segera tersenyum dan memberikan tatapan hangat pada Dara.
"Oh ini mahasiswanya Gilang.." Adam tersenyun melihat Dara yang mengangguk sambil masih menunduk, "Dara semester berapa sekarang?"
"Saya semester 7 om."
"Wah, sebentar lagi lulus ya?"
"Aamiin, mohon doanya om."
Dara mendongak ketika mendengar kekehan Adam, bingung, ia menatap Gilang yang duduk di sebrang sana. Sama halnya dengan Dara, Gilang pun tidak begitu paham dengan respon ayahnya. Satu-satunya cara yang bisa Gilang lakukan hanya bertanya langsung.
"Kenapa, yah?"
"Oh tidak, ayah hanya senang melihat Dara. Tumben sekali kamu membawa perempuan ke rumah, mas. Ada yang mau di sampaikan ke ayah?" Adam menaikkan alisnya, guna menggoda Gilang.
Gilang paham arah pembicaraan ayahnya, dengan cepat ia menggeleng agar mereka semua tidak salah paham. Pasalnya ayah, bunda dan Nia tersenyum aneh padanya saat ini.
"Ayah, Gilang ingin meminta izin agar Dara bisa menginap disini.." senyum Adam semakin lebar, "Jangan salah paham, ini nurni untuk menolong sesama manusia. Dara sepertinya sedang bingung dan Gilang tidak mau dia salah arah maka dari itu Gilang membawanya kesini."
"Jadi saling menolong ya? Betul begitu Dara?" kini Adam bertanya pada Dara.
Dara merasa tidak nyaman ditatap seperti itu, dengan cepat ia juga menggeleng.
"Maaf om, saya tadi bertemu pak Gilang di jalan. Saya juga tidak tau kenapa dibawa ke sini. Om jangan khawatir, saya tidak akan menginap disini. Maaf karena sudah tidak sopan om."
"Oh bukan seperti itu maksud om, Dara. Om paham maksud Gilang membawa kamu ke sini. Tidak apa-apa, sudah hampir malam juga sebaiknya kamu istirahat di sini saja ya." kata Adam, sudah cukup bercandanya. Sepertinya Dara ini memang hal serius untuk anaknya. Demikian, setelah menatap Gilang dan anak itu mengangguk paham. Gilang berdiri serta mengambil tasnya.
"Kalau gitu Gilang pamit dulu ya, masih ada kerjaan. Dara kamu disini dulu ya, besok saya jemput lagi."
"Lho, pak Gilang mau kemana?" tanya Dara yang ikut berdiri untuk menghalangi jalan Gilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Kasih
Romance#2 Wedding Series Gilang&Adara _______________ Adara kira menyanggupi tantangan dari teman-temannya bisa menjadikannya bukti bahwa seorang Adara Zahira mampu menaklukkan semua lelaki termasuk dosennya sendiri. Namun, apa yang menjadi power dirinya s...