Follow dan vote dulu, jangan jadi pembaca gelap 📌
Area⚠️ [18+] mohon bijak dalam membaca
Setelah selesai Reynard kembali membantu Aneisha berbaring seperti semula saat Aneisha hanya diam dan menatap setiap pergerakan lembut yang di berikan Reynard padanya.
"Tuan ini saya," ujar Sadam yang di iringi ketukan pintu.
"Hmm masuk," jawab Reynard cepat. Sadam pun masuk melihat pemandangan Aneisha yang sudah sadar.
"Nona muda?!" Sadam mempercepat langkahnya mendekati Aneisha membuat Reynard merasa tak nyaman dengan sifat blak-blakan Sadam.
"Jangan berteriak Sadam!" kata Reynard.
"Maaf tuan, saya hanya senang karena nona muda sudah siuman, apakah anda merasakan sakit di bagian lain Nona?" tanya Sadam.
"Tidak, tapi bagaimana dengan Levi? Apakah dia baik-baik saja?" tanya Aneisha yang memikirkan keadaan Levi setelah di seret paksa oleh teman Rania.
"Dia baik-baik saja nona, saya sudah mengobatinya. Jadi anda tidak perlu terlalu khawatir," jawab Sadam yang membuat Aneisha bernapas lega.
"Huft! syukurlah," gumam Aneisha.
"Apakah kau punya salep atau obat yang bisa menyembuhkan luka lebam Sadam?" tanya Reynard.
"Luka lebam bagaimana tuan? Saya perlu tahu, apakah ada di nona muda?" tanya Sadam.
"Iyah ada, di bagian belakang punggung nya." jawab Reynard.
"Saya harus memeriksa nya terlebih dahulu tuan karena saya hanya mendiagnosa jika nona muda mengalami cedera tulang punggung," jelas Sadam.
"Tidak! Beraninya kau ingin melihat punggung nya! Kau mau mati, hah?!" pekik Reynard yang tiba-tiba saja emosi saat Sadam menawari ingin memeriksa keadaan punggung Aneisha yang lebam.
"Eh, salah yah tuan. Kalau begitu saya berikan salep saja," balas Sadam cepat sebelum Reynard menghilangkan nyawanya.
"Jelas salahlah! Biar aku saja yang mengurusnya selebihnya kau hanya akan bergerak saat itu menjadi salah satu kewajibanmu sebagai dokter, mengerti?!"
"Mengerti tuan," jawab Sadan cepat namun kewajibannya juga memeriksa keadaan pasiennya tapi mengalah dan menurut adalah jalannya untuk tetap hidup.
"Kapan patah tanganku ini akan sembuh Sadam?" sela Aneisha.
"1 atau 2 bulan nona," jawab Sadam.
"Astaga, kenapa lama sekali? Begini saja aku sudah bosan," keluh Aneisha yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Reynard.
"Kau mau ku patahkan kakimu juga? Biar kau tidak bisa berjalan juga," ancam Reynard yang langsung membuat Aneisha menelan kasar salivanya.
"Tidak..., tidak mas! Maaf," balas Aneisha segera lagi-lagi sifat pemarah muncul.
"Keluar dan suruh Dafin menyiapkan sarapan! Ingat rekrut lah pelayan dan pengawal," perintah Reynard.
"Iyah tuan," jawab Sadam yang pergi dari sana meninggalkan pasutri itu.
"Mas...," panggil Aneisha yang menatap lekat mata suaminya itu. Huft mata yang sangat indah.
"Ada apalagi, hmm?" Reynard langsung mendekatkan wajahnya ke wajah Aneisha hingga hanya berjarak beberapa senti.
"Mau pipis," ucap Aneisha yang membuat wajah Reynard menjauh.
"Aku bisa jalan send..., mas!" Aneisha terkejut saat tubuhnya mulai melayang akibat Reynard yang mengangkatnya tanpa aba-aba.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE, maybe? [BELUM DI REVISI]
Romance"Aku mencintaimu bahkan saat kamu enggan terbangun untukku," Aneisha Lestia Janitra. "Jangan berharap lebih dari ungkapan rasa mu padaku. Sebab kita berbeda dan tidak akan pernah bisa bersama!" Reynard Arbecio Kalingga. #1 Mafia dari 17,6 K (31-03...