Prolog

461 209 219
                                    

Klop Klop Klop

Aku melangkahkan kaki ku dengan penuh percaya diri seraya mengabaikan suara gesekan sepatu kaca dengan lantai gedung yang menggema.

Seulas senyum mengembang. Aku melihat gaun pesta warna biru ku, sarung tangan tranparan, dan aksesoris pelengkap. Pakaian ini menyulapku menjadi seperti Cinderella sungguhan. Sayangnya aku lupa menyewa tongkat ajaib nya juga.

Aku mengucir rambutku ke belakang, memakai baby cream dan bedak dua lapis, blush on merah gelap, lipstik merah muda, dan kawat gigi yang rapi. Namun, aku enggan melepas kacamata minus ku karena kacamata ini amat berharga untuk membantu penglihatan ku. Ya, aku tak pernah suka memakai lensa mata.

Kedatanganku membuat para tamu takjub. Mereka berhenti mengobrol dan meletakan minuman di atas meja. Perubahan ekspresi mereka membuat ku semakin yakin jika penampilan ku tidak mengecewakan.

Namun, seperti ada sesuatu yang janggal ketika aku mengamati pakaian yang mereka kenakan, serta topeng plastik yang memberi kesan misterius di wajah mereka. Tunggu sebentar, semua tamu mengenakan pakaian kasual, bukan kostum.

Aku tidak melupakan apa yang dikatakan Reza saat mengundangku ke pesta ulang tahunnya. Dia mengatakan jika pestanya nanti itu pesta kostum, bukan pesta topeng seperti yang ku lihat sekarang.

"Dy, jangan lupa datang ke pesta ulang tahunku ya pakai kostum ala-ala disneay."

Devano Millen Syahreza. Si vokalis Superman band milik SMA Garuda Bhakti yang sering mewakili sekolah untuk mengikuti lomba menyanyi dan bersaing dengan sekolah-sekolah lain.

Aku sering menontonnya bernyanyi di atas panggung dan bertepuk tangan karena terkesan dengan penampilannya yang selalu tampak memukau di mataku. Aku adalah salah satu penggemar nya dari sekian gadis remaja yang tergabung dalam klub Reza lovers.

Lalu tiba-tiba Reza memberiku sebuah buku puisi dan mengajakku untuk berteman. Dan sebagai ungkapan terimakasih karena dia memberikan buku puisi padaku, aku menuliskan sebuah surat untuknya.

Surat berisi ungkapan terimakasih dan ungkapan perasaan ku yang sudah lama mengaguminya. Setelah berteman dekat dengannya, aku ingin mengungkapkan perasaan ku yang lebih itu padanya.

"Dy, kamu beneran mau kasih surat itu ke Reza?" Tanya Asyila dengan mata meragukan keputusan ku.

Aku menganggukkan kepala dengan keyakinan seraya melipat selembar surat ku dan memasukannya ke dalam amplop warna ungu.

"Diary, ayolah, kamu benar-benar yakin nggak membuat keputusan yang salah?" Tanya Asyila sekali lagi.

"Enggak." Aku keluar dari kelas, lalu berjalan menuju ke gerbang sekolah. Dugaan ku tepat, Reza sedang berdiri menunggu sopirnya menjemput disana.

Aku menghampiri Reza dengan menyapanya, lalu memberikan surat yang sudah ku siapkan saat bel pulang sekolah tadi. Reza menerima suratku dengan senyum yang teramat manis.

"Aku terima surat kamu dan akan membacanya di rumah, ya. Oh ya, kamu harus datang ke pesta ulang tahunku Dy. Sabtu besok, jam tujuh malam, di gedung Albert," ucap Reza setelah itu, ia masuk ke dalam mobil jemputannya yang sudah menepi di depan kami.

Nerd Girl Falling in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang