JANGAN LUPA VOTE & KOMEN!
Jangan lupa follow Instagram aku juga
@Storyy_wattpad.id
"HUKUM ADALAH SALAH SATU UNTUK MENJATUHKAN KEJAHATAN"
Aku bahkan tidak tau apa arti kebahagiaan yang sebenarnya? Apakah hidup yang ku jalani memang seperti ini? Ku rasa takdirku mempermainkan diriku, bahkan aku sampai lupa caranya tertawa dan tersenyum saat ini jika aku melakukannya itu hanya membuat diriku sakit dan hatiku rasanya remuk, jantungku rasanya ingin berhenti berdetak mengetahui orang yang selama ini ku cintai dan ku percaya bahkan memberikan keyakinannya untuk terus bersamaku tapi bodohnya aku malah tersenyum saat iya mengatakan.
*Aku akan selalu menjagamu, percaya padaku*
*Aku mencintaimu*
Anya kini hanya tersenyum miris saat memandangi foto Darel, dirinya bahkan terlihat kurus karena urat-urat di tangannya sedikit menonjol sudah 2 hari Anya tak makan semenjak kepergian Darel hanya minum itupun seteguk saja yang masuk di kerongkongannya. Sungguh dia hanya ingin mati saat ini berharap dia akan mati kelaparan tapi sayangnya tubuhnya dan pertahanan imunnya begitu kuat.
Anya kini berbaring lemas dengan kamar yang sedikit agak berantakan iya terus menatap wajah Darel di dalam layar ponselnya sesekali iya kecup untuk melepaskan rindunya sesekali iya terisak karena rindunya semakin menghantui dirinya, hantaman begitu terasa di dadanya, rasanya begitu sesak.
"El.... Aku kangen sama kamu..." Lirih Anya dengan suara parau yang hampir tak terdengar.
Suara ketukan pintu tak lama berbunyi, itu adalah Dio. Dio baru datang untuk mengunjungi Anya karena sudah ada Billy, Ares dan Lola yang datang secara bergantian tapi hasilnya nihil Anya tak kunjung keluar untuk membuka pintunya. Kini terdengar Dio menghela nafasnya pelan lalu mulai mengetuk pintu kamar Anya lagi.
:
:
Selama kematian Darel 2 Hari yang lalu suasananya begitu suram tak ada canda tawa lagi. Anya yang hanya terus berbaring di kamarnya dengan lemas selama 2 hari penuh tanpa menyentuh makanan apapun. Iya hanya terus menangis dan sesekali bergumam menyebut nama Darel. Anya juga terus memeluk foto Darel yang iya bingkai beberapa bulan lalu.
"El.... Dareeell.... Hikkkss Aii kangen...."
Tok tok tok....
Pintu kamar Anya di ketok oleh Dio sedari tadi tapi Anya tetap terdiam tidak meresponnya melangkah saja tidak sanggup. Anya sengaja mengunci pintu kamarnya karena tak ingin ada yang mengganggu dirinya, Anya hanya terus berdiam diri mengurung dirinya sendiri di kamar.
"Anya? Gue Dio Lo belum makan dari kemarin kan?..."
"Gue bawain Lo ayam goreng kesukaan Lo! Katanya Lo bakalan suka sama ayam gorengnya... Jadi tolong dengerin gue Lo makan jangan ngurung diri terus! Bukan ini yang Darel mau dari Lo! Gue udah janji sama Darel buat jagain Lo! Jadi gue mohon keluar dari kamar Lo sekarang kita makan bareng! Kalau perlu gue suapin deh...."
Setelah mendengar apa yang di katakan Dio barusan , Anya semakin menangis tersedu-sedu. Iya hanya ingin Darel bahkan nafsu makannya saja tidak ada. Iya tidak berselera.
"Gue mohon Lo keluar......"
Dio tak pantang menyerah iya tetap berusaha membujuk Anya dan menunggu di depan kamarnya. Tapi Dio kemudian kembali mengetuk pintu kamar Anya dan kembali membujuknya selembut mungkin.
"Nggak mau keluar nih? Ya udah gue habisin ayam—..." Belum sempat menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba pintu kamar Anya terbuka menampakkan diri Anya yang begitu pucat Pasih dan berantakan bahkan wajahnya sudah tak ada darah, matanya begitu merah dan sembab. Dio yang langsung melihatnya saja tak tega melihat Anya begitu hancur kehilangan Darel.

KAMU SEDANG MEMBACA
DAREL AKSARA PRASETYA
Fiksi Remaja(PART MASIH LENGKAP!) Anya- "El seharusnya kita nggak bersama" Darel- "Apa maksud kamu?" Anya- "Kita beda keyakinan El...." Cinta dengan perbedaan antara keyakinan Tuhannya benar-benar sangat hurts for both:))