Follow dan vote dulu, jangan jadi pembaca gelap 📌
Reynard dengan cepat mengangkat tubuh Aneisha segera masuk ke dalam mobilnya dimana Dafin sudah menunggunya di dalam kursi mengemudi.
"Ayo Dafin, cepat!" perintah Reynard saat ini Aneisha berbaring pada paha Reynard saat darah masih mengucur keluar bersamaan dengan keluarnya air ketuban yang sudah pecah di sana.
Dengan kecepatan tinggi Dafin melajukan mobilnya membela jalanan ibukota yang tampak tak begitu padat. Reynard terus memegang tangan Aneisha yang begitu dingin saat keringat dingin juga membanjiri wajah wanita itu.
"Mas...," lirihnya yang menahan rasa sakit dengan terus menggenggam erat tangan Reynard.
"Iyah sayang, ku mohon bertahan yah. Tetap buka matamu kita akan segera sampai, okey?"
"Mas..., anak kita," lirih Aneisha pelan sembari terus memperkuat genggaman tangannya.
"Cepat Dafin! Kau tidak lihat, istriku kesakitan sekarang ini!" perintah Reynard yang membuat Dafin turut panik.
Setelah nya mereka akhirnya sampai di saat itu juga Reynard langsung mengangkat tubuh Aneisha masuk ke dalam rumah sakit.
"Suster! Dokter!" teriak Reynard yang kesetanan.
Mendengar teriakan itu para suster segera berlari membawa brankar dan melihat kedatangan orang paling terpandang ke rumah sakit tersebut.
Segera Reynard meletakkan Aneisha yang sudah sangat kesakitan dan tak lupa pula genggaman tangan mereka masih begitu kuat hingga brankar itu di dorong menyusuri lorong.
Dokter Lisa yang bekerja di sana langsung bergegas menuju ruang persalinan di mana dirinya baru mendengar jika Reynard datang dengan tergesa-gesa membawa sang istri yang sedang pendarahan.
"Dokter Lisa! Tolong selamat istriku dan anakku dok!" ucap Reynard yang segera menghadang Lisa yang ingin masuk ke dalam ruang persalinan.
"Iyah tuan, saya akan melakukan yang terbaik untuk ibu Aneisha. Sebaiknya anda tanda tangan dulu untuk urusan admnistrasi nya," jawab Lisa.
"Baik! Aku percaya padamu dokter, hidup dan matiku tergantung padamu sekarang ini," ungkap Reynard yang membuat Lisa sedikit takut melihat sorot mata Reynard yang berbeda dari biasanya.
Lisa masuk ke dalam sana di susul Aneisha yang di dorong masuk bersama dengan beberapa suster.
Genggaman tangan itu lepas dengan mata merah menahan tangis Reynard berusaha untuk tetap kuat di hadapan istrinya itu.
Dengan tubuh lemah Reynard langsung terduduk dengan baju yang sudah berlumuran darah istrinya.
Reynard mendongak menatap Dafin yang setia berada di sampingnya. Tatapan Dafin turut mewakili perasaan Reynard, tatapan sedih dan khawatir bercampur di sana.
"Kabari semua anggota keluarga, Dafin. Dan yah tangkap semua pelayan yang bekerja di rumahku! Cari tahu siapa yang menyebabkan bencana ini, akan ku lenyapkan dia dengan cara sadis!" sergah Reynard yang terlihat tatapannya benar-benar seperti sorot mata iblis.
"Baik tuan." Setelahnya Dafin bergegas pergi dari sana kini tinggal Reynard sendiri di sana. Lelaki itu terus berdoa, berharap istrinya bisa melewati hal ini.
Setelahnya seorang datang membawa administrasi bersamaan dengan surat izin untuk melakukan operasi pada Aneisha.
"Kita lakukan yang terbaik! Tetap jaga kesadaran pasien jangan sampai kita lenga. Sekarang ada dua nyawa yang kita pertaruhkan, jika kita gagal kali ini maka kita semua akan menanggung akibatnya," jelas Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE, maybe? [BELUM DI REVISI]
Romance"Aku mencintaimu bahkan saat kamu enggan terbangun untukku," Aneisha Lestia Janitra. "Jangan berharap lebih dari ungkapan rasa mu padaku. Sebab kita berbeda dan tidak akan pernah bisa bersama!" Reynard Arbecio Kalingga. #1 Mafia dari 17,6 K (31-03...