Part_13 Rencana Jahat

2K 104 0
                                    

“Gue harus gimana ya biar Fian benci sama Alfin?” Miko mondar-mandir di dalam kamarnya.

Masih mondar-mandir memikirkan rencana apa yang akan dia gunakan.

Hp Miko bergetar. Miko mengambil hp nya, dahi nya mengernyit heran, ada telpon masuk dari Dion.

“Halo yon, tumben lo telpon gue?”

“Gue mau ajak kerjasama,” ucap Dion

“Kerjasama apa?” Miko bertanya

“Kerjasama buat hancurin Alfin.”

Miko mulai tertarik, “Gimana caranya?”

“Kita jebak Alfin, buat dia seolah-olah udah ngelakuin dosa besar.”

“Gue paham, tapi gimana?” Miko bertanya lagi.

“Lecehin adiknya Fian, terus fitnah Alfin.” Miko membelalakan matanya kaget.

“Nggak mungkin, Fian sahabat gue kalo gue ngelakuin itu terus ketauan Fian gimana? Gue gak mau Fian benci sama gue.”

Dion tertawa mulai memprovokasi Miko, “Lo mau buat Alfin dibenci Fian kan? Lo nggak lupa kan kalo Alfin udah jadi benalu di kehidupan lo?”

Miko memikirkan itu sekali lagi lalu menyetujui rencana Dion, “Oke.” Miko menjawabnya dengan yakin.

“Rencana nya malem ini, gue bakal ajak Alfin ke club dan buat dia mabuk.”

“Terus lo bawa Alfin ke kamar club yang gue sewa gitu?” Miko bertanya

“Iya, jangan sampai ada yang tau. Kalo bisa buat tuh adik kesayangannya Fian hamil.”

“LO GILA?” suara Miko memekik

“Santai aja, kan yang nikahin nanti juga si Alfin.” Dion menjauhkan hp nya saat mendengar teriakan Miko.

“Oke gue setuju.”
_____

Jam 19.00 Alfin diajak Dion keluar rumah. Alfin masih menganggap Dion kakaknya, meskipun dia tau Dion masih benci padanya.

“Kita mau kemana kak?” Alfin bertanya saat mobil Dion berhenti di depan club.

“Temenin gue minum,” Dion menarik Alfin keluar dari mobil.

“Sshh,” Alfin mendesis kesakitan.

“Tangan lo luka? Lo nyayat tangan lo lagi ya?” Dion melepaskan lengan Alfin.

Alfin mengangguk lalu mengikuti Dion masuk ke club, Alfin mual saat mencium bau alkohol dan kepala nya pusing mendengar suara musik yang keras membuat telinganya berdengung sakit.

“Nih minum,” Dion menyodorkan minuman yang di campur dengan alkohol yang langsung diminum Alfin.

Alfin mulai mabuk dan pingsan karena tidak pernah minum sebelumnya, Dion mengangkat tubuh Alfin yang kurus dan langsung membawanya ke kamar yang ada di club.

“Udah selesai?” Miko mengangguk membenarkan bajunya, dan membantu Dion menidurkan Alfin ke kasur disebelah adik Fian.

Dion memfoto Alfin dan adik Fian lalu mengirimkan foto itu ke Fian, Miko dan Dion tertawa lalu pulang meninggalkan club.

Sedangkan Fian yang mondar-mandir di depan rumah, dia khawatir karena adiknya belum pulang sejak jam 7 tadi dan sekarang sudah jam 12 malam

Berkali-kali menelpon adiknya tapi tidak bisa dihubungi, “Lo kemana sih Alya?”

Ting...

Fian menyerngit heran karena melihat nomer tidak dikenal mengirim sebuah foto.

Dia membuka foto itu lalu mencengkram erat hp nya, “Alfin sialan,” Dia mengumpati Alfin saat melihat foto itu.

Fian menuju ke Club itu dan mendobrak satu persatu pintu kamar club, dan akhirnya dia menemukan Alya dalam keadaan mengenaskan.

Alya menangis menjambak rambutnya sendiri, Fian langsung masuk dan memakaikan jaket ke tubuh adik nya itu.

Hati Fian perih melihat adiknya yang menangis dan menjambak rambutnya sendiri.

Fian mendekati Alfin dan mencoba membangunkan Alfin yang masih dibawah pengaruh alkohol.

“Bangun lo brengsek! Lo apain adek gue?”

Alfin bangun dan melihat Fian yang menahan amarah, “Kenapa?” Fian yang mencium bau alkohol dari mulut Alfin semakin marah.

Bugh

Fian langsung menonjok Alfin, “Nikahin adek gue!”

“Lo ngapain nonjok gue terus nyuruh gue nikah? Terus lo punya adek?” Alfin menggelengkan kepala nya pusing.

“LO UDAH NGELECEHIN ADEK GUE!” Fian berteriak marah sambil menunjuk adiknya yang masih menangis.

“Apa? Gue nggak inget apa-apa sumpah. Nggak mungkin gue lecehin adik lo,” Alfin membela dirinya.

“Kita tanya sekarang ke adek gue.”

“Ceritain apa yang terjadi?” Fian menuntut penjelasan dari Alya

“Gue nggak tau, ada yang mukul kepala gue terus gue pingsan. Pas bangun gue udah ada disini,” Alya masih menangis dan menarik rambutnya sendiri, dia merasa jijik pada dirinya sendiri.

Alfin yang melihat itu merasa bersalah, pasti Dion menjebaknya dan membuat oranglain jadi korban.

“Gue bakal tanggung jawab,” Alfin masih pusing karena pengaruh alkohol.

“Lo harus nikahin Alya besok! Sekarang kita pulang.” Fian memapah Alfin keluar club dan masuk kedalam mobilnya.

Alya mengikuti mereka dengan pelan, tubuhnya terasa sakit. Saat masuk kedalam mobil, Alya menangis lagi. Fian masih berusaha menenangkan adiknya yang masih menangis.

Alfin sudah tertidur lagi karena pusing, mereka pulang kerumah Fian. Alfin akan menginap karena jarak rumah Alfin sangat jauh dari club, dan ini sudah sangat malam untuk pulang.

Bersambung.

ALFIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang