43. BLACK CARD?

27.1K 1.8K 26
                                    

Follow dan vote dulu, jangan jadi pembaca gelap📌
















Hari hari berlalu sepasang manusia yang kini di mabuk asmara itu tak kunjung bangun saat sang fajar sudah mulai menyinari alam semesta.

Reynard bangun lebih dulu melihat ke samping kanannya masih ada Aneisha yang tertidur lelap. Damai rasanya melihat wanita yang di cintai tertidur begitu pulas.

"Istriku sayang, tidur yang nyenyak yah," gumam Reynard yang menyingkirkan anak rambut Aneisha agar bisa leluasa melihat wajah damai sang Istri.

Reynard beranjak dari sana turun dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi. Hari yang sibuk sebentar lagi akan kembali di mulai berkutat dengan begitu banyak meeting dan dokumen yang menghasilkan miliyaran uang untuk Reynard.

Hingga tak beberapa lama kemudian Reynard keluar setelah ritual mandinya selesai beranjak masuk ke walk in closet miliknya.

Sedangkan Aneisha baru saja bangun, melihat ke samping kirinya Reynard sudah tidak ada di sana membuat mata Aneisha menyapu seluruh isi kamar hingga tertuju pada Reynard keluar dari walk in closet.

"Udah bangun, Sayang?" tanya Reynard yang mendekat ke arah Aneisha yang terlihat masih linglung.

"Selamat pagi," k3cup4n manis mendarat pada kening Aneisha sejenak gadis itu memejamkan kembali matanya merasakan dinginnya bib1r Reynard.

"Pagi juga Mas," balas Aneisha dengan senyuman.

"Maaf yah, Aneisha terlambat bangun," ujar Aneisha dengan rasa bersalah pasalnya Aneisha tidak dapat menyiapkan kebutuhan Reynard karena terlambat bangun. Memalukan.

"It's okey Honey, sekarang boleh aku meminta mu memasangkan dasi ini?" tanya Reynard yang menyodorkan dasi berwarna maroon itu pada Aneisha.

Wanita itu mengangguk dengan senyuman menerima dasi yang di sodorkan oleh Reynard padanya.

Dengan telaten Aneisha mulai melilitkan dasi itu pada Reynard sesekali Aneisha mendongak menatap wajah teduh sang Suami. Karena posisi mereka sekarang ada Reynard berdiri dan Aneisha yang masih duduk di atas ranjang yang cukup tinggi sampai di bawah pusar Reynard sehingga Aneisha bisa memasangkan dasi tersebut hanya dengan duduk di sana. Sangat mudah.

"Sudah, suamiku sekarang jauh lebih tampan," puji Aneisha dengan senyuman menepuk-nepuk lembut dada bidang Reynard.

"Kalau suaminya sudah tampan, maka istrinya juga harus cantik. Maka dari itu turunlah dan bersihkan dirimu sayang," ujar Reynard yang segera di balas anggukan oleh Aneisha.

"Baik, pak Arbecio!" balas Aneisha dengan hormat kanan ala tentara.

"Kau ini yah!" Reynard langsung mendorong pelan dahi Aneisha hingga Aneisha mengelus-elus dahinya itu.

"Hmmm," Aneisha hanya bisa cemberut dengan menyilang kan tangannya di depan d4d4nya.

Setelahnya Aneisha langsung pergi membersihkan dirinya dari pada terus berlama-lama menatap wajah menyebalkan Reynard. Tidak wajah tampan Reynard. Hehehe.

Aneisha keluar di saat dirinya sudah selesai bersiap dan kini sudah tampi fresh dan cantik. Kek buah aja.

"Mas Reynard, ayo," ajaknya yang melihat Reynard yang menunggunya sembari menikmati secangkir kopi hitam di sana.

"Kenapa baju itu lagi? Aku sudah melihat mu memakai baju itu 4 hari yang lalu," ujar Reynard.

"Loh kenapa? Baju ini masih baguskan, kenapa Mas bisa hapal baju apa yang Aneisha pakai?"

LOVE, maybe? [BELUM DI REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang