48. KABAR KEHAMILAN DAN FIRASAT

24.7K 1.6K 7
                                    

Follow dan vote dulu, jangan jadi pembaca gelap📌


















Reynard telah menyelesaikan meeting nya dan langsung bergegas naik ke atas kamarnya di mana Aneisha sudah menunggu kedatangan suaminya itu.

Dengan langkah cepat Reynard berjalan ke arah kamarnya hingga dering ponselnya langsung menghentikan langkahnya.

Sudah tertera nama orang kepercayaan nya di sana siapa lagi jika bukan Dafin segera Reynard mengangkat telpon tersebut.

📞📞

"Halo tuan," sapa Dafin dari arah sambungan telpon.

"Ada apa lagi?"

"Maaf jika saya menganggu tuan tetapi sedang terjadi keadaan mendesak di salah satu kantor cabang anda tuan," ujar Dafin lagi-lagi Reynard harus menghela napasnya.

"Huft! Kenapa lagi, apakah ada mafia yang menganggu di sana?" tebak Reynard.

"Betul tuan, saya jadwalkan anda akan berangkat besok pagi," jawab Dafin.

"Hmm, atur saja!" balas Reynard yang kemudian langsung memutuskan sambungan telpon tersebut dan tidak ingin ambil pusing dengan permasalahan tersebut. Baginya dia sudah biasa berhadapan dengan mafia yang menganggu nya lewat perusahaan.

📞📞

Reynard segera melanjutkan langkahnya di mana terlihat pintu kamar tersebut tertutup rapat. Tangan kekar Reynard terangkat memutar knop pintu tersebut.

"Sayang?" panggil Reynard dengan suara beratnya dan mata tajam nya yang mencoba mencari keberadaan Aneisha.

Aneisha hanya menoleh dan duduk di tepi ranjang sembari mengayunkan kaki pendeknya di sana. Tatapannya begitu lesu, ada sedikit rasa tidak enak dalam hatinya saat ini.

"Ada apa, hmm? Kenapa murung, apakah aku masih marah padaku?" tanya Reynard yang duduk di dekat sang istri menarik kepala mungilnya untuk bersandar di bahunya.

"Tidak, hanya saja perasaan ku tidak enak Mas. Aku baru saja bermimpi jika ibu memanggilku untuk pulang bersamanya," ujar Aneisha yang memang sempat tertidur namun bangun setelahnya saat dirinya bermimpi aneh.

"Apa yang kau bicarakan sayang? Mungkin ibu hanya merindukan mu, kirimkan saja doa untuk ibu. Dan jangan berpikiran aneh-aneh," balas Reynard.

"Bukan begitu Mas, aku rasa ini pertanda. Aku hanya takut saja, bagaimana jika aku benar-benar akan tiada?" tanya Aneisha yang membuat Reynard mendengar itu langsung menutup mulut Aneisha dengan jari telunjuk nya.

"Ku mohon jangan berbicara seperti itu, aku tidak suka jika berbicara tentang kematian," sahut Reynard yang di matanya terlihat guratan gelisah dan sedih.

"Aku lebih memilih untuk pergi terlebih dahulu ketimbang kau yang meninggalkan aku Mas, sungguh! Jika itu terjadi mungkin selamanya aku akan jadi bisu sebab hal yang paling membuat ku bersemangat dalam hidup pergi terlebih dahulu meninggalkan aku," jelas Aneisha yang tak menyadari jika air matanya sudah turun membasahi kedua pipinya. Reynard melihat itu.

"Jangan seperti ini Sayang, aku tidak suka. Ku mohon tetap bersamaku, okey?"

"Aku akan slalu bersamamu Mas, slalu. Tanpa kau minta pun aku akan slalu berada di sisimu," ujar Aneisha.

Malam itu telah terjadi tanda akan terjadi kepergian, namun siapa? Apakah salah satu dari pasangan tersebut? Nyatanya hanya Allah lah yang tahu segelanya mereka manusia hanya bisa menerima apa yang telah dituliskan kepada mereka.

°°°

Aneisha sudah tahu rencana keberangkatan Reynard menuju salah satu cabang perusahaan nya di luar negeri. Tentunya tanpa menunggu permintaan, Aneisha sudah selesai mengemasi barang-barang Reynard.

"Mas ini barangnya udah selesai Aneisha kemas yah!" ujar Aneisha yang sedikit berteriak karena Reynard yang masih berada di kamar mandi.

"Iyah sayang, makasih yah!" balas Reynard. Segera setelahnya Aneisha langsung ke bawah menyiapkan sarapan untuk Reynard.

Kemudian tak beberapa lama setelahnya Reynard turun di mana sudah terlihat istrinya yang tengah berjalan ke arah lift untuk memanggilnya turun.

"Eh Mas Reynard, ayo Mas!" Aneisha langsung menarik tangan Reynard keluar dari dalam lift menuju meja makan.

Sarapan pagi pun di mulai sebelum keberangkatan Reynard ke bandara.

Tak lama setelah nya akhrinya Reynard pun bersiap berangkat di mana kebetulan Sadam juga datang untuk memeriksa kesehatan Reynard sebelum pergi.

"Semuanya baik-baik saja tuan, anda bisa pergi sekarang ini," jelas Sadam yang melepaskan stetoskop nya.

"Hmm baguslah, kalau begitu aku akan berangkat sekarang yah sayang," ujar Reynard yang mencivm kening Aneisha.

"Iyah Mas!" balas Aneisha yang setelahnya Reynard langsung bergegas pergi dari sana bersama dengan Dafin.

Aneisha hanya bisa melihat mobil Reynard yang sudah mulai keluar dari pekarangan rumah.

Namun tiba-tiba saja kepala Aneisha langsung berputar membuat Sadam secara refleks langsung menangkap tubuh Aneisha yang hampir jatuh ke lantai.

"Nona! Apakah anda baik-baik saja?" tanya Sadam khawatir.

"Iyah, cuman kepalaku saja yang sedikit pusing," balas Aneisha yang memegang kepalanya.

"Nona duduk dulu, saya akan memeriksa keadaan nona terlebih dahulu," ujar Sadam yang membantu Aneisha berjalan ke arah sofa terlebih dahulu dengan Levi yang berlari mengambil air untuk Aneisha.

Sadam kembali memasang stetoskop nya dengan telaten pria itu mulai memeriksa keadaan Aneisha. Kening berkerut dan dengan senyuman kecil Sadam melepaskan stetoskop nya.

"Sepertinya anda harus memakai ini untuk memastikan nya nona," ujar Sadam yang mengeluarkan sebuah testpack dari dalam tas dokternya.

"Apa ini?" tanya Aneisha yang bingung.

"Ini namanya testpack nona, ini yang akan melihat apakah ada hamil atau tidak, tinggal memasukkan urine anda ke sana kita sudah bisa melihat hasilnya," balas Sadam.

"Be..., benarkah? Akan ku coba sekarang!" Dengan semangat Aneisha langsung berdiri dan segera berjalan masuk ke dalam kamar mandi untungnya dia masih belum buang air kecil sejak pertama kalinya bangun.

Levi datang membawa segelas air pada nampak melihat Aneisha sudah tidak ada di tempat nya.

"Kemana nona muda?" tanya Levi.

"Tunggu saja, nona sedang berada di kamar mandi," jawab Sadam. Mereka pun menantikan Aneisha keluar dari kamar mandi untuk segera melihat hasilnya.

Aneisha keluar dengan raut wajah yang terlihat cemas sebenarnya Aneisha tidak tahu membedakan mana positif dan mana negatif sehingga Sadam menghampiri wanita itu.

"Bagaimana nona?" tanya Sadam yang tak sabaran.

"Jika begini apa artinya?" tanya Aneisha yang menunjukkan testpack itu pada Sadam. Mata Sadam langsung menangkap nanar 2 garis di sana.

"Selamat nona! Anda benar-benar hamil sekarang!" seru Sadam dengan girangnya.

"Benarkah?! Aku jadi calon ibu sekarang?!" tanya Aneisha yang langsung di balas anggukan oleh Sadam. Levi yang menyaksikan semua itu langsung turut bahagia.

"Kita harus memberitahu kan ini pada Tuan Muda nona," usul Levi.

"Tidak usah, aku akan memberitahu nya jika dia sudah pulang nantinya. Aku tidak ingin menganggunya dulu, dan kalian tolong rahasiakan ini, okey?" tutur Aneisha.

"Baiklah nona!" seru mereka berdua.

"Mas, kau sudah jadi calon Ayah!" gumam Aneisha yang mengusap pelan perutnya yang masih rata itu tersenyum karena kabar kehamilannya.

LOVE, maybe? [BELUM DI REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang