Part_10 Luka lama dan luka baru

3.3K 192 0
                                    

“Mengakhiri hidup hanyalah jalan pintas untuk lari dari masalah,” Alfin diam mendengarkan penuturan Kevin, Alfin bangun saat pagi hari, dan dia ternyata sudah ada di kamar nya sendiri di rumah Putra.

“Gue udah ngomong kalau gue beneran anak Ayah lo, gue akan pergi dari kehidupan kalian.” Alfin mengatakan itu sambil memejamkan mata.

“Tapi bukan dengan bunuh diri.” suara Kevin meninggi.

“Jika mengakhiri hidup adalah satu-satunya jalan untuk pergi dari kehidupan kalian. Kenapa tidak?” Kevin ingin menjawab tapi sudah dipotong Alfin.

“kalau gue pergi selamanya, apa ayah mau ngakuin gue sebagai anak?”

“Apa gue akan disayang mama seperti Dion?”

“Apa gue akan disayang ayah seperti lo?” Alfin masih melanjutkan kata-kata nya meskipun Kevin diam.

“Kenapa diam? Lo nggak bisa jawab kan.” Alfin membuka matanya, dia menatap Kevin dengan tatapan yang datar .

“Nggak ada yang beneran sayang sama gue,” tatapan mata Alfin berubah menjadi sendu.

“abang sama bunda sayang sama kamu Fin,” Kevin mencoba membuat Alfin percaya.

“Kalau kalian sayang gue, nggak mungkin kalian ninggalin gue sendirian.” Kevin diam, memikirkan ucapan Alfin.

Berpikir dia dan Diana salah karena meninggalkan Alfin bahkan menyuruh Alfin tinggal di rumah Putra adalah keputusan yang sangat salah.

“Jangan ngomong apapun lagi! Udah cukup gue mengingat luka lama gue, gue nggak mau mendapat luka baru lagi.” Alfin merebahkan diri dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, berusaha meredam tangisan nya dengan bantal.

Kevin keluar dari kamar Alfin dan menutup pintu, dia bersandar di depan pintu kamar Alfin. Perlahan tubuhnya merosot ke bawah, dia menangis saat mendengar isak tangis adiknya.

Putra yang melihat dan mendengar pembicaraan dua anaknya langsung pergi ke kantor saat Kevin berjalan keluar kamar Alfin.

Sepertinya Putra belum bisa sepenuhnya menerima Alfin sebagai anak kandung nya?

Bersambung.

ALFIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang