7. Ulang Tahun Celia

150 119 61
                                    

Tidak seperti biasanya keluarga Wirawan punya waktu untuk makan malam bersama dengan keluarganya di rumah, namun malam ini sungguh keajaiban karena mereka punya waktu untuk menghabiskan malam di rumah tanpa memikirkan urusan pekerjaan atau pun jadwal meeting ke luar kota.

Wirawan Atmaja, nama dari seorang pria paruh baya yang sedang berusaha mengiris daging panggang menggunakan garpu dan pisau stainless itu adalah salah satu konglomerasi papan atas yang sukses membawa brand Internasional beberapa properti seperti hotel Pesona, resort, vila Mawar, perkantoran elite, Wisma Mulia, dan Plaza Marina.

Selain asetnya yang bertebaran, keluarga Wirawan juga mempunyai bisnis keluarga yang berlokasi di Jakarta, Surabaya, dan Tangerang. Marry, istri Wirawan sudah cukup tua untuk menasihati suaminya agar mau berhenti bekerja dan beristirahat sambil menikmati makan malam buatannya. Sedangkan Marry sudah lama pensiun dari pekerjaan nya sebagai pelatih vokal.

Saat ini Marry hanya ingin menikmati makan malamnya bersama suaminya, ketiga anak dan menantunya, dan keempat cucu tersayang nya. Marry sedikit menghela napas dan membantu suaminya untuk mengiris daging panggang yang dan menyuapkannya ke mulut Wirawan.

"Selamat malam, aku pulang," sahut Martin, putra pertama Wirawan dan Marry yang baru datang sambil menyampirkan jas nya di lengan sebelah kanan. Semua menoleh sebentar, lalu sibuk dengan makanan mereka.

Martin bekerja sebagai direktur utama di perusahaannya sendiri yang berdiri di bidang elektronik. Dia cukup sibuk dengan pekerjaan nya akhir-akhir ini karena perusahaan nya berhasil mengungguli beberapa bisnis perusahaan lain belakangan ini.

Dino dan Reza tidak terkejut dengan Martin yang selalu pulang terlambat. Papa mereka itu terlalu menyukai pekerjaannya hingga tidak keberatan jika harus melewatkan makan malam yang amat lezat buatan koki keluarga mereka. Bahkan Nara, Mama mereka juga biasanya pulang terlambat bersama Martin, namun entah kenapa malam ini Mama mereka pulang lebih awal dan meninggalkan Martin sendirian di kantor.

"Sorry ya, aku tadi harus pulang lebih dulu," sahut Nara seraya mengambilkan nasi ke piring Martin.

"It's okay, Honey. No problem," jawab Martin. Dino dan Reza merasa geli dengan Mama dan Papa mereka yang bersikap romantis di meja makan.

Ester selalu pulang tepat waktu dari pekerjaan nya mengajar murid-muridnya menari, dan suaminya, Brama, juga selalu menyempatkan waktunya untuk menjemput Ester. Di tengah kesibukannya berkecimpung di perusahaan makanan dan minuman yang merk nya kerap muncul di televisi, seperti; Slai A'lay, Bang-Bang, Teh Mangkuk, dan Indamie, Brama tetap memprioritaskan keluarganya.

"Ma, bisa minta tolong ambilkan ayam rica-rica," sahut Beni pada Ester. Ester dengan senang hati mengambilkan ayam goreng dengan bumbu tumis rica-rica ke piring putranya.

Berbeda dengan dengan yang lain, Glen sibuk bertengkar dengan Mario, papanya, karena memperebutkan gurami goreng yang sisa satu di meja makan. Bahkan Luna tidak dapat melerai suaminya dan anaknya yang tidak mau mengalah.

"Papa harusnya ngalah dong. Papa kan yang lebih tua," ucap Glen dengan mempertahankan gurami di atas piring dengan garpunya.

Mario melotot dan mencubit lengan Glen karena kesal hingga Glen meringis kesakitan baru Mario melepaskan cubitannya. Suasana di meja makan mendadak ricuh karena pertengkaran Glen dan Mario dalam memperebutkan Gurami goreng.

Nerd Girl Falling in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang