HK 15 - Perasaan yang membingungkan

46 11 0
                                    

Bismillah, happy weekend
Happy reading hihi
‹•.•›

Ketika laki-laki di uji dengan perasaannya sendiri, cara mereka untuk menenangkan pikiran selalu membuat wanita salah paham.


...........

Gilang meringis menahan sakit ketika beberapa kali dengan sengaja Tyra menekan lukanya. Gilang kini sudah berada di rumahnya, dengan keadaan babak belur akibat ulah papa Dara. Siapa sangka pria berusia 28 tahun ini akan di tunggui orang tuanya di depan rumah ketika pulang hampir dini hari.

Jelas saja bundanya sangat terkejut melihat Gilang pulang mengendarai motor dengan keadaan seperti ini. Namun mereka bertiga tidak ada yang bersuara, hanya Tyra yang sibuk mengobati luka anaknya dan Adam yang menatap datar anak sulungnya.

Sampai akhirnya kegiatan Tyra selesai, perempuan itu menilik wajah Gilang lalu mengusap lembut wajah penuh luka itu.

"Kenapa bisa sampai kaya gini sih, mas?" tanya Tyra pelan. Sementara orang yang ditanyai hanya bisa menunduk tidak berani menatap kedua orang tua nya.

"Kamu berantem sama siapa, mas?" tanya Tyra lagi dengan suara yang penuh kesakitan. Terkadang seorang ibu akan lebih sakit dibandingkan anak yang merasakannya langsung.

"Gilang gak berantem bun." Jawab Gilang, menatap Tyra dengan rasa bersalah.

"Terus kenapa wajah kamu gini, kamu di kroyok?"

Gilang menggeleng lalu kembali menunduk, ia tidak tahan melihat bunda yang sudah berkaca-kaca.

"Gilang, bicara yang benar, jangan buat bunda lebih khawatir. Kenapa kamu keluar malam-malam dan pulang dengan keadaan seperti ini?" kali ini Adam yang bertanya.

Adam mengetahui kepergian Gilang, anaknya itu keluar dengan terburu-buru. Yang tidak biasa adalah, Gilang menggunakan motornya dan mengendarai dengan kecepatan yang tidak masuk akal. Adam yang melihatnya bahkan sampai berdoa semoga Gilang tidak mengalami kecelakaan. Namun ternyata bukan hanya Adam yang merasa khawatir, istrinya, Tyra tiba-tiba terbangun mendengar suara motor yang di kendarai Gilang.

Tyra sampai berlari keluar dengan panik, berharap bisa menyusul anaknya. Namun percuma, Gilang sudah tidak ada. Adam mencoba menenangkan Tyra dan menyuruhnya menunggu di dalam, tapi dia menolak dan ingin menunggu di depan rumah. Mereka menunggu Gilang cukup lama, sampai akhrinya Gilang pulang pada pukul satu malam dengan wajah yang sudah seperti itu. Ketika Tyra membawa Gilang masuk, Adam sempat mencium bau alkohol di bajunya. Rasa curiga mulai datang, ditambahkan dengan Gilang yang sudah tidak memakai jaketnya.

Gilang menghela napas, ia memberanikan diri menatap kedua orang tuanya.

"Maaf Gilang pergi tidak pamit dulu, tadi Gilang sangat panik dan takut.." Gilang menarik napas dalam sebelum akhrinya kembali melanjutkan, "Bunda masih ingat Dara, mahasiswa yang pernah Gilang bawa ke rumah?" tanya Gilang.

"Iya, mas. Bunda ingat. Apa kamu menemui dia?" tebak Tyra.

"Iya... Awalnya memang Gilang lebih dulu menghubungi Dara, Gilang sudah menebak kalau Dara ada di kelab malam, karena suara bisingnya bisa Gilang dengar. Tapi Dara mematikan telpon sebelum memberitahu keberadaannya." Gilang menatap Adam takut, ia putuskan mengambil tangan Tyra untuk meminta ketenangan sebelum kembali melanjutkan cerita.

"Gilang khawatir dan takut, sampai akhrinya ketakutan itu terjadi ketika mendapat telpon dari mahasiswa yang Gilang tau itu adalah teman Dara. Namanya Zara, dia berbicara sambil menangis tersedu-sedu. Bahkan sampai sulit berbicara. Tapi setelah mendengar penjelasannya, bahwa minuman Dara dicampuri obat dan dibawa kekamar yang ada di kelab itu oleh laki-laki dalam keadaan tidak berdaya. Gilang tau kalau hal buruk akan terjadi. Gilang meminta alamatnya dan pergi ke sana." Gilang menunduk, mengingat keadaan Dara entah kenapa membuat hatinya sakit.

Hijrah Kasih Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang