BAB 23

41 11 2
                                    

HALO!

GIMANA KABARNYA?

JANGAN LUPA VOTE KOMEN YAH!

TERIMA KASIH

MAAF JIKA MASIH ADA KEKURANGAN DALAM PENULISAN DAN TUTUR KATANYA

•••

Saat ini Tomo dan Ira bahkan Anya berkumpul di ruang meja makan, hanya dentingan sendok dan garpu yang menemani keheningan di tengah-tengah mereka. Anya menyuap setiap makanan sedikit demi sedikit ke dalam mulutnya.

"Saya berharap pagi ini saya tidak bangun, saya terlalu malu menghadapi orang-orang di luar sana karena ulahmu!..." Ucap Tomo sambil melirik tajam ke arah Anya , membuat Anya terhenti dengan aktivitas memakan makanannya. Suapan terakhirnya pun terhenti lalu Anya berdiri dari kursi tempat iya duduk lalu mengambil tasnya bersiap untuk pergi ke sekolah.

"Kamu berangkat sendiri saja! Saya malu harus datang ke sekolah bersama anak seperti dirimu! Memalukan!..." Ucap Ira kemudian iya membersihkan meja makan tempat tadi mereka makan. Anya mengepalkan kedua tangannya erat sambil meneteskan air matanya mengalir membasahi kedua pipinya.

Anya berbalik menatap kedua orangtuanya dengan mata yang memerah akibat menangis walaupun tanpa bersuara.

"Anya juga berharap kalian tidak menjadi orang tuaku lagi di kehidupan selanjutnya jika aku berkesempatan untuk bereinkarnasi...Itu terlalu menyakitkan!"

Ucap Anya semuanya terdiam tanpa menoleh ke arah Anya yang kini meninggalkan meja makan dengan suasana yang sedikit mencekam.

:

:

Hari ini Anya memasuki sekolah dengan wajah yang murung karena setiap langkahnya iya mendengar para murid membicarakan tentang dirinya. Tapi Anya tetap bersabar dan terus berjalan tanpa mempedulikan perkataan orang lain padanya.

"Tebal amat tuh muka"

"Hah! Dia masih berani datang ke sekolah??"

"Gue nggak habis pikir sama dia, bukanya kalau dia masih sekolah di sini nama sekolah kita bakalan hancur karena perempuan pelacur kayak dia?"

"Gue paling kasihan sama orang tuanya pasti malu banget"

"Iya kalau gue udah pergi sih dari rumah dari pada malu-maluin keluarga"

"Kalau gue jadi orang tuanya gue udah usir anak pelacur simpanan kayak dia sih, ihh amit-amit deh"

Begitu banyak ocehan mereka yang membicarakan keburukan tentang aib orang lain mungkin sangat menyenangkan bagi mereka yang tidak tahu dengan apa yang sebenarnya terjadi. Mereka hanya melihat dari sudut pandang negatif nya dan hanya mengomentari tentang apa yang mereka lihat tanpa mencari tahu sebabnya. Mereka semua hanya bisa menghakimi seseorang dan mencaci makinya tanpa tahu perasaannya bagaimana orang itu mendengar semua ucapan buruk dari mereka.

This true! Orang sangat senang membicarakan tentang keburukan orang lain tanpa sadar jika dirinya belum tentu baik. Menceritakan keburukan seseorang itu sama saja mereka tidak jauh lebih rendah darinya.

Saat Anya memasuki kelas sepasang mata menyorot tajam ke arahnya, tapi Anya hanya terus berjalan dengan santai iya tidak menundukkan kepalanya seperti orang lain. Bukan karena Anya bangga dengan apa yang terjadi padanya, tapi jika iya menundukkan kepalanya itu sama saja dia mengakuinya bahwa dia adalah wanita simpanan. Tapi sebenarnya tidak seperti itu kejadiannya.

DAREL AKSARA PRASETYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang