Gundik milik Andrew

66 5 0
                                    

Jika ia (sang nyai) telah mengikatkan diri kepadanya (sang laki-laki Eropa) dan mencintainya dengan caranya sendiri, maka sang laki-laki Eropa lebih baik dinasehati agar mencari perempuan lain. Karena pembantu rumah tangga ini pencemburu dan rumit. Dalam situasi semacam itu, mereka tidak hanya menyusahkan tapi juga membahayakan.

Ia berasumsi berdasarkan prinsip: Kalau saya tidak dapat memiliki hatinya lagi, maka tidak akan ada perempuan Eropa yang bisa memilikinya dan akan membuat perempuan Eropa hancur bersamanya, hancur perlahan-lahan.

Aku membaca tulisan Uilkens yang dikutip Reggie Bay dalam buku de njai: het concubinaat in nederlands-indië. Dijelaskan bahwa gundik atau nyai begitu mencintai suami, si tuan yang telah menjajah bangsanya. Gundik adalah sebutan untuk istri tidak sah, gundik ini banyak ditemukan dalam rumah tangga pria Eropa yang dijadikan pembantu sekaligus istri tidak sah. Istri yang hanya dibutuhkan saat si tuan masih berada di tanah jajahan, istri yang ditinggal selamanya begitu si tuan kembali ke tanah asal.

Mereka ada tapi tak terlihat.
Mereka nyata tapi tak dianggap.

Kutipan itu berisi soal si gundik yang cemburu sebab si tuan yang menjadi suami memiliki perempuan lain sebelum dirinya. Bahkan, saking cemburunya gundik akan meracuni si perempuan dengan racun.

Buku ini menarik, sungguh, sebab kita dapat mengetahui sisi hitam dari sekumpulan perempuan di tanah jajahan. Perempuan tanpa daya untuk mempertahankan kebebasan sebagai manusia. Namun jika kita telusuri buku itu lebih dalam ada kemirisan yang membuatku bertanya-tanya. Jika mereka hanya dijadikan gundik oleh pria, mengapa mereka harus memiliki cinta padanya? Bukankah mereka tahu pada akhirnya mereka akan ditinggal?

Baiklah, cinta memang tidak bisa diprediksi akan jatuh kepada siapa, tetapi cinta kepada seseorang yang dianggap memiliki derajat yang lebih tinggi akan menyulitkan cinta itu sendiri. Cinta mungkin dilukai kenyataan, tapi cinta juga mungkin dikuatkan oleh kenyataan untuk semakin tumbuh sehingga orang yang merasakan cinta itu berusaha menyetarakan dirinya dengan orang yang dicintai.

Tetapi perempuan gundik cenderung dilukai kenyataan, ia mencintai suami yang telah memiliki seseorang yang dijadikan istri sebelum dirinya. Selain itu perempuan gundik tetaplah perempuan gundik, ia tidak akan menjadi ratu dalam sebuah rumah tangga sebab ia hanya pembantu yang dijadikan istri secara tidak sah.

Lalu mengapa perempuan mau dijadikan gundik untuk keluarga penjajah jika mereka tahu akhirnya? Apa karena kemiskinan keluarga? Apa mereka dipaksa mengikuti tradisi? Jika pertanyaan-pertanyaanku ini benar itu artinya mereka adalah perempuan yang tak memiliki pilihan.

Aku menutup buku itu tepat setelah mobil yang kutumpangi berhenti di depan kantor. Disampingku, Andrew, terdiam dengan muka masam. Matanya lurus ke depan tapi entah apa yang ia fokuskan. Kami tak saling bicara selama beberapa hari, tentu saja itu adalah sebab dari perdebatan kami tentang perempuan dan tugas membersihkan rumah.

"Jika orang-orang bertanya padamu soal kita yang berada dalam satu mobil, pastikan kau menjawab dengan jawaban masuk akal" ucapnya

" Tentu, aku akan menjawab 'oh, bos kita yang sangat dermawan dan ramah itu memberi tumpangan karena sekretarisnya yang sangat cantik seperti Angelina Jolie ini tak dapat menemukan taksi' begitu kira-kira"

"Itu kebohongan" tukasnya

"Itu masuk akal, bodoh"

"Sekretaris yang sangat cantik seperti Angelina Jolie, itu kebohongan"

"Itu masuk akal dan itu kenyataan" jawabku tak terima

"Itu kebohongan, kau lebih cantik dari Angelina Jolie"

"Apa?" Tanyaku

"Apa?" Tanya Andrew balik

"Tadi kau bilang apa?" Tanyaku ulang

Beautiful Marriage (ON GOING + REVISION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang