Bab 11

28.2K 2.5K 37
                                    

“Teruntuk kalian para pembaca ter(benci)cintaku yang hanya melihat or membaca tanpa memvote amd coment TOLONG LAH YAA SEKALI-KALI PENCET TOMBOL BINTANG/VOTE KALO ENGGA COMENTNYA, HAYUKK!!! DICOBA DULU SIAPA TAU MALAH KETERUSAN"

"Tokoh, penokohan, alur, serta segala yang ada pada cerita ini hanya fiksi (tidak nyata). Apabila ada typo mohon dimaafkan"

Happy reading

*+:。.。 Antagonis? It's Me 。.。:+*

Bukannya menjawab pertanyaan tersebut Lexa malah tersenyum menyebalkan, "cieee pengen kenalan ama cecan yaa?"

Semua orang tiba-tiba terbengong atas jawaban Lexa yang narsis itu. Tapi tak bisa dipungkiri jika mereka juga terpesona dengan wajah cantik Lexa.

Seorang cowok yang tadi Lexa pukul kepalanya menggunakan sepatu berteriak marah, "heh! Maksud lo apa pukul kepala gue?!" Ucapnya sambil menatap Lexa tajam

"Kenapa? Ga suka?" Lexa malah bertanya balik.

Cowok itu menggeram marah karena pertanyaannya tidak dijawab oleh Lexa, "cewek lemah kaya lo ga usah ikut-ikutan deh!" Tunjuknya pada Lexa.

Ucapannya sontak memancing amarah Lexa. Ingat ini! Zea atau pun yang sekarang sudah berubah namanya menjadi Lexa paling tidak suka dibilang lemah. Lexa mengepalkan tangannya marah lalu berlari dengan cepat dan lincah menerjang cowo yang berkata padanya tadi.

Pertama-tama Lexa memukul tepat pada dahi cowo tadi dilanjutkan dengan menendang kakinya dengan keras, lalu terakhir menendang perutnya hingga ia terjatuh duduk sembari memegangi perutnya.

Lexa mendekati cowo, "gue lemah? Bukannya lo yang lemah? Beraninya main belakang pake acara mau nusuk dari belakang lagi tapi gagal,"

Lexa memasang wajah pura-pura sedihnya di hadapan cowo itu. Cowo itu melemparkan tatapan tajamnya pada Lexa yang memperlihatkan wajah sedih tapi terkesan mengejek itu.

-Terus sekarang lo ngatain gue lemah?"

Lexa melihat cowo itu dari atas sampe bawah, "sekarang siapa yang lemah?" Tanyanya sambil melipat kedua tangannya di dada.

Cowo tadi tidak terima atas perkataan Lexa segera bangkit walaupun perutnya masih sakit, "LO!" ucapnya sambil menunjuk tepat pada wajah Lexa.

Lexa yang ditunjuk masih berdiri santai di depan cowo itu lalu menaikan sebelah alisnya seakan bertanya 'apa?'

Cowo itu ingin memukul wajah Lexa tapi Lexa langung menghindar dengan menundukan tubuhnya. Di saat Lexa menundukan tubuhnya Lexa membalas serangan cowo itu dengan meninju dagu bawahnya hingga cowo itu terjungkal ke belakang dengan darah yang mengalir dari bibirnya.

Belum puas, Lexa kembali menghajar cowo itu dengan brutal hingga ia babak belur dan berakhir pingsan.

Setelah melihat lawannya sudah pingsan Lexa merapikan pakaiannya yang sempat berantakan akibat memberikan sedikit pelajaran ke cowok tadi. Sedangkan semua orang yang melihat aksi Lexa barusan mendadak meneguk ludahnya susah payah melihat bagaimana brutalnya Lexa menghajar cowok itu.

Kelompok yang beranggotakan 15 orang tadi lari tunggang langgang sembari membawa cowo yang pingsan tadi. 

Sekarang tinggalah Lexa dan ketiga cowo tadi. Lexa yang merasa sudah tidak memiliki urusan apa-apa lagi berniat kembali ke mobilnya dan pulang. Tetapi belum sempat Lexa melangkah sebuah suara menghentikannya.

Seorang cowo dengan kaos hitam juga headband di kepalanya bertanya kepada Lexa, "lo siapa?!" ucapnya

Lexa berdecak kemudian berbalik menghadap cowo itu, "kepo banget yaaa kek dispatch," ucap Lexa lalu berbalik ke mobilnya dan melajukannya dengan kecepatan di atas rata-rata meninggalkan mereka yang masih penasaran dengan sosok Lexa.

°°°°°

Pukul 22.00 Lexa sampai di mansionya. Tadi ia sempat jalan-jalan sebentar untuk melihat dunia ini yang ternyata tidak berbeda dengan dunianya yang dulu. Hanya saja di sini lebih tertata rapi denanhnya. Baru kaki Lexa menginjak bagian ruang tamu sudah disambut oleh Mahen yang sedang bersedekap dada

"Abis dari mana lo?" Tanyanya menatap Lexa tajam.

"Dari mana kek udah gede ini," balas Lexa acuh lalu mulai melangkah menuju tangga

"Abis ngejalang lo?"

Lexa memberhintakan langkahnya menghadap Mahen "watch your mouth! (jaga mulut lo!)" ucap Lexa menggeram marah.

Mahen malah terkekeh saat melihat Lexa, "lohh kok marah, bukannya gue emang bener?"

Lexa mengepalkan tangannya lalu dia menghela nafas untuk meredam emosinya, menghadapi satu anak setan ini harus dengan kepala dingin. "Sabar, sabar, istrinya Joon Ki ga boleh marah-marah tar cepet tua"

"Lagian lo tuh ngapain sih nanyain gue, biasanya juga ga peduli ama gue."

Mahen terdiam mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Lexa.

"Bener juga yaa kata dia kok gue sekarang kesannya kaya peduli sama dia sih?"

"Yaa kan lo adek gue."

"Ohh wow! Gue? Adek lo? Baru sekarang lo ngaku, tahun-tahun kemaren kemana aja lo? Yang ga mau ngakuin gue sebagai adeknya siapa? Padahal gue udah deketin lo, berusaha menjadi adik yang baik sampai buat gue sampe rela tangan gue luka buat bikinin lu bekel ehh malah dibuang bekelnya seenak jidat lu sendiri." Lexa tertawa sarkas.

"Jangan lupa siapa yang dulu pernah mempermalukan gue di depan umum cuma karena gue mau ngajakin lo ke kantin bareng, belum lagi semua cacian dan juga tatapan jijik yang lo layangkan ke gue. And now (dan sekarang) lo baru ngakuin gue adek lo? Are you kidding? (apa kau bercanda?)" ucap Lexa panjang lebar dan menatap sinis Mahen.

Yaa.... Lexa tau semua perlakuan Mahen kepada Alexa karena ia memaksa Alexa untuk cerita semuanya.

"Lo ga usah ngaku-ngaku sebagai kakak gue deh," ucap Lexa lalu pergi dari sana.

Sebelum benar-benar meninggalkan Mahen Lexa berucap, "ohh yaa lu udah ga perlu lagi sekarang berangkat pagi-pagi ataupun nginep di rumah temen lu karena sekarang gue udah ga nempelin lu lagi kok, lu udah bebas sekarang ga akan ada lagi hama yang ganggu lu. Sebelumnya makasih karena untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun lu nganggap gue adek lagi. Makasih, bang Mahen."

Mahen merasakan perasaan hangat saat mendengar Lexa memanggilnya abang. Entah kenapa ia menjadi merasa bersalah karena selalu mengabaikan Lexa, selalu menganggap kehadiran Lexa disekitarnya adalah gangguan, apakah selama ini ia terlalu jahat pada Lexa? Di dalam hatinya Mahen merasakan sakit saat melihat penderitaan Lexa selama ini dan penyebabnya adalah dia sendiri.

"Lexa, maaf" ucap Mahen lirih

Jangan lupa vote and coment ^^

Antagonis? It's Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang