HK 26 - Rumah kediaman Aprianto.

17 2 0
                                    


Kembali luruskan niat, terus berusaha dan menjaga hubungan agar tetap harmonis. Itulah tugas seorang lelaki yang memilih hidup bersama pasangan.
~Gilang Ghaffar Aprianto~

Selamat membaca

Jangan lupa vote

Biar semangat upload xixi

▪︎▪︎▪︎

"Assalamu'alaikum."

"Waalaikumussalam, masya Allah mantu  bunda udan datang."

Sambut Tyra ketika mereka sampai di rumah orang tuanya Gilang. Hari sabtu ini Gilang mengajak untuk berlibur di rumah orang tuanya. Dara sebenarnya ragu karena malu, apa lagi nanti dirinya bingung harus melakukan apa di sana. Tapi melihat dirinya yang disambut ramah oleh Tyra, membuatnya sedikit lebih tenang.

"Bunda apa kabar?" Tanya Dara setelah menyalami tangan Tyra.

"Alhamdulillah baik, sayang. Kamu apa kabar? Kok baru main ke sini sih?" Tyra merajuk guna menggoda menantunya.

"Maaf bun, akhir-akhir ini kuliah sedang banyak tugas. Jadi baru sempat main ke sini lagi." Dara tersenyum tak enak.

Tyra saling bersitatap dengan Gilang, mereka tertawa renyah melihat reaksi Dara.

"Bunda bercanda, sayang. Yuk masuk." Tyra menarik tangan Dara untuk masuk kedalam rumah.

"Bunda sendiri di rumah?" Tanya Gilang setelah melihat rumah yang tampak sepi.

"Iya mas. Nia masih kajian, kalau ayah ada kerjaan tadi jadi harus ke kantor."

"Rajin banget ayah, weekend gini kerja."

"Enggk kok mas, baru kali ini aja." Ucap Tyra tersenyum manis.

"Sana kamu ajak dulu Dara istirahat, Bunda mau siapin dulu makan siang."

Merasa namanya di sebut, Dara buru-buru menyela ucapa ibu mertuanya.

"Dara ikut bantuin Bunda aja, siapin makan siang. Boleh kan bun?"

"Boleh banget sayang, tapi kamu istirahat dulu bentar ya, pasti cape."

Tanpa membantah Dara akhirnya mengalah mengikuti Gilang dari belakang. Mereka masuk kesebuah ruangan yang Dara yakini itu adalah kamar Gilang. Dekorasi kamar Gilang sangat sederhana, warna dindingnya abu-abu muda, ada ranjang, standing mirror, meja kerja dan lemari buku dan lemari baju. Sudah, tidak ada furniture yang menghiasi kamar itu.

"Kenapa kamar pak Gilang polos gini?" Tanya Dara sembari melihat-lihat buku yang tertata di dalam lemari kaca. Kamar lelaki itu sangat berbeda dengan kamarnya yang menyimpan bingkai foto atau furniture lainnya.

"Ya nama juga anak laki-laki, segini adanya." Gilang menyimpan tas berisikan baju mereka di samping tempat tidur. Dara berbalik mendekati Gilang yang duduk di atas kasur.

"Semembosankan itu ya masa muda pak Gilang?" Dikatai  begitu, bukannya marah. Gilang malah tertawa dan menarik Dara masuk ke pelukannya.

"Hidup saya lebih berwarna semenjak kenal kamu."

"Dih, apaan sih." Cibir Dara salah tingkah, berusaha melepaskan diri dari pelukan Gilang.

Hijrah Kasih Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang