Sepatu Bekas Untuk Anna (2)

35 4 0
                                    

Melindungiku?

Untuk apa?

" Dia hanya tukang sapu di rumahku"

Aku hanya tersenyum singkat meskipun dalam hati merutuki ucapannya. Tukang sapu? Baiklah, saat menjadi istrinya nanti aku akan menjadi tukang sapu, yang akan memukulnya dengan sapu setiap pagi jika ia terlambat bangun. Ia pikir aku tak bisa jahat? Aku bisa menjadi nenek sihir dengan sapu terbang untuknya.

" Tampaknya kau belum menemukan wanita yang tepat setelah kita berpisah"

" Apa kau seorang janda, tuan Taggart?" Lagi, aku meringis kesakitan akibat pukulan Andrew tepat di mulutku.

" Salah, maksudku duda"

Mulutku di pukul lagi.

" Hahaha, tidak nona..."

" Anna Claire" Jawabku bersemangat

" Yeah, Anna Claire. Aku Emma Kirsten" ucapnya ramah " Aku dan Andrew pernah berkencan selama tujuh tahun dan sekarang kami... yeah... berjalan sendiri-sendiri, bukan begitu Jamie?" Ia melirik Andrew dan Andrew hanya mengangguk.

Aku mengerti sekarang.

" Oh iya" Emma menyerahkan satu bendel amplop coklat pada Andrew "Ini yang kau butuhkan, cermati setiap isi di dalamnya. Semua informasi tentang Oscario ada di dalamnya"

" Terimakasih" Ucap Andrew

" Tidak masalah. Oh iya, bulan depan aku dan Dylan akan menikah, akan menjadi suatu kehormatan bila kau datang ke pernikahan kami"

" Tentu"

Aku tidak yakin Andrew akan datang, raut wajahnya saja menggambarkan kesedihan. Tatapannya juga membuyar. Andrew pasti belum bisa menggerakkan hatinya untuk wanita lain. Emma masih singgah di sana sampai saat ini, aku yakin itu.

"Satu lagi, aku melihatnya bersama seorang perempuan tua di bandara internasional, mungkin kau bisa menyelidiki identitas perempuan itu"

"Akan kulakukan" Pungkasnya "Kalau begitu aku pergi, sampaikan salamku pada Dylan"

" Tentu"

183 Grand St, New York....

"Besok pagi hubungi pihak penerbangan, tanyakan data kedatangan penumpang di bandara pukul sepuluh pagi"

"Bukankah itu perbuatan ilegal?"

"Aku punya pistol kaliber yang cukup mematikan" Andrew berhenti melangkah lalu berbalik menghadapku "Sepertinya menyenangkan bila pelurunya menembus kepalamu"

"Oh tidak, terimakasih" Ucapku sambil tersenyum kaku

"Lakukan sesuai perintahku"

"Iya iya, dasar bawel"

Di New York saat musim gugur, bukan hanya kondisi jalan dipenuhi dedaunan tetapi malam terasa lebih lama dari siang. Mungkin itulah alasan orang-orang keluar malam ini, menikmati kota dengan berjalan-jalan, minum kopi sambil berbincang dengan temannya, atau hanya sekedar pergi tanpa tujuan. Kota ini sangat menyenangkan saat malam hari apabila menghabiskan waktu bersama yang terkasih, tapi tidak denganku. Aku tampak menyedihkan, di anggap hantu oleh Andrew dan ia selalu berjalan mendahuluiku. Hey, dia bahkan bukan orang yang terkasih di hidupku.

"Emma pasti pernah menjadi rumahmu yang paling nyaman. Iya kan?"

"Aku tidak suka pertanyaan itu"

"Tidak apa-apa tuan Andrew Taggart, tidak salah mengakui itu padaku"

"Cukup Anna!! Jangan buat aku semakin marah padamu. Kau sudah banyak membuat kesalahan hari ini!"

Oke, baiklah. Andrew marah lagi padaku dan ini saatnya aku diam. Hentikan usahaku untuk memecah kakunya suasana antara aku dengannya.

" Maaf, tuan Andrew"

" Kau bukan siapa-siapa bagiku, kau hanya bawahanku. Jadi berhentilah ikut penasaran atas urusanku, aku tidak membutuhkanmu!"

Bukan hanya Florence yang membuatku menangis malam ini, tapi manusia setan ini juga. Ya Tuhan, menangis dua kali dalam satu malam itu tidak lucu. Entah kenapa aku sakit mendengar ucapannya. Andrew benar, aku tak seharusnya penasaran tentang urusannya, aku tak seharusnya menambah kemarahannya.

Dan agar aku tidak terlihat cengeng di depannya, aku lari meninggalkannya.

Dengan sepatu bekas milik wanita masa lalunya

Beautiful Marriage (ON GOING + REVISION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang