Follow dan vote dulu, jangan jadi pembaca gelap📌
Pagi harinya saat matahari sudah berada di atas ketinggian membuat cahayanya masuk ke dalam sela-sela jendela kamar Reynard dan Aneisha.
Aneisha mengeliat saat merasakan hangatnya cahaya matahari menerpa permukaan kulitnya.
Mata Aneisha perlahan terbuka, menunjukkan pemandangan di mana Reynard masih tertidur pulas di sampingnya.
"Mas, bangun mas," ucap Aneisha yang menepuk pelan pipi Reynard.
"Hmm, kenapa sayang?" tanyanya dengan suara serak tanpa mau membuka matanya yang terlihat masih tertutup rapat.
"Mas nggak ke kantor hari ini?" tanya balik Aneisha.
"Nggak, mas masih mau tidur," jawab Reynard yang lalu membuka matanya menatap Aneisha yang berada di depannya membuat lelaki itu tersenyum.
"Kenapa?" tanya Aneisha yang sama sekali tidak merasa bersalah setelah membuat Reynard keluar di dini hari hanya karena menginginkan bubur ayam.
"Karena kau, andaikan saja kau masih belum hamil. Akan ku buat ku tidak bisa berjalan selama 1 hari," pungkas Reynard yang membuat Aneisha langsung menelan kasar saliva nya.
"Hehehe, maaf mas. Namanya juga ngidam, mas mau kalau anaknya ileran? Nggak kan?" balas Aneisha.
"Nggak ada namanya bayi nggak ileran, semua bayi kan pasti ileran. Kalau mau bayi nya ileran tinggal di lap aja udah nggak lagi," jelas Reynard.
"Ih mas! Kenapa sih? Bikin mood Aneisha jadi hancur deh," balas Aneisha.
"Ya udah mas minta maaf, mas mau lanjut tidur lagi yah. Kalau ada Dafin bilang aja kalau aku menyuruhnya membatalkan semua jadwal ku hari ini," tutur Reynard yang kembali memejamkan matanya. Membuat Aneisha bangkit dengan gusar dan duduk di dekat suaminya itu.
"Terserah, hmph!" Aneisha hanya bisa mengerucut bibirnya melipat tangannya di depan dada membuat yang tadinya ingin tidur kembali langsung membuka matanya menatap Aneisha yang sedang duduk di sampingnya.
Lagi-lagi dan lagi Reynard harus sabar, bagaimana bisa di harus memarahi Aneisha yang terkadang hormonnya tak stabil di dalam mengontrol emosi dalam tubuhnya.
"Kenapa lagi sih sayang? Istri tersayang aku kenapa lagi? Ngambek? Iyah," Reynard bangkit membawa Aneisha dalam pelukannya. Ini adalah cara paling ampuh untuk membuatnya tidak marah lagi.
"Cih, mas Reynard jahat!" Aneisha lagi-lagi memukul dada bidang suaminya itu sangking kesal nya pada Reynard. Dasar bumil plin-plan.
"Kenapa lagi? Apakah kau menginginkan sesuatu lagi?" tanya nya sembari melepaskan pelukannya menangkup wajah mungil Aneisha yang mulai berisi.
"Aku ingin spaghetti," jawabnya.
"Beneran? Spaghetti bolognese?" tawar Reynard yang lagi-lagi membuat Aneisha menggeleng cepat.
"Aku maunya spaghetti rasa gado-gado," ujarnya yang mampu membuat Reynard terdiam dan tak tahu akan menjawab apa. Bumil berulah lagi, kali ini cobaan yang akan di terima oleh Reynard jauh lebih berat.
"Mas! Aku mau spaghetti begitu! Sekarang mas!" rengek Aneisha yang membuat Reynard kali ini menghela napas panjang.
"Sayang ku? Bisa tidak minta makanannya jangan yang aneh-aneh yah, mas mau cari di mana spaghetti rasa gado-gado?" pungkas Reynard.
"Ini bukan keinginan Aneisha mas, ini tuh maunya anakmu! Anakmu yang mau mas!" tukas Aneisha.
"Tapi sayang, gimana mau mas cariin? Mas aja bingung loh, kok ada spaghetti rasa gado-gado, emang pernah makan?" tanyanya yang membuat Aneisha langsung menatap sinis Reynard.
"Kalau nggak mau yaudah jangan! Gitu aja susah! Namanya juga orang ngidam!" pekik Aneisha yang bergegas turun dari ranjang meninggalkan Reynard di sana.
"Lagi? Astaga! Stress aku kalau begini!" Reynard hanya bisa menjambak rambutnya frustasi melihat Aneisha yang pergi dari sana saat permintaannya enggan untuk di turuti.
Mungkin hal yang berada di seluruh dunia ini bisa Reynard berikan pada Aneisha. Namun tidak untuk hal-hal asing yang slalu di inginkan oleh Aneisha, saat wanita itu sedang berbadan dua.
Dengan mata menahan kantuk, Reynard beranjak turun dari ranjang untuk menemui Dafin. Rencananya ingin tidur hancur saat Aneisha mulai mengidam hal-hal aneh.
Reynard turun melihat Aneisha tengah menatap sinis Reynard yang masih berada di dalam lift.
"Sayang mas ma...," Ucapan Reynard terpotong saat Aneisha cepat cepat pergi dari sana mengikuti Levi.
"Lagi?! Astaga Reynard sabar! Sadar dia istrimu! Sabar yah," ucap Reynard yang mengelus-elus dadanya.
"Tuan, kenapa anda berpakaian seperti ini?" tanya Dafin yang menghampiri Reynard. Melihat Reynard yang masih belum siap dan masih memakai baju polos berwarna hitam.
"Ah kebetulan kau sudah datang, cari perusahaan pembuat spaghetti. Lalu beli dan suruh mereka membuat varian spaghetti rasa gado-gado," jelas Reynard yang membuat Dafin menerjapkan matanya berkali-kali.
"Tapi tuan, kita harus perusahaan sekarang, dan lagi saya baru saja mendengar jika ada spaghetti rasa gado-gado," jawab Dafin.
"Tidak, batalkan semua jadwal ku. Dan segera laksanakan perintah yang ku berikan tadi. Aku ingin spaghetti itu datang sebelum jam makan siang!" balas Reynard.
"Baik tuan, tapi tuan spaghetti itu untuk siapa?" tanya Dafin yang lagi-lagi membuat Reynard menghela napas kasar.
"Jangan banyak bertanya! Atau ku cabut nyawamu sekarang juga!" ancam Reynard.
"Baik tuan segera, saya laksanakan," balas Dafin segera kemudian pergi meninggalkan Reynard di sana.
Reynard kemudian kembali berjalan menyusuri rumah mewahnya itu mencari keberadaan Aneisha yang ternyata tengah duduk memakan buah apel di ruang makan.
"Sayang," panggil Reynard menatap Aneisha yang kini hanya menatapnya datar.
"Kenapa lagi," balasnya dengan nada ketus. Astaga sabar Reynard ingat itu istrimu.
"Apakah kau marah padaku?" tanya Reynard yang duduk di samping Aneisha menatap lekat wajah Aneisha yang terlihat sangat menikmati apel tersebut.
"Tidak," jawabnya singkat.
"Tuh kan marah, kamu pengen spaghetti rasa gado-gado kan? Mas bakal kasih tapi jangan marah dong sayang, mas nggak bisa kalau kamu ngambek kek gini," jelas Reynard.
"Beneran? Mas nggak boong kan? Terus mana spaghetti nya?" tanya Aneisha.
"Spaghetti nya akan datang waktu makan siang sayang, kamu tenang aja. Apa-apa yang kamu mau mas bakalan kasih," tukas Reynard.
"Beneran? Ya udah aku udah berenti ngambeknya," balas Aneisha dengan senyuman membuat Reynard bersorak.
"Yey! Gitu dong dari tadi. Jangan marah sama ngambek terus yah sayang, kasihan anak kita kalau kamu nggak bisa ngontrol emosi kamu," jelas Reynard kemudian di balas anggukan oleh Aneisha.
"Iyah mas, terkadang sangat sulit untuk mengontrol emosi ku saat-saat seperti ini. Tapi kedepannya akan ku usahakan," jelas Aneisha.
"Tenang saja sayang, aku akan jadi suami siaga untukmu."
"Cium dulu dong," tutur Reynard yang mengerucutkan bibirnya pada Aneisha membuat wanita itu hanya menggeleng dan tersenyum.
'Cup!'
Satu kecupan singkat mendarat pada bibir Reynard membuatnya tersenyum sangat manis.
Hingga sebuah suara bel pintu membuat mereka sama-sama menoleh ke arah ruang tengah di mana terlihat salah satu pelayan berlari untuk membuka pintu.
"Siapa yang bertamu pagi-pagi begini?" gumam Reynard.
"Ayah?"
Minal aidin wal faizin yah para readers yanh merayakan❤🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE, maybe? [BELUM DI REVISI]
Romansa"Aku mencintaimu bahkan saat kamu enggan terbangun untukku," Aneisha Lestia Janitra. "Jangan berharap lebih dari ungkapan rasa mu padaku. Sebab kita berbeda dan tidak akan pernah bisa bersama!" Reynard Arbecio Kalingga. #1 Mafia dari 17,6 K (31-03...