10. Bertemu di Kedai

119 84 68
                                    

Aku mengantar Chelsea pulang dengan motor, ditemani Beni yang memantau dengan mengendarai motor papa ku di belakang motor ku. Kini, aku dan Beni memarkirkan motor di halaman rumahku setelah mengantar Chelsea.

Mengingat rumah Chelsea yang cukup mewah tadi, aku tidak tahu mengapa pacarnya itu berani memukul Chelsea. Ku pikir, Papa Chelsea mungkin punya uang untuk menyewa bodyguard dan menjaga Chelsea dari pemuda brengsek itu. Tapi aku juga tidak tahu Chelsea mengadukan perlakuan pacarnya itu pada kedua orang tuanya atau tidak. Karena ku kira, selama ini cinta itu buta, kan?

"Kamu masih kepikiran sama Chelsea?" tanya Beni melirikku.

Mataku kini melirik ke arah Beni. Setelah dia membuyarkan lamunanku, aku jadi penasaran padanya. Beni menatapku dengan matanya yang bingung seperti mengatakan ada apa? di dalam pikirannya.

"Kenapa kamu ada di sekitar komplek rumah ku ya?" tanyaku. Beni mengulas senyum di sudut bibirnya. Lalu duduk di kursi plastik depan jendela luar rumah ku.

"Oh itu," jawab nya. "Kamu mungkin nggak tahu kalau aku juga ada di minimarket dan lihat kamu membayarkan sesuatu ke kasir."

"Oh, jadi kamu juga ada di minimarket saat aku membeli minyak goreng dan kemasan susu kotak?" Lagi-lagi aku bertanya.

"That's right. Sebenarnya aku mau manggil kamu, tapi kamu berjalan terburu-buru. Lalu aku melihat kertas jatuh dari saku kamu. Ku pikir itu uang kamu terjatuh, ternyata ini." Beni memberikan potongan kertas berisi rincian pembayaran di minimarket tadi.

Beni menjelaskan bila dia mendengar suara anak lelaki tadi yang berteriak padaku saat aku ingin melindungi Chelsea. Dan Beni datang ketika Bobi, pacar Chelsea, akan memukulku menggunakan helm. Beruntung Beni buru-buru menepis helm yang akan dipukulkan Bobi padaku, atau kalau tidak, kepalaku akan terasa sakit terkena hantaman helm Bobi.

"Udah malem, aku pulang dulu ya, Dy. Bentar lagi sepupu ku mau ke minimarket yang tadi. Bye, Dy." Beni melambaikan tangannya padaku, lalu berjalan dengan membuka pagar rumah ku.







==🍭🍭🍭==

Chelsea harus menaiki tangga bila ingin menuju ke kamarnya. Derap bunyi sepatunya menggema hingga membangunkan Celia yang tertidur pulas di dalam kamar. Celia keluar dari kamarnya, lalu melihat Chelsea yang pulang larut dengan mengenakan seragam sekolah.

Hanya ada Chelsea dan Celia di dalam rumah, karena asisten rumah tangga mereka sedang mudik dan mama papa mereka hanya pulang tiga bulan sekali karena jadwal pekerjaan yang memadat belakang ini. Celia bahkan jarang tampak di rumah biasanya, tapi malam ini Chelsea melihat kakaknya itu memergoki dirinya pulang larut dengan mengenakan seragam sekolah. Oh, ini bukan pertanda yang baik bagi Chelsea.

Chelsea melepas kedua sepatu sekolahnya, supaya tidak menimbulkan suara di tangga, namun Celia terlanjur melihat aksi Chelsea melepas sepatu. Kini Chelsea hanya dapat menutupi luka memar di tangannya menggunakan jaket jeans abu-abu yang membalut seragam sekolahnya.

"Sudah jam berapa ini Chels?" tanya Celia. Celia yang masih mengenakan baju tidur menatap Chelsea. Chelsea terdiam sambil menenteng kedua sepatunya.

"Kamu habis main sama temen sampe nggak pulang-pulang, atau, kamu pergi sama pacar kamu sampe malem? Kenapa kamu nggak sekalian tidur aja di rumah pacar kamu. Biar Mama sama Papa tahu kelakuan kamu!"

Nerd Girl Falling in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang