6. Teori Mantan Pacar

212 161 129
                                    

Fay menendang ban sepeda motornya di tepi jalan. Motornya lagi-lagi mogok, padahal baru kemarin motornya keluar dari bengkel. Fay bingung kare saat ini ia harus pergi ke tempat latihan menari, tapi bagaimana dia pergi kesana kalau mesin motornya tak mau menyala.

Semester ini, Fay mendapatkan tugas untuk mementaskan drama. Perannya yang sebagai seorang penari membuatnya sedikit bersemangat untuk berpartisipasi dalam tugas ini, karena dari dulu ia memang menggandrungi seni tari. Dan beberapa kali ia menari di atas panggung dengan membawakan dance modern yang sempat hits di kalangan anak SMA.

Namun ada yang lain dengan konsep tari yang akan ia perankan dalam tugas dramanya. Kali ini bukan dance modern dengan balutan pakaian kasual seperti yang ia bawakan sebelum-sebelumnya, tapi ia akan membawakan tari dengan nuansa kebudayaan. Sebut saja tari tradisional.

Karena itu, Minggu lalu ia mendaftar ke salah satu sanggar tari kenalan Mamanya. Dan hari ini adalah jadwal pertama Fay untuk mengikuti latihan. Masa ia datang terlambat di hari pertamanya mengikuti latihan?

"Oh, ayolah, berfikir Fay," ucapnya dalam hati. Fay memejamkan matanya dengan mengharapkan pertolongan tiba-tiba turun dari langit.

Dan saat membuka mata, ternyata harapannya tidak menjadi nyata. Tidak ada montir yang lewat atau teman yang menawarkan tumpangan untuk pergi ke sanggar tari. Namun ada cowok berkulit putih yang tiba-tiba berdiri di depan Fay.

Cowok berkulit putih itu mengenakan kaos merah dan celana cokelat selutut. Motornya terparkir di sebelah motor Fay. Kulitnya yang putih membuat Fay sedikit insecure saat melihat kulit Fay sendiri yang berwarna sawo matang.

"Motor kamu mogok ya?" Tanya cowok itu, yang membuat Fay mengalihkan matanya dari memandang tangan cowok itu yang berwarna putih pucat seperti vampir berganti memandang ke arah motornya.

"Ya. Nggak bisa dinyalain," jawab Fay.

"Boleh aku bantuin?" Tanya cowok itu sekali lagi.

"Tentu."

Cowok itu mulai mencari akar dari permasalahan mogok nya motor Fay, sedangkan Fay sibuk mengamati cowok itu sambil memikirkan hal lain. Misalnya saja, ia sedang memikirkan mengapa ia tidak menelepon Diary atau Asyila untuk mengantarnya ke sanggar tari sekarang.

Mungkin Diary bisa jadi tukang ojek pribadinya, dan Asyila yang menjadi tukang parkir motornya untuk menjaga motor Fay. Solusi itu baru muncul sekarang. Hingga cowok yang mengenakan kaos merah itu menemukan apa yang menyebabkan motor Fay nggak bisa dinyalakan.

"Motor kamu bensinnya habis," ucap cowok berkaos merah.

Fay hampir tersedak ludahnya sendiri saat mendengar pernyataan cowok berkaos merah. Namun, akhirnya ia bisa pergi ke sanggar tari tanpa terlambat setelah cowok itu membantunya membeli bensin eceran dan mengisikan ke motor Fay.

Siapa pun cowok berkaos merah dengan celana selutut itu, Fay sudah mengucapkan terimakasih walau tidak menanyakan nama cowok itu.

Fay sibuk mengikuti gerakan tarian yang dicontohkan coach nya nya bersama dengan murid-murid baru lainnya, hingga seseorang datang menghentikan latihan menari mereka.

"Handphone Mama ketinggalan."

Kedua mata Fay melotot saat melihat cowok berkaos merah itu muncul lagi di depannya. Dia memanggil pelatih tari Fay dengan kata Mama? Oh, waktu begitu singkat sampai Fay bertemu dengan cowok itu dua kali. Tadi dan sekarang.

Nerd Girl Falling in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang