DOUBLE UP....
Gimana kabar kalian?
Kalau gitu sebelum baca jangan lupa vote, komen yah!!
Makasih
•••
Hari sudah semakin gelap agaknya saat kejadian tadi Anya tidak sadar dia tengah berjalan pulang tanpa membawa motornya padahal jarak rumah dari sekolah sedikit memakan waktu, rasa sakit di telapak kaki dan rasa lelah di tubuhnya tidak terasa akibat pikiran-pikiran yang terus menerus muncul di kepalanya seribu pertanyaan yang terus bermunculan. Langit juga sedikit gelap karena mendung dan sedikit gerimis walaupun tidak deras. Anya berjalan seperti tidak punya arah langkahnya begitu lambat tatapannya begitu kosong hanya air mata saja yang terus membasahi kedua pipinya. Wajahnya begitu pucat Pasih terlihat dari bibirnya yang sudah memutih kebiruan iya kedinginan akibat angin begitu kencang tapi iya sama sekali tidak peduli iya terus berjalan.
Langkahnya terhenti saat tiba-tiba saja ada seseorang yang berdiri tepat di hadapannya. Saat mendongak menatap wajah seseorang di hadapannya ternyata itu adalah Darel.
Dia tampak marah sambil mengepalkan kedua tangannya erat tapi iya juga terlihat khawatir di lihat dari mimik wajahnya.Anya langsung memikirkan sesuatu jika Darel akan meninggalkannya.
"El... Maafin—..." Belum sempat menyelesaikan kalimatnya Darel langsung memeluk Anya erat sambil mengelus pelan rambutnya, Anya yang tidak percaya dan berbalik dari apa yang iya pikirkan tadi membuat nya merasa bersalah pada Darel dan kemudian Anya membalas pelukan darel sambil menangis sejadi-jadinya.
"Maaf karena terlambat..." Ucap Darel masih setia memeluk Anya. Kemudian iya melepaskan pelukannya dan menatap wajah Anya dengan tatapan sendu ,menangkup kedua pipinya sambil mengelus-elusnya pelan untuk menyeka air matanya.
"Aku nggak bakalan minta penjelasan apapun dari kamu, tapi aku punya satu pertanyaan untuk kamu...." Ucap Darel serius sambil menghela nafasnya pelan. Tanpa menunggu jawaban Anya Darel langsung melemparkan pertanyaan.
"Siapa yang udah lakuin ini semua? Siapa yang udah berani nyakitin kamu? Jawab Anya!..." Darel sedikit menaikkan oktaf suaranya karena iya benar-benar tidak tahan dengan pria yang melakukan itu pada Anya.
Anya masih menangis menundukkan kepalanya, takut untuk bertatap muka dengan Darel. Iya takut jika Darel akan melakukan suatu hal yang membuatnya menyesal dan membahayakan dirinya sendiri, Anya tidak mau sampai itu terjadi.
"Jawab Anya!! Siapa yang udah lakuin ini semua sama kamu!!! Jawab!!..." Bentak Darel , membuat Anya semakin menangis lalu menghempaskan tangan Darel yang berada di kedua bahunya sedikit kasar.
"Stopp!!... Stop El!!!... Ini nggak ada hubungannya sama kamu!..." Bentak Anya balik dengan suaranya yang sedikit serak akibat menangis.
Darel semakin bingung dengan apa yang di katakan Anya, iya bahkan mendengus dan tersenyum miris tak percaya apa yang di katakan Anya padanya.
Kemudian dengan kasar Anya menyeka air matanya lalu menatap Darel seperti menentangnya, matanya begitu memerah akibat menangis, kemudian Anya meremas rok nya kuat."Gue mau sendiri!..."
"Ayo putus..."Ucap Anya walaupun iya langsung menunduk sambil menahan isakan tangisnya, sebenarnya iya tidak mau mengatakan ini bahkan tidak ingin pernah mengatakan hal ini tapi mungkin menjaga jarak dari Darel membuat nya sedikit lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAREL AKSARA PRASETYA
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP!) Anya- "El seharusnya kita nggak bersama" Darel- "Apa maksud kamu?" Anya- "Kita beda keyakinan El...." Cinta dengan perbedaan antara keyakinan Tuhannya benar-benar sangat hurts for both:))