Follow dan vote dulu, jangan jadi pembaca gelap 📌
Namun betapa terkejutnya Aneisha saat tiba-tiba Dafin datang menepuk sebelah bahunya membuatnya tersentak kaget.
"Astaga! Dafin, kau ini kenapa muncul seperti setan?" tanya Aneisha yang mengelus-elus dadanya.
"Hehehe, maaf nona." Dafin hanya bisa tertawa dan untungnya dia datang di waktu yang tepat sedangkan Reynard yang awalnya duduk di meja kerjanya langsung bergegas merebahkan tubuhnya kembali sebelum tertangkap basah oleh Aneisha.
"Kau ini benar-benar yah!" Aneisha hanya bisa memukul balik bahu Dafin.
Aneisha kembali menoleh namun mengingat saat dirinya hampir masuk dia melihat seorang pria tengah duduk di meja kerja Reynard tadi.
"Tapi apakah aku melihat seorang duduk tadi? Aku rasa penglihatanku tidak salah Dafin," ujar Aneisha di tengah langkahnya mendekati sang suami.
"Eh..., tidak nona. Mungkin nona muda salah lihat," jawab Dafin.
"Tidak, tidak! Jelas sekali aku melihatnya, mana mungkin itu salah lihat," balas Aneisha yang begitu yakin.
"Ah iya!" Aneisha kembali memutar arah langkahnya menuju meja kerja Reynard dan benar dugaannya jika meja kerja itu benar-benar berantakan sekarang ini.
"Lihat ini Dafin! Aku benar-benar tidak salah lihat, meja kerja Mas Reynard berantakan seperti ini dan lagi kursinya masih hangat, menandakan ada orang yang duduk di sini."
"Tapi..., tapi siapa? Apa jangan-jangan ada maling?!" sambung Aneisha yang panik.
"Dafin! Cepat periksa semuanya, apakah benar-benar ada maling!" perintah Aneisha.
"Baik nona!" Dafin menurutinya tentunya tak ingin membuat Aneisha bertambah curiga maka dia harus berpura-pura untuk mencari penyusup.
"Mas Reynard, apakah maling itu menyakitimu?" tanya Aneisha yang memeriksa setiap inci tubuh suaminya, khawatir jika suaminya ikut di sakiti.
'Maling?! Kau kira aku ini maling, hah?! Wanita ini benar-benar menyebalkan!'
"Huft! Syukurlah, Mas Reynard tidak apa-apa rupanya," kata Aneisha dengan lega dan kekhawatiran kini telah hilang tinggal menunggu Dafin kembali mencari maling.
"Sepertinya dia sudah pergi, nona. Saya sudah menyuruh beberapa pengawal untuk lebih memperketat pengamanan," ucap Dafin.
"Yang terpenting suamiku tidak terluka itu sudah cukup," jawab Aneisha yang tersenyum menatap Reynard.
Namun logika Aneisha kembali bekerja, muncul kembali bayangan tentang maling yang di duga-duganya.
"Eh tapi aneh yah, bagaimana maling bisa masuk? Pintu kamar Mas Reynard jelas tertutup dan jendela pun juga tidak terbuka dan lagi tidak ada barang yang hilang, sebentar apakah Mas Reynard sudah sadar?!" tanya Aneisha yang menutup mulutnya menatap suaminya itu.
Dafin menelan salivanya dengan susah payah bagaimana itu bisa terpikirkan oleh Aneisha.
"Hahaha! Mana mungkin yah! Pemikiran yang bodoh! Tidak mungkin juga Mas Reynard berpura-pura koma." Tawa Aneisha pecah membuat Dafin semakin ngeri saja, apalagi saat Aneisha mengatakan jika Reynard berpura-pura koma.
"Ha..., hahaha Iyah nona betul," balas Dafin yang ikut tertawa agar kiranya Aneisha tak curiga lagi.
'Wanita ini mau m4t1?! Beraninya dia tertawa!'
"Ha..., perutku sakit sekali," keluh Aneisha yang menghentikan tawanya.
Dafin turut berhenti beralih menatap Reynard yang mungkin sudah emosi karena di tertawakan oleh Aneisha.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE, maybe? [BELUM DI REVISI]
Romance"Aku mencintaimu bahkan saat kamu enggan terbangun untukku," Aneisha Lestia Janitra. "Jangan berharap lebih dari ungkapan rasa mu padaku. Sebab kita berbeda dan tidak akan pernah bisa bersama!" Reynard Arbecio Kalingga. #1 Mafia dari 17,6 K (31-03...