"Tokoh, penokohan, alur, serta segala yang ada pada cerita ini hanya fiksi (tidak nyata). Apabila ada typo mohon dimaafkan"
Happy reading
*+:。.。 Antagonis? It's Me 。.。:+*
"Ganti baju sana luu," suruh Varo.
"Penampilan udah kaya gembel" Sambungnya yang mendapat tatapan tajam dari Lexa.
"Ga nyadar lu?" Tanya Lexa ketus.
Varo hanya tertawa saja. Pasalnya apa yang dikatakan Lexa benar, kedua orang itu penampilannya tidak ada yang bisa dikatakan 'bagus'.
Bau amis yang tercium dari tubuh mereka berasal dari noda darah yang terdapat di wajah serta pakaian mereka.
Hampir sebagian tubuh mereka terkena darah Celina dan Rebeca.
Melihat penampilan masing-masing, entah apa yang lucu tetapi Lexa dan Varo malah tertawa bersama.
"Ckckck jelek banget," ucap Lexa diselingi oleh tawa.
"Iya lagi," Varo membenarkan.
Bukannya mandi, dua pasang remaja itu malah duduk di salah satu kursi yang ada diruangan itu.
Lexa menghirup nafas sebanyak-banyaknya, Ia hembuskan perlahan setelah itu.
Mata tajam Varo memperhatikan setiap pergerakan yang Lexa lakukan.
"Rasanya lega," suara Lexa memecah keheningan.
"Yaa bener, rasanya lega."
"Yaudahh jangan ngeliatin gue mulu anjeng!" Ucap Lexa sambil melihat Varo tajamm.
"Hahahaha, kenapa? Salting yaa?" Katanya dengan nada jail.
"Engga, risih aja." Sanggah Lexa.
Lexa, entah kenapa dadanya sesak. Bukan, dia bukan terkena penyakit mematikan kok. Rasanya kaya sakit sekaligus lega. Mungkin ini perasaan Lexa yang asli.
Nyatanya, saat Varo menjailinya tadi masih ada perasaan senang sekaligus sesak yang menyelimuti hatinya. Benar, Lexa tidak mungkin bisa mengontrol perasaan Alexa.
Biar bagaimanapun raga ini milik Alexa, masih ada perasaan milik Alexa yang mungkin terhubung dengannya.
Dia merasa senang, istilahnya gini. Gue seneng bisa deket sama Varo walaupun bukan dengan gue yang asli.
Kurang lebih seperti itu. Berarti kalau ga salah. Yaa emang ga salah. Buktinya sekarang Lexa mulai menitikan air matanya.
Isakan-isakan kecilnya membuat bahunya bergetar. Membuat Varo mendekat ke arah Lexa.
"Kenapa?" Tanya Varo dengan suara halus.
Lexa mengangkat kepalanya, memperlihatkan matanya yang berkaca-kaca serta air mata yang mengalir.
"Lohh kok nangiss nyet? Gue bercanda doang anjirr tadi." Mimik muka Varo berubah panik.
Tangannya mengusap kepala Lexa pelan dan lembut. "Kata-kata gue bikin lu sakit hati? Maaf yaa..." Ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis? It's Me [END]
Teen Fiction[Complete] Zea, tangan kanan bos narkoba terbesar yang menjadi buronan seluruh dunia.Bagaimana jadinya jika jiwa Zea pindah ke tubuh Alexa? antagonis novel 'With You' yang nanti akan meninggal. Ikuti kisah Zea menjalani harinya di novel sebagai Alex...