Gaun Pengantin

43 6 0
                                    

A week later...

Aku terlihat mengenaskan disini, berjalan pelan tak berdaya mengelilingi deretan gaun putih suci di tempat yang mulai sekarang menjadi musuhku, fitting gaun. Ayah memaksaku datang ke tempat ini agar aku terlihat seperti siap menyambut hari terburuk di dalam hidup itu. Roz menemaniku, ia bosan mendengar berbagai penawaran model gaun dari pegawai di tempat ini jadi ia memutuskan duduk di lobi sambil bermain game di ponselku.

Aku masuk di salah satu ruang sesuai langkah kaki pegawai itu pergi. Ia berdominasi gelap dan hanya deretan lampu berjajar rapi yang menerangi sehingga gaun-gaun yang ditunjuk olehnya menjadi lebih hidup.

" Yang ini" Wanita itu mengambil satu gaun untuk diperlihatkan " gaun strapless klasik Marchesa, didesain oleh Georgina Chapman dan Keren Craig, yang menampilkan lebih dari 20 meter bahan silk radzimir dan 37 kancing di bagian belakangnya. Jauh terlihat cocok untuk anda dibanding yang tadi"

Aku tersenyum kecut sambil melihat ke tanda nama di seragamnya " Iya, mungkin kau benar Tori"

" Anda ingin mencobanya?"

" Tidak masalah"

Kuulurkan tangan untuk menerima gaun itu lalu masuk ke salah satu tirai. Aku benar-benar mencobanya, dan harus aku akui gaun ini cocok untukku. Pas dengan lekuk tubuhku dan pas dalam penglihatanku karena gaun ini tidak ramai hiasan. Aku menyukainya.

Selesai dengan itu aku keluar masih berbalut gaun yang kupakai. Niat hati ingin menunjukkan penampilanku pada Tori justru bertolak belakang dengan kenyataan. Atmosfer di tempat ini tiba-tiba mencekam sebab kehadiran satu sosok di depanku, sosok angkuh bermata elang menakutkan. Andrew Taggart.

Di belakang pria itu kulihat adikku Roz berjalan sambil menjilati permen, aku melarang anak itu makan permen, siapa yang memberikannya?

Kedatangan Roz membuat Andrew melebarkan senyum " Kuharap sifatmu tidak menurun padanya"

Aku melempar tatapan sinis padanya, tetapi tidak dengan Roz. Ia tidak takut berdekatan dengan iblis. " Terimakasih, permennya sangat enak"

Kurasa tumpukan gaun pengantin cocok untuk mengubur Andrew yang sembarangan memberikan sesuatu pada Roz. Aku semakin geram kala melihat Andrew mengusap rambut Roz.

" Ah, selamat datang tuan Taggart" Tori yang tadi hilang entah kemana menghampiri dan menyapa iblis itu.

" Kami sedang mencoba beberapa gaun pengantin untuk nona Claire, calon istri anda"

Kata-kata terakhir itu membuat sesak di dada. Sungguh.

" Bagaimana menurut anda?"

" Cantik"

Aku yakin sekali dia tidak ada niatan untuk memujiku, aku tahu itu hanya kebohongan. Wajah-wajah seperti Andrew tidak pandai menggambarkan kejujuran.

" Gaunnya. Pantas dipakai"

" Kakak sangat cantik, aku suka kakak memakai ini" kata Roz.

" Terimakasih sayang"

" Ayo pergi" ucap Andrew, cepat-cepat mengeluarkan selembar kertas cek lalu diberikan pada Tori.

" Sebentar aku perlu melepas gaun ini" kataku

Ia tidak mau menunggu, aku dan Roz dibawa keluar olehnya tanpa alasan pasti dan dengan posisi aku masih memakai gaun pengantin. Tuhan, Andrew sungguh gila!

" Lepaskan! Aku masih memakai gaun ini, dasar bodoh!!"

Aku tidak peduli makianku memicu orang untuk menatapku, aku pun tidak peduli pada Roz yang kaget mendengar makianku. Andrew sangat keterlaluan.

" Itu sah jadi milikmu. Tidak perlu protes"

Beautiful Marriage (ON GOING + REVISION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang