Terbagi dua

69 5 2
                                    

Song by: Broken - Seether feat. Amy Lee

Aku kembali.

Meleburkan diri di atas sofa ruang tengah terbebas dari tangkapan mata siapapun. Aku tak tahu kemana perginya para pria yang kuhajar tadi pagi itu, tak kutemukan mereka di sekitar rumah. Mungkin mereka sadar dan langsung melaporkan perbuatanku pada Andrew.

Terserah.

Akan lebih baik aku membersihkan diri ketimbang aku memikirkan apa yang akan terjadi padaku saat Andrew tahu atas apa yang kulakukan pada mereka. Bepergian cukup lama nyatanya membuat tubuhku terasa lengket dan tidak nyaman meski cuaca tadi sore sangatlah dingin.

Kamar mandi di lantai atas adalah pilihanku untuk meluruhkan rasa lengket pada tubuh. Aku lebih suka mandi di sana dari pada kamar mandi di lantai satu dekat dengan dapur. Rasanya lebih nyaman di sana, lagipula lampu penerang di lantai dua jauh lebih terang dari pada di lantai bawah. Tanpa pikir panjang aku segera naik ke atas menuju kamar mandi tak membawa piyama.

Kamar mandi di atas bersebelahan dengan kamar aku dan Andrew, jika aku ingin pergi ke kamar mandi dari arah tangga aku harus melewati kamar dimana jika pintunya terbuka akan langsung menampilkan ranjang besar Andrew dan kasur kecil milikku di bawahnya, entah itu aku sengaja menengok ke dalam atau tidak.

Dan aku secara sengaja menengok ke arah kamar, memang sengaja, tapi hal yang tak kuduga adalah melihat sosok pria tengah duduk di pinggir ranjang membelakangi diriku. Pria yang tak kuharapkan pulang malam ini, suamiku. Aku seperti membeku, sungguh, tak bisa menggerakkan apapun ketika rasa takut ini mulai menjalar di pikiran. Bayangan kemarahan Andrew pun mulai menghantuiku.

Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan?

Perlahan tubuh itu bergerak naik lalu berjalan ke arah dimana aku mematung sehingga dapat kulihat kengerian matanya. Sepertinya aku harus menarik kata terseraah tadi sebab perasaanku sekarang tak sesuai dengan yang kubayangkan saat berhadapan dengan Andrew. Ini terlalu menakutkan.

Bunyi terakhir dari langkah kakinya mampu membuat jantungku terhentak. "Aku lebih suka kejujuran yang pahit ketimbang kata manis berbau kebohongan"

Aku dengan kalimat seadanya bercampur dengan gugup berkata "Tidak ada kata manis berbau kebohongan dariku"

"Kau mungkin tidak berbohong, tapi kau menyembunyikan sesuatu dariku. Aku tahu itu, dan aku tahu apa yang kau sembunyikan dariku"

Apa tuan Alex memberitahu Andrew tentang pertemuanku dengan Leah?

"Gelang monitor itu memberitahuku tentang semuanya" Bersamaan dengan itu aku reflek melihat gelang monitor.

"Jika kau tahu maka kau tak perlu bertanya padaku"

Andrew melangkah lebih dekat denganku dan takutku semakin memuncak. Dalam situasi ini apapun bisa terjadi, Andrew bisa saja mendorongku ke bawah sebab aku semakin terpojok sampai di balkon.

"Kau tidak pernah berharga dalam hidupku, Anna Claire" Aku tahu kenyataan itu, tapi mengapa aku sakit bila Andrew mengatakannya?

"Berhenti mencampuri masalah keluargaku dan jangan terlibat apapun dalam keluargaku!!"

Aku tak berani berkata. Kemarahan Andrew menguasai situasi ini dan aku tak berkutik.

"Kau menemui Leah dan berpura-pura ingin menjadi pahlawan dalam masalah keluargaku. Apa dengan itu kau merasa bahwa kau akan kuterima sebagai istriku?? Kau salah besar Anna. Kau bukan siapa-siapa bagiku!"

Aku semakin sakit.

"Apa yang akan kau katakan, huh? Apa kau akan mengadu pada ayahku karena ucapanku? Jawab aku!"

"Aku hanya ingin membantumu"

Andrew menamparku. Ia benar-benar melakukan itu padaku. Harusnya aku membalas seperti biasa, tapi malam ini semua yang ada pada diriku menciut. Keberanianku, pembelaanku, dan balasanku, yang tersisa hanya aku dan takutku

"Kau merusak hidupku, aku bahkan tidak tahu bagaimana cara menjalani hidupku lagi sejak kau hadir. Aku tidak meminta kau hadir dan aku tidak meminta kau menjadi bagian hidupku sehingga aku seolah-olah akan bergantung padamu karena kau terlibat apapun dalam keluargaku!! Aku tidak pernah memintamu!!"

"Kau tidak tahu apa-apa tentang keluargaku dan hidupku"

"Jangan merasa dirimu manusia terpenting dalam setiap cerita orang lain, Anna Claire. Kau bukan siapa-siapa"

"Kuharap kau pahami kata-kataku dan uruslah dirimu sendiri"

"Baiklah" tepat setelah satu helaan nafas yang berat aku mulai bersuara lagi. "Aku mengerti. Ayo kita bercerai"

"Lupakan impianku memiliki pernikahan yang indah. Ayo bercerai, akan kuurus surat cerai kita secepatnya"

Dan aku berada di puncak rasa sakit atas ucapan terakhirku.

Beautiful Marriage (ON GOING + REVISION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang