04. AKU MENCINTAIMU SUAMIKU

43.2K 3.3K 10
                                    

Follow dan vote dulu, jangan jadi pembaca gelap📌












Sejak kejadian itu Dafin mulai memperketat segalanya, semua hal yang masuk ke dalam rumah harus di periksa dengan teliti demi melindungi Aneisha dari ancaman Jenar.

"Apakah ini tidak terlalu berlebihan Dafin?" tanya Aneisha.

"Ini tidak berlebihan, nona," Dafin menoleh "ini saya lakukan sepenuhnya untuk melindungi nona muda dari ancaman adik tiri anda," ucapnya.

"Eh, baiklah lakukan sesukamu, aku akan naik mengecek keadaan suamiku," ucap Aneisha.

"Saya akan ikut, nona," balas Dafin yang turut ingin ikut pergi mengecek keadaan Reynard bersama dengan Aneisha yang juga akan membersihkan tubuh Reynard.

Mereka berjalan beriringan setelah keluar dari dalam lift menuju kamar Reynard. Dafin terlebih dahulu membukakan pintu kamar untuk Aneisha. Segera Aneisha masuk setelah pintunya benar-benar terbuka lebar.

"Sua..., miku!" Baskom berisi air itu langsung menghantam lantai dengan keras, Aneisha berlari mendekat kearah Reynard yang kejang-kejang.

"Tuan muda!" Dafin turut ikut berlari dengan cepat kearah Reynard menyusul Aneisha.

"Suamiku! Mas Reynard!" Aneisha yang panik berteriak histeris dengan terus memegangi bahu sang Suami. Sedangkan Dafin langsung menelpon dokter Sadam-dokter pribadi Reynard.

"Suamiku, Dafin! Lakukan sesuatu..., apa yang terjadi dengan suamiku?!" Aneisha menangis di sana dia tak kuasa melihat Reynard yang begitu tersiksa.

"Nona muda, tenanglah! Dokter pribadi tuan muda sedang menuju kemari," ujar Dafin.

"Bagaimana aku bisa tenang, Dafin?! Suamiku..., suamiku sedang dalam keadaan seperti ini!" balas Aneisha dengan derai air mata.

"Mas Reynard, bertahanlah Mas! Jangan membuatku takut," Aneisha terus menangis sedangkan Dafin bingung dengan apa yang harus dia lakukan sekarang ini.

Tak beberapa lama kemudian Sadam datang dengan tergesa-gesa membawa serta semua alat dokternya.

"Biarkan aku memeriksanya terlebih dahulu," ucap Sadam yang segera mengeluarkan stetoskopnya.

Aneisha sedikit memundurkan dirinya membiarkan Sadam memeriksa keadaan Reynard. Sadam melepaskan stetoskopnya dan beralih menatap Dafin.

"Bagaimana keadaan, suamiku?" tanya Aneisha tak sabaran.

"Eh..., " Sadam bingung dengan wanita yang berada di depannya itu yang mengaku istri dari Reynard.

"Tunjukkan rasa hormatmu, Sadam! Dia istri tuan muda," sela Dafin yang menatap tajam kearah Sadam.

"Astaga, maafkan aku nona. Seperti yang anda tanyakan tadi kondisi tuan muda seperti menunjukkan kesadaran namun melihatnya seperti ini dia masih dalam keadaan koma, dan saran saya sebaiknya nona muda sering bercerita, membaca dan mengajak mengobrol. Kemungkinan besar tuan muda akan lebih cepat melewati masa komanya," jelas Sadam.

"Benarkah? Aku akan melakukannya! Pasti, terimakasih telah menyelamatkan suamiku," balas Aneisha.

"Tidak perlu berterima kasih, nona. Sudah tugas saya untuk melayani, tuan muda," ucap Sadam.

"Baiklah, nona. Saya pamit undur diri dulu, jika masih ada hal yang ingin anda tanyakan, nona bisa meminta nomor telpon saya kepada, Dafin," tutur Sadam.

"Iyah, aku akan melakukannya jika aku butuh," balas Aneisha. Setelah itu Dafin segera mengantarkan Sadam pergi.

"Kapan tuan muda menikah?" tanya Sadam yang masih heran di tengah perjalanan mereka menuju lift.

"Tidak usah banyak bertanya, tahu dirilah. Hormati, nona muda sama halnya kau menghormati tuan muda," sahut Dafin.

"Yah, nona muda gadis yang sangat cantik, dia juga terlihat baik hati dan tulus," puji Sadam.

"Hmm, tuan muda beruntung mendapatkan istri yang tulus seperti, nona muda," ucap Dafin.

Sedangkan di sisi lain Aneisha kembali membersihkan tubuh Reynard dan juga tak lupa menggantikan baju yang kenakan oleh Reynard dengan baju baru.

"Jangan membuatku takut lagi, mas," ucap Aneisha yang menatap lekat suaminya yang terlihat tenang kembali.

"Jika kau mendengarkan aku, maka dengarkan lah ucapan ku ini," Aneisha memegang tangan suaminya. "Aku menyayangimu mas, aku tak tahu kapan rasa ini mulai tumbuh di dalam hatiku, tetapi yang jelas aku mencintaimu suamiku,"

Aneisha mencium bertubi-tubi tangan Reynard yang dia genggam itu, menyalurkan rasa sayangnya kepada Reynard. Aneisha tahu diri hanya saja dia ingin mengaku lebih awal dan jika suatu saat nanti saat Reynard sadar dan tak ingin menerimanya maka Aneisha ikhlas pergi secara baik-baik.

Dafin kembali berbeda dengan Aneisha yang sudah selesai dan akan membawa turun semua pakaian kotor dari Reynard serta air yang membantu membersihkan tubuhnya.

"Aku akan segera kembali, tetaplah di sini untuk mengawasinya," pintah Aneisha dan segera Dafin mengangguk mengiyakan.

"Baik, nona muda." Aneisha segera meninggalkan Dafin sedangkan Dafin memilih untuk duduk namun sebelum duduk telpon Dafin berdering sehingga ia memilih untuk mengangkat panggilan tersebut.

📞📞

"Ada apa?" tanya Dafin.

"Maaf pak, saya ingin melaporkan jika pergerakan dari musuh lebih cepat dari yang kita duga," jawab Pria di balik telpon tersebut.

"Kita akan bertindak malam ini, selama tuan muda masih belum sadar, maka kita harus lebih mengontrol tindakan musuh-musuh kita," balas Dafin

"Baik Pak! Kami akan segera menghubungi anggota lainnya untuk bersiap,"

"Bagus, kalau begitu saya tutup dulu." Dafin langsung memutuskan sambungan telpon tersebut dan kembali ke dalam kamar Reynard.

Levi yang tadi mendengarkan jika keadaan Reynard dalam bahaya langsung menghampiri Aneisha yang baru saja keluar dari dalam lift.

"Nona muda, apakah tuan muda baik-baik saja?" tanya Levi.

"Tenang saja, Levi. Tuan mudamu baik-baik saja," ucap Aneisha.

"Syukurlah," balas Levi yang langsung bisa bernapas lega meskipun dia melihat Sadam kembali dengan cepat memungkinkan jika Reynard benar baik-baik saja. Namun Levi tidak akan percaya jika bukan Aneisha sendiri yang mengatakannya.

"Nona, sarapan lah terlebih dahulu, anda belum makan apa-apa dari tadi pagi," ucap Levi.

"Eh..., tidak Levi, aku tidak punya waktu untuk sarapan sekarang, aku akan naik kembali menjaga suamiku setelah mengembalikan barang-barang ini," jawab Aneisha dengan tersenyum manis.

"Tapi nona....,"

"Hmm, tidak Levi. Aku akan baik-baik saja," potong Aneisha dsn setelah itu langsung meninggalkan Levi di sana.

Levi hanya menghela napasnya karena keras kepala  Aneisha yang tidak bisa diganggu gugat. Aneisha kembali dengan Dafin yang tengah duduk di dekat Reynard sembari membaca sebuah majalah.

"Silahkan duduk, nona," ucap Dafin yang langsung mempersilahkan Aneisha duduk di tempatnya tadi duduk ketika merasakan kedatangan gadis itu.

"Eh...., terimakasih Dafin,"

Namun belum juga Aneisha duduk tiba-tiba saja, 'brukk'

LOVE, maybe? [BELUM DI REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang