Halo!
Jangan lupa votmen ( vote komen)
Nggak bisa tidur yah udah aku up😭🙏
•••
*1 Minggu berlalu.....
Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat di mana hari ini tepat satu Minggu sejak kepergian kedua orang tua Anya. Suasananya masih sedikit suram terlebih Anya yang kini tinggal sendirian di rumahnya sesekali mami Darel menginap atau membawa Anya ke rumahnya untuk menginap sementara. Takut jika Anya tinggal sendirian, mami Darel takut jika Anya mengalami kesulitan sendirian.
Hari ini juga Anya kembali memasuki sekolah nya walaupun keadaan sedikit meredam tapi bisik-bisik masih saja menghantam telinga Anya, begitu banyak komentar yang menyakiti hati.
"Tebal muka udah datang"
"Kasian banget nasib nya sial..."
"Iya udah ada masalah, eh orang tuanya meninggal, dua-duanya pula.."
Ucapan itu membuat dada Anya terasa sesak kembali, telinganya bahkan berdengung, menatap sekelilingnya dengan tatapan takut dan cemas.
"Kamu nggak usah dengerin apa yang mereka omongin..." Ucap Darel yang baru saja memarkir motornya dan berjalan masuk menuju kelas sambil berjalan berdampingan dengan Anya.
Dengan berat hati Anya berjalan memasuki kelasnya di sambut hangat oleh Ares, Dio dan Lola walaupun yang lainnya hanya menatap Anya sinis dan sibuk membicarakannya, sedangkan Billy yang melihat Anya sudah masuk sekolah lagi iya tersenyum lega dan menyapa Anya melambaikan tangannya, Anya hanya menatap Billy lalu tersenyum sekilas.
"Kamu duduk..." Ucap Darel sambil menarik sedikit kursi agar Anya bisa duduk dengan nyaman.
"Makasih..." Ucap Anya sambil tersenyum ke arah Darel. Tak lama bel pun berbunyi pertanda jam pelajaran pertama akan segera di mulai. Semua siswa dan siswi berlari memasuki kelasnya masing-masing karena sebentar lagi pelajaran akan dimulai. Sedangkan Anya masih merasa sedih iya hanya terduduk dengan mata yang sayu dan sembab akibat menangis semalam.
Tapi ponsel Anya berdering , lalu Anya merogoh tasnya untuk mengambil ponselnya.
62+..............
Anya mengernyitkan dahinya heran, sepertinya nomor ini tidak asing kemudian Anya mengangkat telfon itu.
"Aku dengar orang tua mu meninggal?..."
"Apa kamu menangis? Apa kamu menderita? haha aku harap kamu selalu seperti itu...""..."
"Saya sudah tahu bahwa kamu dan Darel punya hubungan, dan saya tahu jika kamu dan Darel sangat dekat bahkan rumah kalian berdekatan, sungguh luar biasa, dan kau sudah membohongi diriku selama ini. Kau mengatakan bahwa kau tidak mengenal siapa Darel kau dan Raka sama saja!..."
Ucapan seseorang itu membuat Anya membelalakkan matanya lebar dan menoleh kebelakang menatap Darel dengan mata yang sedikit berkaca-kaca, saat menoleh kebelakang menatap Darel yang kini bercanda dan tertawa bersama Ares dan Dio iya merasa takut. Tapi Darel tak sengaja menoleh ke arah Anya dan kemudian tersenyum membuat Anya semakin takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAREL AKSARA PRASETYA
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP!) Anya- "El seharusnya kita nggak bersama" Darel- "Apa maksud kamu?" Anya- "Kita beda keyakinan El...." Cinta dengan perbedaan antara keyakinan Tuhannya benar-benar sangat hurts for both:))