Hari yang sangat aneh, karena yang ku dengar di sepanjang jalan, orang-orang sedang membicarakan pesta, tak hanya dari mulut ke mulut, tapi juga mataku sendiri melihat nya, poster iklan pesta dansa tertempel di mana-mana, maksudku di dinding-dinding bangunan dan bertebaran seperti hujan yang turun dari langit.
Oh, menurutku ini sangat berlebihan. Baliho di sepanjang jalan pun berisi iklan pesta dansa yang membuat mata orang-orang tertarik untuk melihatnya. Termasuk aku. Untung aku dapat mengendalikan konsentrasi ku sehingga aku tidak terjatuh dari motor karena keasyikan melihat papan iklan baliho di jalan. Tidak semuanya berisi iklan pesta dansa, namun di beberapa tempat, dan itu cukup banyak.
Kali ini aku harus menghentikan motor ku agar benar-benar tidak terjatuh, karena menatap beberapa papan videotron di depan sebuah mall. Terpasang papan-papan yang menampilkan iklan ajakan untuk datang ke pesta dansa. Sedikit informasi, videotron adalah media yang menayangkan video dengan mengubah listrik menjadi cahaya, bentuknya papan besar, dan biasanya menayangkan sebuah iklan.
Brush!
Sial, air sisa hujan yang menggenang sedikit di jalan tiba-tiba menyiprat padaku. Itu karena mobil hitam yang melaju cukup kencang. Terlihat dari separuh kaca samping bagian penumpang yang menurun itu, gadis dengan bando ungu tersenyum.
"Stella?" Lirih ku. Itu nama yang ku ingat, dari cerita Reza kemarin. Dia mantan pacarnya Dino. Ku rasa dia sangat tidak menyukai ku, entah karena apa, dan aku tidak tahu kapan dia melihatku bersama Dino.
Ujung celana ku kotor dan aku harus pulang untung mengganti celana ku. Atau kalau tidak, aku akan memakai celana terkena cipratan air lumpur ke kampus. Itu akan terlihat sangat buruk, walau aku malas untuk kembali ke rumah karena itu akan memakan beberapa waktu, tapi tak ada pilihan lain.
09.10
Ku harap aku tidak bertemu dengan Stella di mana pun, walau aku se kampus dengan nya. Dia sepertinya membenciku, dan itu cukup menyulitkan ku. Pertama, menumpahkan minuman di atas kepala ku dan kedua, membuat ujung celana ku kotor. Dan aku tak tahu harus membalas apa dan bagaimana.
"CIE habis dinner sama Dino," ledek cowok yang tiba-tiba berjalan di sebelah ku. Aku merasa sedikit gugup mendengar kata dinner dan mengingat prank menegangkan di restoran tadi malam.
"Dinner?" tanyaku pura-pura tidak tahu. Lihat, wajahnya sangat menyebalkan. Mengapa aku dulu memberikan surat cinta padanya ya?
Harusnya aku tadi juga berharap untuk tidak bertemu dengannya juga. Aku lupa kalau dia juga satu kampus dengan ku. Mantan vokalis band sok ganteng. Yang pernah merobek-robek surat cintaku di pesta ulang tahunnya.
"Jealous? Cemburu kalau aku dinner dan jadian sama Dino?" tanyaku yang tentu saja jawabannya tidak, dia tidak akan cemburu sama sekali. Dan aku mengatakan itu hanya basa-basi.
"Kalau beneran cemburu kenapa? Kamu mau dinner sama aku nanti malam?" Katanya dengan mengangkat sebelah alis. Ku tabok mukanya dan menjawab, "nggak."
Dia pikir aku masih Diary yang bodoh, bucin, naksir berat padanya seperti saat SMA? NO WAY. Apa aku akan terperangkap dalam mulut manisnya itu? Lalu mau mengerjakan tugas-tugas sekolah nya kayak dulu? Kemudian datang ke pesta ulang tahunnya dan mempermalukan diriku sendiri disana?
Tidak.
"Dy!" Asyila melambaikan tangan dari jauh. Dia dan Fay menungguku di depan kelas. Aku tidak ragu untuk meninggalkan makhluk mars sok ganteng ini. Dia mempermalukan ku karena aku mirip dengan Celia, gadis yang pernah mempermalukan dia di pesta ulang tahunnya.
Dan aku baru tahu kalau Celia memang mirip dengan ku, dia saudara kembar ku? Aku masih belum yakin apa itu benar. Tapi aku ingat pesan Celia kemarin malam.
"Dy. Gimana pun juga, kita harus tahu siapa orang tua kita. Dan apa alasan mereka nitipin kita ke panti asuhan. Aku mau ke panti asuhan pelita besok pagi. Kamu mau ikut?"
Aku sibuk memikirkan chat Celia tadi malam, hingga tidak sadar jika ada kaki yang sengaja di letakan di depan kaki ku dan membuatku terjatuh. Sepatu cokelat dengan tali yang terikat rapi. Ku angkat kepala ku ke atas dan menatap Stella yang tersenyum miring dengan kedua tangan terlipat di depan dadanya.
Apa ini saatnya aku harus melawan? Diary yang tenang, cupu, dan terlalu sabar ini tidak akan diam lagi. Ya, aku sangat ingin menanyakan padanya tentang masalah nya padaku. Kenapa dia terus mengganggu ku. Tapi pertama-tama ku tatap matanya dengan tajam.
"Kamu punya masalah apa sama aku?" tanya ku dengan menatapnya kesal. Dia pasti tahu kalau aku kesal dengan sikapnya. Sikapnya yang berulang-ulang menggangguku.
"Masalah? Kamu sumber masalah nya. Jadi kamu yang bikin aku sama Dino putus? Wait, celana kamu yang kotor tadi udah ganti ya?" tanya Stella dengan mengamati ujung celana ku.
Selain mengganggu ku, dia juga menuduh ku. Putus dengan Dino? Aku penyebab nya? Aku tidak tahu sama sekali. Yang pasti dia membenciku karena hal itu.
"Putus? Aku penyebab putus? Dan kamu memang sengaja bikin celana ku kotor?" Tidak menjawab, aku balik bertanya padanya.
"YA! Aku lihat Dino jalan sama kamu setelah dia putus dari aku. Apa itu namanya kalau kamu bukan penyebab putus ku dari Dino. Oh, ya, kamu bukan penyebab putus tapi kamu penghalang buat aku kembali sama Dino. Dan ya, aku memang sengaja nyuruh sopir ku untuk ngebut biar celana kamu kena percikan air lumpur tadi." Stella tersenyum penuh arti.
Dasar cewek nggak jelas, tadi dia bilang aku penyebab dia putus dengan Dino. Sekarang dia menyebut ku penghalang dia kembali sama Dino. Yang benar yang mana? Yang jelas dia sengaja membuat celana ku kotor.
"Karena kamu udah ganti celana, baju kamu aja kali ya yang aku kotorin." Stella hendak menuangkan minumannya lagi di atas kepala ku. Pagi-pagi dia sudah membeli minuman untuk menyiram ku?
"Memangnya masih jaman ya bullying kayak jaman SMA?" tanya ku dengan memegang tangannya yang sedang memegang minuman. Lalu ku arah kan tangannya untuk membuang minuman nya.
Masih mending tangannya tidak ku arahkan untuk menyiram minuman ke mukanya. Tapi tetap saja dia memasang muka yang makin kesal.
==🍭🍭🍭==
See you on next chap
KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd Girl Falling in Love
HumorNerd girl falling in love sama cowok cakep, udah biasa ya? Tapi ini kayak mimpi, aku yang notabene nya berpenampilan nerd girl, dikeliling cowok cakep, dan parah nya mereka dari keluarga kaya! Oh no, akan kah ini menjadi mimpi indah? Atau justru aka...