Bab 29

17.2K 1K 31
                                    

"Tokoh, penokohan, alur, serta segala yang ada pada cerita ini hanya fiksi (tidak nyata). Apabila ada typo mohon dimaafkan"

Happy reading

*+:。.。 Antagonis? It's Me 。.。:+*

Setelah Javier benar-benar pergi dari sana raut wajah Lexa berubah menjadi serius.

"Gimana?" Tanya Lexa.

"Apanya?" Tanya Tian balik bertanya, tak mengerti apa yang dimaksudkan oleh partnernya itu.

Lexa berdecak kesal, "gini nih kalo kebanyakan main komputer, otaknya jadi konslet." Ucap Lexa dengan muka prihatin.

"Maksud lo?!"

"Engga,"

Kali ini Lexa kembali memasang wajah serius, "rencana kita gimana?"

"Oalahh.... Bilang dong."

Tian memasang smirk di wajahnya, "aman."

"Mau liat progressnya ga?" Tawar Tian pada Lexa.

"Lumayan, ada tontonan menarik~" Tian memasang senyuman diwajahnya.

"Wahhh, boleh tuhh... Hayukk lahh," dengan semangat Lexa mengikuti Tian .

Lalu mereka pun menuju ruangan 'itu'. Selagi menuju ruangannya Tian Dan Lexa berbincang ringan, seperti–

"Gimana kalo kita bunuh Celina terus kepalanya kita gantung Xa?" Tanya Tian memberi saran.

Lexa berdecak mendengar saran Tian, "ga mau ahh kak, ga asik."

"Ada saran lain ga?"

Tian lalu tampak berfikir sejenak, kemudian pemuda dengan surai blonde itu menjentikan jarinya, "gimana kalo bunuh Celina terus organ dalamnya kita jual?"

"Lahh emang laku? Luarnya aja udah busuk apalagi dalemnya kak." Lexa bertanya pada Tian dengan wajah julid nya.

Tian menertawakan perkataan Lexa barusan, "anjir Xa jangan gitu..."

"Walaupun bener sih," sambung Tian dan melanjutkan tawanya kembali.

"Ketawa mulu lo kak" ucap Lexa heran

"Napa sih emang? Gue ketawa bahagia yaa, dari pada ketawa karena menutupi kesedihan."

"Iyain dah,"

"Lu mau bales Celina kaya gimana?"

"Mungkin bermain dengan mentalnya sedikit?"

"Membunuh orang tersayangnya?"

"Atau badannya harus ku lukis agar dia semakin indah?"

"Dia sangat suka keindahan bukan? Wahhh aku akan membuat dia semakin indah dengan hasil karya ku!" Ucap Lexa dengan mata berbinar.

"Lebih gila dari gue," maki Tian.

Lexa merangkul bahu Tian, "kita sama-sama gilaa broo, makanya kita dipersatukan agar menciptakan kegilaan yang semakin gila~"

Antagonis? It's Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang