C

12.3K 771 15
                                    

Hallo



Lets go...



✨Happy Reading guys✨
C

etek
Tiba-tiba lampu ruangan itu menyala menampakkan Mayang melotot melihat Kayla dan Arga. Beliau terkejut cucunya dipeluk oleh laki-laki asing dirumahnya pada tengah malam.

"ASTAGFIRULLAH." Mayang langsung menjewer telinga Arga. "Siapa kamu?! Kamu pasti maling kan?! Dasar maling masih muda udah berani ya!!"

Arga meringis saat merasakan panas di telinganya. "Ampun nek. Saya Argadana Adijaya anak tunggal kaya raya yang tampan dan juga dermawan. Pacarnya cucu nenek." Kalimat itu dilontarkan oleh Arga.

Kayla mendelik tajam Arga. "Bukan nek dia bukan pacar Kayla!!" Sepertinya Kayla menyesal membantu Arga jahanam.

"Terus apa kalo bukan pacar hah?! Berani-beraninya ya kamu meluk cucu saya." Tangan Mayang masih menjewer telinga Arga sampai memerah.

"Dia temannya abang nek," kata Kayla.

"I-iya saya temannya Diki nek." Ujar Arga berusaha melepaskan tangan Mayang dari telinganya.

"Saya bukan nenek kamu!" Mayang mendelik membuat Arga menciut.

Mayang menggiring Arga keruang tamu untuk diinterogasi. Mereka berkumpul di ruang tamu, Jefri dan Diki terbangun mendengar suara keributan. Mayang duduk di sofa mini single sedangkan Kayla, Diki, dan Arga duduk di sofa yang panjang, Jefri memilih berdiri di depan anak-anaknya.

Kayla dan Diki menjelaskan tentang Arga yang ditolong oleh Kayla dan ternyata teman SMP Diki. Mayang hanya mengangguk angguk matanya melirik Arga tidak bersahabat.

"Terus ngapain tadi kamu peluk peluk cucu saya?!" Tatapan Mayang setajam leser.

Arga berdehem agar tidak gugup. "tadi Arga kebelet nah Arga coba bangunin Diki tapi dianya nggak bangun-bangun jadi Arga jalan sendiri. Pas Arga lagi nyari letak kamar mandi Arga liat Kayla. Arga minta tolong Kayla buat bantuin Arga jalan ke kamar mandi kejadian meluk Kayla tadi nggak sengaja nek." jelas Arga.

Mayang menghela nafas. "Kaki kamu kayaknya kesleo besok nenek anterin ke tukang urut deket sini," Ujar Mayang sebenarnya masih kesal dengan Arga tetapi yasudahlah. Kasihan melihat wajah Arga yang penuh lebam.

"Iya nek terima kasih," ucap Arga dengan tulus.

"Udah selesai kan masalahnya? Ayo balik ke kamar jangan begadang," Jefri masuk ke kamarnya diikuti yang lainnya. Jefri tidak terlalu mempermasalahkan karena tau kaki Arga yang tidak bisa berjalan normal dan juga Diki yang susah dibangunkan.

Kejadian malam ini membuat Arga lupa jika ingin buang air kecil. Untung Mayang percaya jika adegan memeluk Kayla itu tidak sengaja padahal mah sengaja modus.

***
Pagi-pagi Kayla bangun dan menunaikan ibadah sholat. Setelah sholat ia membantu bersih-bersih rumah membantu neneknya. Mulai dari mencuci piring dan menyapu halaman sudah menjadi kewajiban Kayla sebelum berangkat sekolah.

Jam menunjukkan pukul setengah enam pagi Kayla mencepol rambut panjangnya bersiap untuk menyapu halaman yang cukup luas di pojok kanan ada pohon mangga. Kayla mengumpulkan daun mangga yang berserakan.

Kayla merenggangkan ototnya. "Kalo nyapu gini reflek pengen dinafkahi sama suami."

Kebiasaan Kayla suka ngomong sendiri. Apalagi membayangkan ia bisa menikah dengan Jamal.

***
Arga terbangun dari tidurnya melihat Diki yang masih tidur pulas memutuskan untuk keluar kamar ia ingin mencari udara segar.

Arga meringis merasakan kakinya yang sedikit bengkak, saat hendak duduk Arga di ruang tamu melihat Kayla yang sedang menyapu halaman ia memutuskan keluar dan duduk di kursi teras.

"Nyapu yang bersih kalo nggak bersih nanti suami lo brewokan," celetuk Arga.

Kayla menatap Arga malas.Ia bahkan lupa jika laki-laki menyebalkan itu masih di rumahnya. "Gapapa brewokan, gue emang nyari suami sultan Dubai."

"Nggak usah jauh-jauh ke Dubai. Depan mata lo juga udah ada sultan ganteng." Arga menyugar rambutnya tersenyum tengil. Walaupun wajahnya masih penuh lebam tetapi tidak mengurangi ketampanan seorang Argadana.

"Dih siapa juga yang mau sama lo!" ketus Kayla melanjutkan kegiatannya.

"Yakin nggak mau sama anak tunggal kaya raya yang tampan dan dermawan?" Arga menggoda Kayla. Ia suka melihat raut wajah Kayla yang kesal dan judes.

"Gak!"

"Tuh daunnya ketinggalan." Arga menunjuk daun yang tidak tersapu oleh Kayla.

"Nah itu juga."

"Sebelah kanan lo tuh," Celoteh Arga. Membuat Kayla geram menatap tajam Arga.

"Bacot banget sih lo!! Gue lempar sapu baru tau rasa!" Kayla mengangkat sapunya hendak melemparkan ke Arga.

Arga terkekeh ternyata hidup sederhana cukup menyenangkan, Arga bosan hidup bergelimang harta. Melihat Kayla menyapu halaman dan ia duduk di teras seperti suami istri yang hidup sederhana membuat Arga senyum senyum membayangkannya. Mungkin niat untuk mengungsi dirumah Juna ia batalkan dan memilih tinggal disini.

"Ngapain kamu senyum-senyum sendiri?" Arga terkejut melihat Jefri duduk disampingnya.

"Eh engga kok om." Arga menggeleng malu kepergok senyum-senyum memerhatikan Kayla.

"Nanti siang om anter kamu pulang," Ujar Jefri menyeruput teh hangatnya.

"Emm kalo Arga tinggal disini seminggu boleh nggak om?" Tanya Arga ragu-ragu.

Jefri menyerit bingung "Alasannya apa kamu tinggal disini? Om tau kalo kamu lagi jadi incaran papa mu."

Arga diam ia bingung bagaimana menjelaskannya. "Arga libur sekolah selama seminggu om dirumah Arga kesepian orang tua Arga sibuk kerja, nanti Arga bayar biaya hidup disini deh kayak ngekos, gimana?"

Jefri berpikir sejenak. "Sebenarnya boleh-boleh aja sih tapi nanti om yang disalahin dikira anak om yang bantu kamu kabur."

"Nanti Arga izin pasti boleh, papa juga paling udah tau keberadaanku."

Seorang pemuda memakai seragam sekolah memarkirkan motor matic nya dihalaman rumah Kayla. Membuka helmnya dan menata rambut jambulnya sambil bersiul.

"Assalamu'alaikum beh." Pemuda itu menyalami Jefri. Sambil sesekali membenahi rambut poninya.

"Waalaikumsalam, tumben brangkat pagi," kata Jefri.

Pemuda itu nyengir. "Vano mau numpang sarapan."

"Yuk sarapan dulu." Jefri mengajak Arga dan Vano untuk masuk kedalam.

"Pagi sayang," Vano menyapa Kayla dengan ceria.

Kayla memutar bola mata malas. Sudah biasa Vano bersikap seperti itu. Vano notabene sabahat Kayla dari kecil sudah dianggap seperti saudara.

Vano menarik salah satu kursi meja makan yang berisi enam orang. Ia duduk dengan santai sampingnya diisi Diki yang baru mandi sudah memakai seragam sekolah.

Kayla meletakkan nasi goreng dan telur ceplok dimeja makan disusul mayang meletakkan piring.

Kayla duduk disamping Arga berhadapan dengan Diki dan Vano.

Vano memerhatikan Arga karena asing. Hampir semua sepupu Kayla Vano kenal tetapi tidak dengan pemuda didepannya.

"Lo sepupunya Kayla?" tanya Vano.

"Dia temen SMP gue," jawab Diki.

Vano mengulurkan tangannya. "Kenalin Vano pacarnya Kayla." Vano dengan pd nya memperkenalkan dirinya.

Kayla mendelik kearah Vano tangannya mengepal siap menghajar Vano. Arga menatap Kayla sekilas dan membalas jabat tangan Vano.

"Argadana Adijaya anak tunggal kaya raya yang tampan dan juga dermawan calon suaminya Kayla."

Bersambung....

Vote nya bestie

See you

ARGADANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang