Part_25 Bayi yang tak diharapkan

1.6K 101 0
                                    

Alya mengarahkan pisau itu kearah bayinya dengan cepat, Alfin yang melihat kenekatan Alya langsung berlari ingin menyelamatkan bayi yang masih menangis itu.

Jleb

Bertepatan dengan pisau itu Alfin langsung mengambil bayinya yang sudah diletakan dikasur oleh Alya, akhirnya pisau itu tertancap di atas kasur.

Andi dan Fian yang baru datang terkejut melihat Alya yang ingin membunuh bayinya.

“LO GILA? INI ANAK LO.” Alfin berteriak marah

“Kembalikan bayi sialan itu,” Alya semakin mengamuk dan mencabut pisau itu dari kasur.

Fian dan Andi langsung berlari mencegah Alya yang ingin menusuk Alfin yang ada di depannya.

“Kamu bawa pergi bayi itu!” Andi menatap benci ke arah bayi yang ada digendongan Alfin.

“Apa maksud papa?” Alfin dan Fian kaget menatap Andi yang menunjukan tatapan benci pada cucunya sendiri

“Kelahiran bayi itu membuat anak saya menderita. Lebih baik kamu buang saja bayi itu!”

Alfin dan Fian tidak setuju dengan ucapan Andi.

“Fin gue mohon jangan buang keponakan gue.” Alfin menatap Fian sebelum keluar ruangan membawa bayinya.

“Papa jangan nyuruh Alfin buang keponakan Fian.” Fian ingin mengejar Alfin

Tidak usah dikejar!” Fian menatap tangannya yang dicekal Andi, dia menghempaskan tangan Andi lalu berlari mengejar Alfin.

Andi menyuruh suster dan dokter menenangkan Alya lalu menyusul Fian.

“Gue mohon jangan buang keponakan gue,” Fian berlutut di depan Alfin dan menangkupkan tangannya memohon.

“Sekarang kamu pilih. Kamu memilih Alya atau bayi itu,” Andi langsung mengatakan itu saat Alfin masih diam menatap Fian.

“Papa jangan kayak gitu! Ini cucu papa.” Fian langsung berdiri dan menentang keinginan papanya

“Ini untuk kebaikan adik kamu,”

“Tapi pa...” Alfin langsung memotong ucapan Fian.

“Saya memilih bayi ini,” Alfin mengeratkan pelukannya pada bayi yang masih menangis dari tadi.

“Kalau begitu, ceraikan Alya!” Fian membelalakan matanya kaget.

Fian menatap Alfin dan menggeleng, tapi Alfin hanya diam lalu menatap bayi digendongannya yang tak mau berhenti menangis.

“Baik, saya dan Alya akan bercerai.” Fian yang mendengar ucapan Alfin langsung lemas, dia tidak ingin Alfin membawa pergi keponakannya.

“Fin, gue mohon jangan bawa pergi keponakan gue.” Fian terus memohon pada Alfin.

“Gue akan selalu ngabarin lo kok,” Alfin tersenyum lalu pergi.

“PAPA JAHAT!” Fian berteriak marah lalu berjalan cepat mengejar Alfin yang akan masuk mobil

“ARGHH.” Fian berteriak saat dia tidak bisa mengejar Alfin.

Andi dan Alya yang menyusul Fian, hanya menatap Fian. Mereka tersenyum senang saat bayi itu sudah dibawa pergi Alfin.

“Besok kamu pindah, karena kamu akan berpisah dengan Alfin.”

“Iya pa,” Alya tersenyum senang.

Mereka berdua masuk kedalam mobil dan pulang meninggalkan Fian yang masih marah-marah ditempat parkir.

“Gue ditinggal pulang.” Fian menatap datar mobil ayahnya yang melewatinya begitu saja.

Bersambung.

ALFIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang