Si Batu yang Melapuk

77 5 2
                                    

Drew's POV

Kurasa semakin hari hidupku semakin aneh sejak istriku tak pulang. Aku tak tahu apakah bermimpi atau tidak saat ini, aku terbangun di sebuah kamar dengan kedua tanganku memeluk seorang wanita yang menyebalkan, seorang wanita yang selalu mengganggu keseimbangan hidupku, seorang wanita yang menggoyahkan rasa benciku. Anna Claire.

Apakah ini mimpi atau sungguhan?

Tunggu, jemariku bergesek lembut pada pundaknya, aku bisa merasakannya. Telingaku mendengar helaan nafasnya yang teratur. Ini bukanlah mimpi.

"Selamat pagi manusia setan"

Kalimat menyebalkan itu semakin membuatku percaya ini bukan mimpi. Sebagai balasannya aku mendorong Anna dengan kasar sampai ia jatuh ke lantai. Posisi tidurnya ada tepi ranjang jadi ia akan rentan jatuh. Tak puas dengan itu aku pun melempar bantal ketika ia bangkit.

"Aduhhh! Sakit tuan!"

"Jelaskan apa yang terjadi padaku!" Nadaku terdengar tinggi dan keras, itu karena aku sangat kesal pada si idiot itu.

Anna duduk di sampingku sambil menata bantal yang kubuang tadi "Kau mabuk, tuan Alex membawamu kemari, kau demam, dan akhirnya aku kerepotan karena merawat bayi besar yang sakit sepanjang malam"

Dengan itu aku sedikit mengingat apa yang terjadi kemarin. Anna benar, aku mabuk dan samar-samar aku merasakan Alex memapahku sampai di depan pintu lalu Anna muncul.

"Tadi malam adalah malam paling menyiksaku seumur hidup, kau tahu itu?" Kata Anna, aku tidak mengerti maksudnya.

"Saat aku mengganti kompresmu tiba-tiba kau menarik tanganku. Aku jatuh dalam pelukanmu, itu menjijikkan"

"Kau menikmati itu, huh?" Tanyaku

Anna berwajah ingin muntah "Aku jauh lebih baik dipeluk singa daripada seseorang sepertimu"

"Kalau kau jijik padaku mengapa sampai pagi ini kau tidak melepas pelukanku?"

"Karena ucapanmu yang gila" Sahut Anna tak terima "Kau bilang 'jangan tinggalkan Anna aku tak bisa hidup tanpamu' begitu"

"Kau bohong" sangkalku

"Terserah!"

"Tapi... Tadi malam tidak terjadi sesuatu di antara kita, iya kan?" Tanyaku memastikan.

"Aman, aku tidak mungkin memperkosamu" sahutnya


******       ******

Hubungan keluarga adalah hal yang paling aku benci di dunia ini. Aku tidak suka melakukan apapun yang ada kaitannya dengan hubungan keluarga seperti sarapan bersama.

Tapi kali ini, aku melakukan hal yang tidak aku sukai itu. Di depan sepiring roti bakar berselai keju dengan jus mangga sebagai pelengkapnya, aku duduk di kursi makan bersama Anna, Roz, dan Adam ayah mertuaku, sebagai keluarga.

Aku seperti linglung, aku tak menolak saat Anna menggeret tanganku memaksaku duduk di kursi makan. Apa mungkin efek alkohol itu masih bekerja sampai sekarang? Membuatku tak berdaya bahkan untuk sekedar menolak.

Selama adegan sarapan pagi ini aku menangkap semua dalam mataku, Anna yang kesana-kemari menyiapkan makanan sambil mengoceh tak penting, ayahnya membakar roti sambil bersenandung After the love has gone milik EW&F, juga Roz yang duduk sambil memainkan garpu menunggu rotinya siap.

Tiba-tiba aku merasa pundakku dipukul.

"Apa-apaan kau ini?!" Ucapku tak terima, ternyata Anna memukul pundakku dengan panci.

Tunggu, mengapa ada panci di meja makan?

"Roz bicara padamu, bodoh!"

"Maaf kakak tolong berikan botol selai itu padaku" kata Roz padaku

Beautiful Marriage (ON GOING + REVISION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang