Part_26 Menikah lagi dan Salah Paham (END)

2.7K 106 4
                                    

Sebulan kemudian mereka benar-benar berpisah, Alya sudah tinggal bersama papanya lagi dan Alfin tinggal dirumah Putra.

“Ya ampun gue lupa belum kasih nama babynya,” Alfin melihat Kevin sedang bermain dengan anaknya, anak Alya itu laki-laki.

“Anak lo belum ada namanya?” Alfin hanya menggeleng.

Putra dan Diana yang mendengar itu mulai memikirkan nama yang cocok untuk cucu mereka.

Putra sekarang sudah benar-benar berubah menjadi baik pada Alfin. Dion dan Panji juga sudah tidak membenci Alfin lagi.

Saat Panji dulu bangkrut, Alfin dengan tulus membantu mereka. Dan kabar Wina sekarang? Wina sudah masuk rumah sakit jiwa karena kebangkrutan Panji.

“Gimana kalau namanya Elang Pratama?” Putra mengusulkan nama itu, Diana mengangguk setuju.

“Depan namanya dikasih Erlangga cocok tuh,” setelah Kevin dan Alfin berdiskusi langsung saja Kevin mengatakan itu.

“Oke, sekarang namamu Erlangga Elang Pratama. Nama panggilan kamu itu baby El” Alfin mengajak bayi mungil itu bicara, bayi mungil itu tertawa dan menepuk-nepuk pipi Alfin dan menendang dada Alfin saat dia mencium pipi El.

Kevin dan orangtuanya tertawa saat melihat Alfin ditendang baby El. Alfin cemberut karena baby El tidak suka dicium olehnya, “Padahal kan gue udah wangi.”

“Mungkin baby El nggak suka dicium sama lo Fin, lo kan ngeselin orangnya.” Alfin langsung melemparkan bantal ke arah Kevin.

“Aduh sakit,” baby El yang melihat om nya dilempar bantal langsung tertawa girang.

Setiap hari rumah Putra akan ramai dengan perdebatan tidak jelas antara Alfin dan Kevin.

Dan baby El yang dengan tingkah lucunya membuat mereka gemas ingin menguyel-nguyel pipi baby El.

Skip waktu

Sudah setahun setelah perceraian Alfin dan Alya, sekarang Alfin menikah lagi dengan perempuan bernama Alana, teman satu kampusnya Alfin.

Keluarga Alfin menerima Alana dengan baik, mereka sangat menyayangi Alana meskipun mereka tahu jika Alana itu kabur dari rumah orangtuanya yang ada di Bandung ke Jakarta, mereka tidak masalah dengan hal itu.

Alana sangat baik, dia menyayangi Elang seperti anak kandungnya sendiri, dia juga sedang hamil anak kembar sekarang usia kandungannya sudah 9 bulan.

“Mama, lihat nih ma.” Elang yang berumur 2 tahun menunjukkan gambarnya pada Alana.

“Wah bagus banget gambarnya,” Alana tersenyum dan mengelus kepala Elang dengan sayang.

“El mau dibeliin alat lukis dong ma, bial bisa ngelukis gitu.” Elang merayu Alana agar membelikannya kanvas.

“Aduh anak mama sekarang udah suka seni ya?” Elang mengangguk dengan cepat.

“Kan mama suka lukisan, jadi El mau melukis yang banyak buat mama.” Elang sangat menyayangi Alana, sejak kecil dia memang berpikir jika Alana adalah mamanya.

“Yaudah, mama keluar beli alat lukis buat anak kesayangan mama.” Alana langsung pergi dengan taksi online.

“Assalamualaikum, papa pulang.” Elang yang mendengar suara papanya langsung berlari memeluknya.

“Holee, papa pulang.” Alfin menggendong Elang dan mendudukannya di atas sofa.

“Mama dimana?”

“Beliin El alat lukis pa,” Elang bermain mobil mainan yang baru saja dibelikan papanya.

“Papa cari mama dulu ya, kamu sama om Kevin aja dirumah.” Elang mengangguk lalu meminta digendong Kevin yang baru saja masuk rumah.

Alfin sekarang sedang mencari istrinya di toko, dia melihat istrinya mengelus perutnya dan memanggil pria lain dengan sebutan sayang.

Alfin marah besar lalu pulang kerumah menunggu Alana, tanpa dia ketahui jika itu adalah Alena kembaran Alana.

“Kamu tadi selingkuh?” Alana yang baru masuk rumah langsung bingung saat ditatap tajam oleh suaminya

“Aku nggak selingkuh sayang, kamu mungkin salah paham sama aku.” Alana yang sadar jika Alfin salah paham mengira Alena saat di toko itu dirinya langsung mengelus lengan Alfin.

Alfin mendorong kasar Alana lalu marah-marah dan pergi, Putra dan Diana yang melihat itu langsung menolong Alana.

Alana langsung berlari dan mengurung dirinya sendiri di dalam kamar menangis terus sampai malam, dan pada malam harinya Alana pergi dari rumah tanpa sepengetahuan Alfin dan keluarganya.

Alfin yang merasa bersalah ingin meminta maaf pada istrinya, tapi melihat kamarnya dan lemari milik istrinya kosong langsung memanggil keluarganya dan mencari Alana tapi hasilnya nihil, tidak ada yang tahu kemana perginya Alana.

“Pokoknya El nggak mau tahu, papa harus cali mama sampai ketemu.” Elang terus menangis karena Alana belum ketemu

“Iya, mama Alana pasti ketemu.” Alfin memeluk Elang yang masih menangis.

Dan akhirnya Alfin terus mencari Alana dan anak kembarnya sampai 15 tahun lamanya.

Tamat

ALFIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang