Rencana

40 7 2
                                    

Willburg company memiliki aturan bahwa setiap karyawan boleh makan siang di luar kantin perusahaan dengan waktu maksimal dua jam setiap harinya. Itulah mengapa Niall terkadang mengajakku keluar untuk makan siang, ia bilang bosan dengan menu yang ada di kantin, Feijoada, Schnitzel dengan salad dan kentang, pasta dan salad italia, selalu seperti itu.

Disinilah kami, Bleecker Street Pizza. Sesuai namanya, tempat ini menjual pizza dengan cita rasa beragam. Tak membutuhkan waktu lama untuk sampai ke sini dari kantor, hanya lima menit berjalan kaki dan tiga menit dengan kendaraan. Tapi siapa dari kami yang mau berkendara ke restoran dengan kendaraan jika masih bisa dijangkau dengan kaki?

" Apa yang kau bicarakan dengan Mr. Taggart tadi?" Niall tiba-tiba bertanya

" Pernikahan"

" Apa??"

" Uhm... ya pernikahan, maksudku pernikahan adiknya, Jordan Willburg"

Tuhan, tolong aku. Aku tak pandai menyembunyikan sesuatu dari manusia berwajah imut ini.

" Kau tampak gugup" Niall menuang Dasani water ke dalam gelasnya.

" Responmu seperti kau terkejut saat mendengarnya, itu membuatku gugup"

" Haruskah sedekat itu?" Tanya Niall, aku tak mengerti apa maksudnya.

" Apanya?"

" Posisimu dengan Mr. Taggart"

Aku memutar bola mataku, aku paling tidak suka jika diberi pertanyaan yang mengarah pada sesuatu yang tidak seperti kenyataan.

" Tidak" jawabku ketus

" Lalu?" Niall masih saja bertanya

" Aku tau kau akan menduga yang tidak-tidak, tapi semua dugaanmu jelas tidak terjadi" Aku membenarkan posisi dudukku " Aku berdebat dengannya"

" Astaga Anna! Kau berani berdebat dengan bosmu sendiri??" Aku mengangguk sebagai pengakuan, memang itu kenyataan " Apa yang membuatmu berdebat dengannya?"

" Jika itu tentang pernikahan Jordan Willburg, kau benar-benar..."

" Tidak tahu diri karena ikut campur?" Tanyaku memastikan. Aku menambah percakapan ini agar Niall percaya padaku. " Ya... seperti itu"

" Sebenarnya bukan itu, ada sesuatu yang lain" ucapku sambil memotong pizza bagianku. " Aku yakin kau tidak keberatan jika aku ingin tahu"

" Itu tidak penting, aku tidak mau membahasnya lagi"

Setelah itu baik aku maupun Niall sama-sama diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Aku dengan hal-hal menyangkut Andrew Taggart, sementara Niall... entah aku tak tahu, aku bukan pembaca pikiran. Kesenyapan itu berlangsung beberapa saat hingga akhirnya Niall kembali bersuara

" Ngomong-ngomong, bagaimana denganmu? Apa kau berpikir untuk menikah?"

" Menikah bukan sesuatu yang harus kukejar saat ini, entahlah aku hanya merasa cukup melakukan apa yang kuinginkan. Lagipula kita hidup di Amerika, orang-orang tak akan menghajarmu dengan pertanyaan 'kapan menikah' atau yang lainnya"

" Kau benar, Anna"

" Bagaimana denganmu?" Tanyaku balik, Niall diam sesaat tampak memikirkan jawaban yang tepat untuk peryanyaanku.

" Tentu saja, ketika kau sudah siap kita akan menikah"

Aku diam lagi lalu semua serasa mengikuti kediamanku, canggung pun mulai merambah di antara aku dan Niall. Kau tahu, berada di situasi canggung seperti ini bersama orang yang mengaku suka padamu pasti membuatmu tidak nyaman. Aku sekarang berada di situasi itu. Meskipun pada akhirnya Niall mengatakan bahwa ia hanya bergurau, hatinya tidak begitu. Hatinya berharap itu jadi kenyataan. Aku tahu itu.

" Aku hanya bercanda" Kata Niall, aku hanya tersenyum simpul.

" Pantas saja kalian sering digosipkan berpacaran, kemana-mana selalu berdua"

Aku menoleh ke belakang tepatnya pada sumber suara. Ialah Jack, dengan pilsner glass berisi cola, datang lalu duduk bergabung dengan Niall dan Aku.

" Kau terlambat lima menit, Gilbert" ucap Niall

" Maaf kawan aku harus mengantar berkas pada dewan komisaris dulu sebelum kesini" Sahut Jack

" Tak biasanya kau yang mengantar berkas ke dewan komisaris, kemana Dorothy?" Tanya Niall

" Mantan pacarnya datang dan memintanya untuk kembali, karena ia tidak mau terjadi keributan di kantor maka ia yang harus keluar untuk mengurusi pria menyebalkan itu" jelas Jack

" Kasihan Dorothy"

" Dimana Jessy?" Tanyaku menginterupsi

" Dia sedang mewakili perusahaan di acara seminar" kata Jack. Aku mengangguk tanda mengerti " Ngomong-ngomong, tadi aku melihat ayahmu sedang berbicara dengan tuan Willburg di ruang rapat, hanya berdua Anna"

Sial! Apa lagi ini?

" Apa perusahaan ayahmu berencana bekerja sama dengan perusahaan kita?"

" Kau mendengar pembicaraan mereka?" Tanyaku was-was, Jack terkiki pelan " Tidak ada kata 'menguping pembicaraan orang lain' dalam hidupku, Anna. Aku hanya sekilas melihat mereka sedang berbicara"

Apa mereka membicarakan pernikahanku dengan manusia lucifer itu? Atau mereka sedang berbicara soal bisnis kerja sama? Tunggu, memangnya proyek apa yang akan dikerjakan oleh perusahaan makanan ringan dengan minuman soda?

" Kurasa mereka sedang membicarakan soal kerjasama. Aku mendengar kita akan meningkatkan produksi dengan bonus minuman, untuk setiap pembelian minimal dua produk selama satu bulan" kata Niall

" Masuk akal juga, lagi pula produk vit active milik ayah Anna sangat laris di pasaran"

" Ya... mungkin begitu" jawabku

Beautiful Marriage (ON GOING + REVISION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang