Darel POV.
Bagi gue Anya itu adalah wanita hebat, tangguh, dan tentu saja cantik hehe...
Kalau aku tidak melihat dirinya sedetik saja rasa cemas dan takut kehilangannya terus menghantuiku aku bahkan tidak bisa berpaling saat melihat nya, ada perasaan yang berbeda dalam diriku saat aku bersamanya rasa itu seperti tidak asing lagi bagiku, apa aku menyukai sahabat ku sendiri? Aku tidak tahu pasti perasaan ku padanya seperti apa saat ini. Tapi melihat nya tersenyum dan tertawa lepas karena tingkah ku itu sungguh membuat ku merasa ikut senang melihat nya.
Aku takut jika suatu saat nanti senyuman, tawa, dan wajahnya ketika marah sudah tidak bisa ku lihat lagi. Aku benar-benar takut hal itu akan terjadi.
"Apa sih!! Ngeliatin gue Mulu dari tadi sambil senyum-senyum lagi!..." Tegurnya saat menyadari bahwa diriku sedari tadi memperhatikan dirinya.
Aku pun dengan cepat menanggapinya dan tertawa.
"Lo kerjanya selain makan, marah, ketawa, mukulin kepala gue, ternyata Lo punya kerjaan baru yah...." Ucapku terkekeh kecil.
"Apa sih! Nggak jelas banget babi..."
"Kerjaan Lo Ge'er Mulu deh perasaan..."
"Gue nggak Ge'er yah!! Lo nya aja yang aneh tiba-tiba natap gue senyum terus berubah lagi jadi sendu, Lo mikirin apa sih? Lo mikir aneh-aneh yah tentang gue?..." Kulihat Anya menyilang kan kedua tangannya untuk menutup dadanya dan dengan mimik wajah yang sedikit curiga sambil memicingkan matanya menatap ku.
Aku pun melotot kaget saat iya mengatakan hal yang tidak pernah ku bayangkan.
"Lo gila? Gue ini masih waras kali! Lagian siapa juga yang mau sama Buah dada Lo yang datar!..." Ucapku sedikit remeh sambil menunjuk ke dadanya. Bisa ku lihat iya kemudian melepaskan kedua tangannya yang sedari tadi menutupi bagian dadanya lalu menatap kebawah memperhatikan buah dadanya yang sempat kukatakan datar.
Sontak aku tertawa terbahak-bahak , mengapa dia sangat polos dan bodoh.
"Iss nyebelin banget sih Lo!!..." Anya kemudian menampar kepalaku dengan kesal, membuat ku meringis sakit sambil tertawa memegangi kepalaku yang terasa sedikit nyeri.
"Kan emang benar...." Ucapku sambil menggodanya, Wajahnya begitu merah seperti buah tomat matang iya benar-benar kesal melihat diriku.
Tak lama kemudian bel gereja berbunyi , menandakan bahwa doa akan di mulai seperti biasa tepatnya di hari Minggu aku rutin ibadah karena agamaku Kristen. Tidak setiap hari juga hanya seminggu sekali itupun hanya di hari Minggu Pukul 9:00 pagi. Dan seperti biasa Anya yang setia menemani dan menunggu setiap aku melaksanakan ibadah di dalam gereja.
"Lo mau ikut masuk?..." Tawarku , padahal aku tahu Anya akan menolaknya.
"Nggak! Kalau gue masuk yang ada gue ikut di baptis.." Ucapnya dengan ekspresi datar, tapi tidak tahu mengapa itu membuat ku tertawa.
"Ya udah kalau gitu tunggu di sini gue masuk dulu..." Pamitku kemudian berjalan masuk menuju gedung putih tepatnya itu adalah gereja yang tidak jauh dari taman tempat kami berdua saat ini tengah duduk bersantai.
Aku pun kini terduduk di barisan depan itu beribadah dan sedikit berdoa untuk diriku, mami papi, dan tentu saja Anya.
Kini aku menautkan kedua tanganku untuk berdoa di hadapan tuhan Yesus Kristus sambil memejamkan mataku untuk berdoa agar semuanya baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAREL AKSARA PRASETYA
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP!) Anya- "El seharusnya kita nggak bersama" Darel- "Apa maksud kamu?" Anya- "Kita beda keyakinan El...." Cinta dengan perbedaan antara keyakinan Tuhannya benar-benar sangat hurts for both:))