"Makasih mas."
Dara membantu menyingkirkan mangkuk-mangkuk yang ada diatas mejanya dan mengambil alih bakso yang masih dipegang oleh masnya. Setelah pelayan yang mengantarkan mekanan tadi pergi, Dara menyodorkan satu mangkuk bakso pada orang yang duduk di hadapannya.
"Kenapa?"
Sembari membumbui baksonya Dara bertanya tanpa menoleh dan terkesan mengabaikan keberadaan orang itu.
"Ini porsi ke tiga, dan lo masih dengan santainya makan bakso itu?"
"Ya ampun Zara. Dari pada lo ngomel gak jelas mending lo makan itu, udah gue traktir loh. Hargain dong."
Zara orang yang sedari tadi di bicarakan sedang duduk didepannya pun menghela napas pasrah. Mau bagaimana lagi, jika sedang kesal pasti Dara akan bersikap seperti ini dan nafsu makannya tiba-tiba naik.
"Jadi rencana lo kedepannya apa?"
Dara yang ditanyai seperti itu menatap Zara bingung.
"Rencana?"
"Ya, setelah pengusiran tadi dan lo yang belum bikin laporan. Udah jelas kalau kali ini lo gak akan dapet nilai di mata kuliah pak Gilang."
"Ah.. Itu ya, seperti biasa gue bakal nunggu dipanggil aja. Nanti juga dia manggil gue ke ruangannya."
"Lo yakin? Kata anak-anak yang udah pernah kelasnya di pegang sama pak Gilang, mereka belum pernah dipanggil karena gak bikin tugas."
"Santai aja kali, dia itu dosen dan pasti akan bersikap selayaknya dosen pada umumnya. Paling nanti tugas gue nabah."
"Tapi lo gak bisa ngeremehin, Dar. Lo gak liat cara di ngusir lo tadi?"
Mendengar itu semua seketika membuat Dara berhenti mengunyah dan menatap datar pada temannya.
"Lo bisa gak--- gak usah bahas itu lagi? Gue udah gak punya harga diri didepan dia, dan lo! jangan buat gue nyesel karena mau temenan sama lo, Zara!"
"Ahaha, oke oke.. Gue minta maaf. Lagian siapa juga yang mau temenan sama orang yang punya banyak masalah."
Prang.. Tanpa aba-aba Dara melemparkan garpu tapi itu tidak menimbulkan tatapan tajam. Mereka berdua malah tertawa seolah topik pembicaraan mereka bukanlah hal serius.
"Sialan lo."
"Waw itu kasar sih, gue gak suka sama cewek kasar."
"Zara. Stop!"
Zara mengedikkan bahu tak peduli, lalu tatapannya tertuju pada seseorang yang baru saja memasuki kantin. Dagunya terangkat untuk memberi tahu Dara dengan sosok yang dia lihat.
Sementara itu, Dara pun ikut menoleh. Seketika senyumnya terberit melihat Cecil berjalan kearahnya. Seseorang yang sempat Dara cari-cari akhirnya datang.
"Kemana minion lo?"
Pertama kali yang membuka suara ketika Cecil duduk disampingnya adalah Zara.
"Ambil cuti."
"Jadi beneran mereka kerja jadi budak lo. Bukan bener-bener temen?"
"Kurang lebih gitu."
Dara menopang dagu diatas meja, mendengarkan saja apa yang sedang dua orang itu bicarakan. Sebelum akhirnya pertanyaan Cecil mengarah padanya.
"Gue denger lo di usir dari kelasnya pak Gilang. Bener?"
Seketika Dara meringis. Kenapa beritanya cepat menyebar, padahal kejadiannya belum sampai 24jam. Kalau begini ceritanya bisa-bisa semua ini akan sampai pada papa nya. Seketika helaan napas Dara membuat dua wanita itu menatap serius kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Kasih
Romance#2 Wedding Series Gilang&Adara _______________ Adara kira menyanggupi tantangan dari teman-temannya bisa menjadikannya bukti bahwa seorang Adara Zahira mampu menaklukkan semua lelaki termasuk dosennya sendiri. Namun, apa yang menjadi power dirinya s...