Saat Tuan Iblis Sakit

79 4 0
                                    

Aku tidak akan pernah memaafkanmu, Anna.

Aku benci padamu.

Jangan pernah bicara padaku lagi!

Niall mematikan sambungan kami secara sepihak. Sudah puluhan kali selama satu jam ini aku berusaha menghubungi Niall, dan puluhan kali pula Niall menolak tapi sekali Niall mengangkat aku mendapat makian keras. Tak gentar aku menelponnya lagi untuk menjelaskan padanya secara baik-baik. Tetapi aku gagal.

Ternyata pulsaku habis.

Kesal tak tersambung, aku melempar ponselku ke sofa panjang berhadapan dengan ranjangku. Kemudian aku mendudukkan diri di atas ranjang, memikirkan bagaimana cara memperbaiki hubunganku dengan Niall dan memikirkan bagaimana hubunganku dengan Andrew. Apakah aku sungguh ingin bercerai atau tidak dengannya.

Jika aku bercerai dengan Andrew mungkin Niall akan memaafkanku.

Ah entahlah, aku sangat bingung. Kenapa semuanya malah menjadi runyam seperti ini?

Andrew dan Niall membuat posisiku seperti serba salah. Mereka sama-sama benci padaku. Kenapa pria sangat rumit dan pemarah?

"Kakak apa kami bolehkah kami masuk?" Itu suara Roz dari luar kamarku.

Kamarku selalu terbuka untuknya sebab tak pernah ada sesuatu yang kusembunyikan, jadi Roz bebas keluar masuk tanpa harus meminta izin padaku. Tapi mengapa ia meminta izin kali ini? Terlebih ia mengucapkan kata 'kami'. Ah, aku baru ingat Roz sering mengajak Justin dan Cassey teman sekolahnya ke rumah dan bermain di kamarku selagi aku tidak ada.

Lebih baik aku segera membuka pintu untuk mereka daripada aku mendapat kekesalan dari tiga bocah itu. Aku beranjak lalu memutar badan kunci, siap menyambut anak-anak.

"Astaga! Demi kerang ajaib Spongebob!! Demi krabby patty dan saus tartar!!"

Bukan Roz, Justin dan Cassey yang kulihat melainkan Roz dengan dua orang dewasa berjaket hitam. Salah satu dari orang dewasa itu tengah sigap mamapah tubuh dan yang satu lagi sempoyongan tak berdaya. Roz membantu memapah pria itu.

Andrew Taggart.

"Apa yang terjadi?" Tanyaku cemas. Melihat Andrew lemah tak berdaya persis seperti saat ia melihat Michelle bersama pria lain. Apa Andrew diselingkuhi lagi?

"Andrew mabuk, sepertinya ia juga demam" Jelas Alex.

"Kakak ayo kita bawa ke dalam, aku sudah tidak kuat" sahut Roz, ya ampun anak itu baik sekali mau membantu.

Aku pun membiarkan Alex dan Roz membawa Andrew ke ranjangku. Kubantu mereka dengan melepas sepatunya lalu mengambil air hangat juga baju bekas yang sering ayah gunakan untuk membersihkan meja dapur.

Tidak ada kain lap bersih di rumahku yang super besar ini.

Tapi tenang saja, baju bekas itu bersih sebab tadi pagi aku mencucinya. Jika ayah sudah memakainya lagi tanpa sepengetahuanku, itu beda cerita.

"Roz, berikan selimut itu" perintahku dijawab dengan anggukannya.

"Apa yang terjadi, tuan Alex?"

"Kami pergi ke club untuk merayakan kerjasama perusahaan Andrew dengan orang Swiss itu. Andrew berjanji tidak akan banyak minum tapi pada akhirnya ia malah mabuk berat seperti ini"

Wajah Andrew memelas sekali, seperti anak babi baru lahir. Saat kutempelkan tanganku pada kening dan lehernya terasa sangat panas, api neraka mungkin kalah dengan panasnya. Aku pun mulai bekerja lagi sebagai istrinya, mengompres air hangat pada keningnya serta menggosok lembut dadanya dengan bawang merah. Roz membantuku memijat tangan Andrew.

Beautiful Marriage (ON GOING + REVISION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang