Follow dan vote dulu, jangan jadi pembaca gelap📌
Setelahnya Reynard kembali turun dari ranjang dan berjalan kearah samping kamar Aneisha.
"Kau ingin ganti baju?" tanyanya yang menatap Aneisha yang tengah berbaring.
Gadis itu menggeleng pelan menatap suaminya. "Tidak mas," jawabnya.
"Kalau begitu tidurlah kembali, apa kau butuh sesuatu?"
"Tidak mas," jawab Aneisha lagi. Hah, malu rasanya saat hampir seluruh tubuh telah di lihat suaminya tapi kenapa Aneisha bagaikan tak rela, kan toh mereka sudah SAH.
Tanpa kata apapun Reynard langsung pergi dari sana meninggalkan Aneisha kembali. Apakah dia marah? Tapi apa alasan dia marah? Kalau marah kenapa tidak menghukumku? Kata-kata dan tanda tanya terus memenuhi ruang otak Aneisha.
Reynard keluar dari dalam lift menatap Dafin yang sudah menunggunya dari tadi.
"Ada geng mafia yang mengusik kita tuan," ujar Dafin yang menyerahkan sebuah tablet kepada Reynard.
"Kemungkinan ini ada kaitannya dengan Ferdian tuan," jelasnya lagi.
"Kita musnahkan malam ini juga," jawab Reynard yang tanpa basa-basi langsung ke inti pembicaraan nya dengan Dafin.
"Panggil beberapa anggota saja, jangan mengundang perhatian polisi kita musnahkan mereka secara halus," sambung Reynard.
"Baik tuan," balas Reynard segera. Setelahnya Reynard kembali menentang beberapa berkas dan satu laptop masuk kembali ke kamar Aneisha. Karena jadwal mereka berangkat pada tengah malam cukup untuk Reynard menyelesaikan beberapa berkas-berkasnya.
"Kenapa belum tidur?" tanya Reynard yang begitu masuk ke dalam kamar Aneisha melihat sang istri yang masih terjaga.
"Masih belum ngantuk mas," jawab Aneisha.
"Tidurlah, ini sudah hampir lewat jam tidur, akan ku temani kau tidur di sini, " ucap Reynard yang duduk di sofa menghadap ranjang kamar Aneisha.
"Hmm baiklah," jawab Aneisha yang berusaha memejamkan matanya.
"Jika kau masih belum tidur, maka kau akan ku hukum. Dengar tidak?" ancam Reynard. Sedangkan Aneisha berusaha untuk benar-benar terbawa arus mimpi.
Beberapa saat setelah Aneisha memaksakan untuk tidur akhirnya gadis itu benar-benar terlelap dalam tidurnya. Sangat mudah menurut jika sudah di ancam bukan.
"Tidur juga dia," gumam Reynard yang menyadari setelah mendengar dengkuran kecil dari Aneisha.
Reynard melanjutkan pekerjaannya hampir 2 jam dirinya berkutat dan tenggelam dalam berkas-berkasnya yang mulai menumpuk dan meminta untuk segera di selesaikan.
'Tok! Tok!' terdengar suara ketukan yang nyaring membuat Reynard berdiri membuka pintu kamar segera sebelum membangun Aneisha.
"Kenapa kau begitu ribut!" pekik Reynard dengan nada lebih pelan namun di tekan.
"Maaf tuan tapi anggota lainnya sudah datang menunggu anda di luar," ujar Dafin.
"Keluarlah, aku akan ke sana dalam 10 menit," perintah Reynard dan setelahnya langsung menutup pintu.
Reynard segera menutup laptopnya dan membereskan berkas-berkasnya dan berangsur mengambil jaket hitam yang dia bawah dari kamarnya.
Reynard keluar dan sudah lengkap dengan pakaiannya yang serba hitam serta tak lupa dengan pist0l yang sudah merenggut nyawa begitu banyak orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE, maybe? [BELUM DI REVISI]
Romance"Aku mencintaimu bahkan saat kamu enggan terbangun untukku," Aneisha Lestia Janitra. "Jangan berharap lebih dari ungkapan rasa mu padaku. Sebab kita berbeda dan tidak akan pernah bisa bersama!" Reynard Arbecio Kalingga. #1 Mafia dari 17,6 K (31-03...